16 It Feels Nice

57 8 0
                                    

-- Nam Hyerin POV--

Keesokan harinya aku sudah berada di ruangan Seokjin sejak pagi. Materi yang dia sajikan sangat menarik buatku dan membuatku semangat untuk menyelesaikannya. Aku membuat lembar demi lembar presentasi yang akan disajikan oleh Kim Seokjin di hari workshopnya nanti. Aku harus sungguh-sungguh dalam membuat presentasi ini. Kalau tidak, bukan hanya reputasi Kim Seokjin yang akan hancur, tetapi diriku yang lemah ini akan hancur pula oleh Kim Seokjin bila aku gagal.

Sudah hampir sore hari aku mengerjakan tugas ini, sampai aku harus memesan makanan pesan antar ke ruangan Seokjin karena aku tidak sempat membeli makanan ke kafetaria.

Setelah sekian lama, lembar demi lembar, kurva demi kurva.

"Ah akhirnya selesai juga!! Badanku sangat pegaaaal!! Sebaiknya aku rebahan dulu di sofa sebelum pulang ke rumah mumpung Kim Seokjin tidak akan ke ruangannya." gumamku. Aku langsung meluncur ke sofa empuk milik Kim Seokjin dan berbaring di atas sofa itu, dengan tangan kananku sebagai bantal yang menopang kepalaku.


--Kim Seokjin POV--

Hari ini sangat ekstra padat! Aku harus melakukan dua tindakan operasi pada anak. Aku tidak mau kesalahan fatal itu terjadi lagi, maka dari itu aku harus dua kali lebih bersungguh-sungguh. Ketika sudah selesai operasi, aku kembali ke ruanganku. Aku mendapati Nam Hyerin yang sedang tidur di atas sofa ruanganku. Setelah kupikir-pikir lagi... Ternyata wajahnya memang sangat cantik walau ada raut kelelahan di wajahnya itu. Aku tahu dia bekerja keras untuk ini. Aku melihat hasil kerjaannya di meja kerjaku dan hasilnya memang sangat sempurna. Memang pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan sangat rapi dan detail.

Setelah kurapikan kembali semua peralatan di atas meja kerjaku, aku duduk di kursi kerjaku sambil mengistirahatkan badanku. Ku pandangi wajah mungil Nam Hyerin yang sedang tertidur, bahkan dia tidak terbangun ketika kubelai pipinya yang kemerah-merahan.

"Kim Seokjin, bagaimana bisa kau jatuh cinta dengannya?" aku bicara sendiri.

Kali ini aku berani membangunkannya, bukan kenapa-kenapa. Ini di kantorku dan aku tidak mau ada orang yang melihat kemudian salah paham . "Hyerin-ah, ireona...," bisikku pelan sambil menepuk pelan bahunya.

"Hmmmm, memang sudah jam berapa ini?" tanyanya sambil sedikit mengulet, lalu bangun dari posisi tidurnya.

"Sudah pukul sembilan malam, kau tidak pulang?" tanyaku.

"Omo! Aku tidur berapa lama? Kau sendiri sudah mau pulang?" Hyerin balik bertanya.

"Tidak, aku menginap di sini. Aku tidur di kamar jaga malam ini. Aku harus mempersiapkan segalanya untuk besok." jawabku.

"Ah begitu...," raut wajahnya langsung berubah.

"Tapi aku akan mengantarmu pulang terlebih dahulu. Aku tidak mau kau pulang sendirian." kataku sambil mengambil kunci mobil di atas meja kerjaku.

"Ah tidak usah, aku naik taksi saja. Bisakah kau memesankanku taksi?" tanyanya sambil mengambil blazernya yang tergantung di kursi kerjaku.

"Kenapa? Kau tidak mau diantar olehku? Bagaimana kalau diantar supir rumah sakit saja?"

"Bukan begitu, kau akan kelelahan. Aku tidak mau kau lelah. Aku pulang sendiri saja. Tolong pesankan aku taksi." kata Hyerin lagi sambil memakai blazernya dan mengambil tasnya di sofa.

REMINISCENCE (Suga & Jin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang