32 Satu Bulan Kemudian...

77 6 0
                                    

Satu bulan kemudian...

Sore ini aku diajak Namjoon untuk menemani Doyeon membeli baju ibu hamil di mall. Ya, sejak dua minggu lalu, dokter bilang Doyeon sedang mengandung anak pertama ia dan Namjoon. Aku senang bukan main, makanya aku langsung menyempatkan diri untuk menemani Doyeon belanja di mall.

Saat ini Doyeon sedang berada di dalam fitting room, maka aku dan Namjoon duduk di depan ruang fitting room untuk menunggunya mencoba pakaian. "Joon-ah, kenapa kau bisa akting begitu rapi di depanku kemarin-kemarin? Seakan-akan kau memang tidak tahu kalau waktu SMA, aku dan Yoon-gi sebenarnya sudah saling kenal...," kataku membuka pembicaraan.

"Hmmm...," Namjoon menyandarkan kepalanya di cermin belakang kursi tunggu, lalu memejamkan matanya dengan kedua tangan terlipat di depan dada, "Jauh sebelum kau kembali ke Seoul, Yoon-gi hyung sudah bilang pada aku dan Jin hyung kalau dia akan berusaha sendiri untuk membuatmu mengingatnya kembali, jadi aku dan Jin hyung hanya menuruti kemauannya... Ya kami bersikap memperlakukanmu seperti kau dan Yoon-gi memang benar-benar orang asing yang baru bertemu satu sama lain. Aku dan Jin hyung hanya membantu kalian secara sembunyi-sembunyi... Seperti memasukkanmu ke kantorku sebagai asisten Yoon-gi hyung, atau Jin hyung yang selalu meminta Yoon-gi hyung mengantar atau menjemputmu. Tapi kurasa hal itu tidak terlalu membantu juga sih... Yoon-gi hyung bilang, kau tetap tidak merasakan apa-apa. Dan membuatmu kembali mengingatnya perlahan benar-benar memakan banyak waktu... Makanya, Yoon-gi hyung memutuskan untuk membuatmu jatuh cinta padanya seperti kepada orang baru." jelas Namjoon.

"Aaah~"

Namjoon kembali membuka mata, lalu menoleh ke arahku, "Tapi... Apa sebenarnya dia berhasil membuatmu jatuh cinta seperti kepada orang baru?"

Aku mengangkat bahu. Hmm... Pantas saja tempo hari Yoon-gi bilang Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi...

"... Setiap setelah kau dan Jin hyung video call, Yoon-gi hyung selalu sempat menghilang... Entah mengurung diri di studionya, atau bahkan pergi ke kedai kopi. Suaramu adalah salah satu hal yang sangat melemahkannya, Seon. He really really loves you, up to that point that whenever he hears your voice, he'll just unconditionally and irrevocably have the urge to hug and kiss you." lanjut Namjoon.

"Ah, really? Am I that special to him?"

Namjoon mengangkat bahu. "No, I gues you're more than that. You're addictive in his point of view."

"Tadaaa~ Kalau dress yang ini bagaimana?" tanya Doyeon setelah keluar dari dalam kamar pas dengan setelan dress berwarna peach lengkap dengan renda di bagian atas perutnya.

"Aaaakkk~~ Manis sekaliiiii adikkuuuu!" seruku yang langsung melompat ke arah Doyeon dan memeluknya.

Doyeon tersenyum bersamaku, "Jika anak kami perempuan, aku ingin menamakannya Kim Seonhwa. Supaya anakku bisa seceria dirimu, Eonni. Ya kan, Joon?" tanya Doyeon manja.

Namjoon melotot, "Hah?! Jangaaaan... Nanti anak kita bisa sejelek gadis itu!" canda Namjoon.

"YAAAAH!" Aku hendak menendangnya ketika ia sudah kabur duluan.

Kami bertiga pun tertawa.

***

Aku hendak berbaring di tempat tidur Kak Jin bersama Hyerin Eonni. Kami baru saja selesai mendekor ulang kamar tidur ini, memperluas bagian kamar Kak Jin dan sedikit-sedikit mengeluarkan barang-barang Yoon-gi dan memindahkannya ke kamar Namjoon. Yoon-gi sedang mengganti gorden kamar Kak Jin. Kamar ini akan diperluas untuk dijadikan kamar Kak Jin dan Hyerin Eonni sepenuhnya, sedangkan akhir-akhir ini aku dan Jimin membantu Yoon-gi mencicil pindahan ke kamar Namjoon-Jungkook. Saat ini Kak Jin sedang memasak makan siang untuk kami semua di dapur, dibantu Jimin. Akhirnyaaaa besok adalah hari Pernikahan Kak Jin dan Hyerin Eonni!! Aku saaaaangat bersemangat!!

"Haaah~" aku membanting tubuhku ke atas tempat tidur Kak Jin, dan berbaring di sebelah Hyerin Eonni, "Eonni, bagaimana perasaanmu? Besok adalah hari yang telah kutunggu-tunggu... Apalagi olehmu...," candaku. Hyerin Eonni tertawa kecil. "Oh ya, Eonni... Aku sangat bersyukur loh karena Jin Oppa akhirnya menemukanmu. Oppa –ku itu kan sudah tampan, pintar, jago memasak... Dia sangat sempurna! Gadis mana coba yang tahan dengan pesonanya... Siapa sih yang tidak suka padanya?"

"Ehm." suara Yoon-gi berdeham. Ia baru saja selesai memasang gorden dan hendak memajang foto-foto Hyerin Eonni di dinding.

Aku melirik malas padanya, lalu kembali menoleh pada Hyerin Eonni, "Eonni adalah satu-satunya gadis yang saaaangat beruntung bisa dicintai oleh Oppa –ku, dan aku juga sangat senang bisa menjadi adik iparmu." kataku.

Tiba-tiba Hyerin Eonni menggenggam tangan kiriku, "Seonhwa-ya, maafkan aku...," ujarnya.

"Eh?"

"Seokjin sempat terlalu fokus kepadaku saat itu kan sampai ia tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengan kalian kemarin-kemarin. Ia sangat mengkhawatirkan kondisiku yang sempat sangat drop, bahkan dokter bilang aku mungkin tidak akan selamat. Dan Seokjin juga tidak pernah memberitahumu soal obat-obatan juga terapi itu, dan ia tidak memberitahu bahwa Yoon-gi sebenarnya adalah seseorang yang sangat berarti untukmu di masa lalu. Dia bingung, fokusnya terpecah antara aku dan kau. Terlalu banyak rahasia di antara kalian dan menyimpan rahasia memang tidak selamanya bagus." cerita Hyerin Eonni.

"Sama seperti ketika kau menyimpan rahasia perjodohanmu dengan Kim Taehyung kan, Noona?" sindir Yoon-gi.

Hyerin Eonni tertawa kecil sambil mengiyakan, "Pokoknya mulai saat ini, kumohon berbahagialah kau dan Yoon-gi. Jangan pikirkan soal aku dan Seokjin lagi. Kami juga akan berbahagia selamanya. Aku kan sudah menjalani banyak terapi pemulihan, dan aku telah berjanji padanya kalau aku benar-benar sudah sembuh total, dan akan menjadi seorang istri yang baik untuknya di masa depan."

Aku mengeratkan genggamanku di tangan Hyerin Eonni, "Aku dan Yoon-gi juga tidak akan saling meninggalkan lagi. Aku janji." kataku, lalu menoleh pada Yoon-gi yang sedang memasang foto di dinding. "Aku sangat menyayangi Lelaki di ujung sana itu. Dia satu-satunya Lelaki yang aku punya sekarang, karena Jin Oppa akan menjadi milik Hyerin Eonni, kan? Aku janji akan menghabiskan sisa hidupku bersama lelaki jutek di ujung sana itu, hihihi...," ujarku yang dibalas oleh Yoon-gi yang manyun.

Hyerin Eonni tertawa kecil, "Oh ya, kumohon tetaplah bersama Yoon-gi dan nikmatilah hari esok, oke?"

Aku mengangguk sambil tersenyum pada Hyerin Eonni. Ia lalu menepuk-nepuk punggung tangan kananku pelan dan penuh kasih sayang. Aku benar-benar menyayanginya. Seandainya aku sudah mengenalnya sejak dulu...

REMINISCENCE (Suga & Jin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang