11

1.5K 110 2
                                    

"remembering you is a way of releasing my longing for me, but if I keep doing it it will be hard for me to forget you"

_____

Happu Reading

Langit bersandar diatas rooftop sekolah. Dengan mata merah seperti orang yang sudah mabuk. Dan ini kedua kalinya Langit seperti ini, yang pertama saat dia melakukan hal yang sepantasnya tidak dia lakukan, dan yang kedua saat ini, saat pikirannya sedang bingung dan kacau.

Aku berlari keatas rooftop dan terkejut melihat kondisi Langit saat ini. Aku tau Langit berada disini karena tadi aku lihat Langit membeli minuman yang sepantasnya tidak dia beli. Dan ternyata kecurigaanku benar.

"Langit, lo kenapa? Mab-?

Kalimatku terhenti saat Langit menempelkan jari telunjuknya di bibirku.

"Kamu bawel! Sekarang mendingan kamu pergi! Atau aku bakalan lakuin hal yang sama kaya dulu!!" Bisik Langit, dengan tubuh yang sempoyongan dan penglihatan buram.

"Langit, sadar!!. Maksud kamu apaan sih?"

"Maksud aku, HAHA!! Kamu tau lah maksud aku apa. Mentari!"

"Hah? Mentari?"

"Mentari, aku itu sayang sama kamu. Jadi aku lakuin itu supaya kamu gak bisa jadi milik orang lain"

Sekarang aku tidak tahu apa maksud dari ucapannya Langit. Tapi aku penasaran kenapa ucapan Langit itu seakan dia melakukan sesuatu terhadap Mentari yang aku tidak tahu. Tapi aku juga harus berpikir positif dulu, karena saat ini yang aku tahu Langit tidak sadarkan diri, dan bisa saja apa yang dia ucapkan karena dia sedang mabuk. Dan mungkin hanya khayalan semata.

"Langit, gue bukan Mentari, gue Bulan" aku berusaha menyadarkan Langit. Tapi tiba tiba saja. Cup!. Langit menciumku. Dan mataku terbelalak melihat ini semua.

Plak!

Aku dengan refleks menampar Langit. Karena ini kali pertamanya dia menciumku, aku tau dia sedang tidak sadar tapi ini benar benar memalukan.

"Langit! Lo ini kenapa sih" bentakku.

Aku menggoyang goyangkan tubuhnya tapi dia malah pingsan dengan posisi bersandar di pundakku.

》》》

Aku berjalan kearah kelas dengan wajah syok, aku gak nyangka Langit bisa mabuk parah seperti itu, pasti masalah yang Langit hadapi itu berat sampai sampai dia melakukan hal seperti ini. Dan lebih syoknya dia malah cium aku dengan bayangan aku adalah Mentari.

Lalu apa masalahnya dengan Mentari?.

"Bulan!" Tiba tiba saja Dira mengejutkanku.

"Dira, apa apaan sih, kenapa?"

"Harusnya aku lah yang nanya kamu kenapa? Muka kamu pucet gak kaya biasanya"

"Dir, aku mau curhat. Tapi pulang sekolah ya di rumah"

"Oke, ada kak Mars kan, aku kangen nih"

Aku memutar bola mataku sambil menggeleng kepala. Ternyata Dira masih berharap kepada di Mars bodoh itu. Ganteng darimana coba tuh si Mars.

"Ada, tapi hati hati dia udah punya pacar" bisikku. Yang membuat Dira tadinya bahagia jadi muram.

Saat pembelajaran sedang berlangsung aku izin ke toilet, tapi sebenarnya bukan itu tujuanku, dan tujuanku adalah melihat Langit di Uks.

Setibanya di Uks, aku melihat Mentari duduk sambil memegang tangan Langit. Tadinya aku berharap aku yang ada disana menemani Langit, tapi sepertinya itu tidak mungkin.

Antara Bulan & LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang