05 Let The Nightmares Begin

131 13 0
                                    

Seoul, Awal Februari 2018

"APA?!"

Suara Yoon-gi hampir saja merusak indera pendengaranku. Aku langsung melirik ke arah kamar Kak Jin melalui cermin di kamarku.

"Sudah kubilang aku tidak butuh asisten, manajer, atau apa pun itu! Pokoknya aku tidak mau!!" suara menyebalkan itu membuat aku mengepalkan kedua tanganku.

"Tapi ini kan ide Bang Sihyuk PD-nim dan beliau juga sudah menerima Seonhwa bekerja di kantor kita sebagai manajermu. Apa kau masih mau menolak jika kebijakan ini adalah kebijakan dari Bang PD-nim?" suara Namjoon.

"Yah! Siapa bilang aku juga dengan senang hati menerima tawaran Namjoon untuk melamar pekerjaan di kantor kalian? Aku bekerja untuk diriku sendiri, bukan untuk melayani manusia batu sepertimu." ucapku sambil berdiri menyandarkan sikut di lemari sekat Kak Jin.

Yoon-gi yang sedang melipat kedua tangan di depan dada langsung mlengos pergi. Aku pun mencibir, lalu kembali ke kamar, membiarkan Namjoon yang berdiri terdiam dan bingung di kamar Yoon-gi.

Jadi, semalam BigHit Entertainment meneleponku melalui Doyeon. Ia memberi kabar dengan nada yang riang bahwa aku diterima bekerja di kantornya sebagai manajer Min Yoon-gi. Doyeon meneleponku dengan sangat bersemangat karena aku bisa bekerja satu kantor dengan ia dan Namjoon juga, lalu sudah mengajakku untuk selalu makan siang bersama. Mendengar suaranya yang terdengar sangat senang itu, aku jadi tidak enak hati untuk mengeluarkan kata-kata umpatan... Lagipula... Aku juga kan memang butuh pekerjaan ini...

AH AKU TIDAK TAHU!! LET THE NIGHTMARES BEGIN...

***

Yoon-gi benar-benar tidak bicara apa pun sepanjang perjalanan kami menuju kantor. Sesampainya kami di kantor pun, Yoon-gi masih bersikap dingin dan memberikan tampang malasnya setiap kali ia menangkap aku sedang memerhatikannya takut-takut.

"Eonni!" sapa Doyeon dari konter resepsionis, setelah aku dan Yoon-gi baru saja memasukki kantor.

"Hai, Seon!" sapa Namjoon yang berada di depan konter resepsionis, baru saja memberikan Doyeon kecupan semangat bekerja. Mereka memang selalu berangkat kerja bersama menggunakan bus.

Aku tersenyum pada keduanya dan langsung berlari memeluk Doyeon. "Selamat datang, Eonni! Aku sangat senang melihatmu di kantor kami, ya kan, Joon?" Doyeon melirik kekasihnya yang langsung memasang tampang sok pahlawan. Mungkin ia merasa sangat berjasa karena telah merekomendasikan aku pada Bang PD-nim?

"Jal butakdeurimnida, seonbae-nim~" kataku sambil membungkuk pada Doyeon dan Namjoon.

Doyeon terus melempariku senyuman lebar yang cantik, ketika Bang PD-nim muncul dari balik elevator dan langsung memanggil aku dan Yoon-gi ke ruangannya.

Lima belas menit berlalu, akhirnya aku dan Yoon-gi diizinkan keluar dari ruangan Bang PD-nim. Yoon-gi langsung berdiri di hadapanku ketika aku baru saja berbalik badan setelah menutup pintu ruangan Bang PD-nim.

"Jangan lakukan apa pun. Tetap diam, dan jangan ganggu aku bekerja. Oke?" ujarnya tepat di depan wajahku.

Aku menjulurkan lidah mengejek. Ia memutar bola mata, lalu pergi meninggalkanku.

"Yah! Min Yoon-gi, tunggu!" aku langsung berlari mengekor.

Aaarrggghhh hari pertamaku bekerja pasti akan menjadi mala petaka!!

***

Malam ini sudah pukul sebelas. Aku sudah mengajak Yoon-gi pulang sejak pukul sembilan, tapi ia tetap mengunci diri di studionya. Bang PD-nim memanggilku tanpa sepengetahuan Yoon-gi siang tadi, menjelaskan bahwa beliau menerimaku bekerja di perusahaannya hanya karena aku mendapatkan rekomendasian yang sangat baik dari Namjoon. Bang PD-nim bilang bahwa ia dan Namjoon benar-benar sangat mengkhawatirkan kesehatan Yoon-gi. Akhir-akhir ini Yoon-gi hampir terserang flu, dan sering melewatkan makan siang dan malam, membiarkan perutnya hanya terisi snack. Bang PD-nim juga menjelaskan bahwa Yoon-gi memang sedang berada di tengah deadline album salah satu kliennya, makanya Yoon-gi akhir-akhir ini sering terlihat kelelahan, tapi ia tetap memaksa dirinya sendiri untuk bekerja. Jadi Bang PD-nim – dan Namjoon secara implisit – memintaku untuk menjadi manajer Yoon-gi sekaligus memerhatikan jadwal makan dan istirahatnya. Benar-benar Min Yoon-gi adalah seorang balita yang merepotkan!

Aku mencoba mengetuk pintu studio Yoon-gi sekali lagi, namun tetap tidak ada jawaban dari dalam studio itu. "Yah, Min Yoon-gi! Jangan mati di dalam studio! Jangan renggut pekerjaanku! Aku baru saja bekerja di sini untuk menafkahi diriku sendiri... DON'T YOU DARE DYING THERE YOU COCKRO...,"

Pintu studio Yoon-gi tiba-tiba terbuka, dan Yoon-gi sudah berdiri di balik pintu itu, lengkap dengan jaketnya dan semua perlengkapannya. "Kau benar-benar berisik, Kim Seonhwa. Aku sangat membencimu."

Kata-katanya sangat menohok. Tapi aku tidak mau disalahkan! Ini kan sudah melewati jam kerjamu, Min Yoon-gi!!!

"Ma-maaf...," kataku.

Yoon-gi memberikan sebuah padding bulu berwarna hitam, "Ayo kita pulang." ujarnya santai.

Aku mengambil padding itu, lalu berjalan mengekor di belakang Yoon-gi yang sedang berjalan ke parkiran motor.

REMINISCENCE (Suga & Jin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang