Bab 6 : Sebuah Peristiwa Penculikan

25 0 0
                                    

Merauke, 5 Februari 2021

Hari ini adalah hari Jumat. Bagi peleton Letnan Agus, hari ini adalah hari di mana latihan fisik rutin akan diadakan. Tepat pukul 4, ia membangunkan semua anggotanya secara paksa untuk memulai latihan pertama. Dimulai dari pemanasan. Lalu saat udara masih dingin, mereka dipaksa harus berenang dikolam yang tentu masih sangat dingin. Tak berhenti sampai situ. Setelah mereka harus kembali berlari sejauh 1 kilometer ke sebuah tempat untuk melakukan latihan berikutnya untuk melakukan latihan berat lainnya seperti Push-up, sit-up, angkat beban, dan lain-lain.

Namun itu semua sudah biasa bagi mereka sekarang. Melakukan latihan fisik rutin yang diadakan Letnan Agus sudah tidak menjadi momok yang menakutkan lagi bagi mereka. Kemungkinan momok yang paling menakutkan bagi sebagian dari mereka ialah jika suatu hari mereka dikirim ke sebuah tempat yang berpotensi terjadi kontak senjata.

Tepat pada pukul 9, latihan pun selesai. Seperti biasa, sesudah latihan, Letnan Agus akan membagikan nasi bungkus dan 2 botol air kepada semua anggota yang mengikuti latihan. Meskipun uang yang didapat untuk membeli semua itu juga berasal dari anggota.

Setelah selesai makan, Indra terlihat kekenyangan.

"Wah! Aku kenyang. Memang kalau habis olahraga seperti ini, makanan apapun akan terasa nikmat." Ia pun berbaring. "Apa kau ada rencana untuk hari ini, Derza?"

"Kurasa tidak. Hari ini kita tidak ada kegiatan apapun. Dan aku tidak punya tujuan ke manapun. Sepertinya aku akan tetap dibarak hari ini," kata Derza.

"Hmph, sayang sekali. Padahal hari ini aku sangat bersemangat untuk jalan-jalan. Apalagi besok libur. Rasanya aku ingin menghabiskan waktu 2 hari di tempat lain selain di barak."

Derza duduk memandangi langit. Ia mencoba membuat rencana hari ini. Tapi, ia tidak memiliki niat untuk pergi kemanapun hari ini."

"Hei, habis makan jangan baring-baring seperti itu. Tidak baik untuk proses pencernaan," tegur Letnan Agus.

"Baik. Maaf Danton."

Sebuah truk pun menghampiri mereka.

"Jemputan kita sudah datang, semua bersiap untuk kembali ke barak."

[]=[]=[]

Sehabis olahraga, hal yang paling nikmat dilakukan saat kembali ke barak adalah membersihkan badan. Setelah selesai mandi, Derza memakai kaos loreng dan sebuah celana pendek. Pakaian seperti ini memang sering digunakan para penghuni barak yang sedang dalam masa santai. Ketika sedang kembali menuju baraknya, tak sengaja Derza melihat Letnan Agus sedang berbicara dengan seseorang yang sepertinya berpangkat Mayor.

Sejenak ia berpikir untuk berpura-pura tidak melihat dan melanjutkan perjalanannya berhubung mereka berdua tidak menyadari keberadaannya. Namun sebuah percakapan yang terkesan serius tidak sengaja terdengar oleh Derza. Niatnya untuk pergi pun sirna karena rasa penasaran.

"Aku dapat sebuah informasi dari salah satu Intel yang bertugas di kota hari ini. Katanya semalam terjadi sebuah perampokan terhadap sebuah toko. Katanya para pelakunya cukup banyak dan bersenjata."

"Benarkah?"

"Namun sepertinya kejadian itu tidak cocok disebut perampokan. Tapi penculikan. Mereka memakai senjata untuk menembaki seisis toko dan rumah si pemilik toko. Tak hanya itu, dikabarkan juga katanya pemilik toko itu di bawa lari kelompok tersebut. Jadi lebih cocok disebut penculikan."

"Wah, ini benar-benar kejadian yang besar. Ini masalah yang serius."

"Iya. Saat ini kepolisian kota sedang menyelidiki masalah ini lebih dalam. Meskipun kasus perampokan dan penculikan seperti ini sudah sering terjadi di kota, tapi peristiwa di kuda mati kali ini benar-benar menarik perhatian para penegak hukum. Para Intel juga dikerahkan untuk mencari informasi mengenai kelompok bersenjata itu."

Gejolak Di Bumi AnimhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang