33 JinRin's Wedding

170 6 0
                                    

Keesokan harinya, Kak Jin dan Hyerin Eonni dengan lancar membacakan ikrar sehidup semati di hadapan Tuhan. Kak Jin mengecup kening Hyerin Eonni, membuat semua tamu yang hadir bertepuk tangan, termasuk aku dan Yoon-gi. Tangan kiri Yoon-gi sudah kembali merangkul leherku dan tangan kananku sudah kembali memeluk pinggangnya, ketika Jaebeom tiba-tiba muncul di hadapan kami.

"Selamat, ya. Aku turut berbahagia untuk Jin hyung dan keluargamu." kata Jaebeom. Aku mengangguk pelan sambil tersenyum.

"Terimakasih," kataku.

Yoon-gi melepaskan rangkulannya, lalu berbisik pelan padaku kalau ia ingin ambil minum. Kugenggam tangannya erat, mengisyaratkan untuk tidak meninggalkanku berdua saja dengan Jaebeom karena hal itu akan membuat suasana menjadi sangat canggung, kan?

Yoon-gi melepaskan genggaman tanganku lembut dan langsung berjalan menuju meja makan, menemui Jungkook dan Jimin.

Aku menggigit bibir bawahku, tidak tahu harus membicarakan apa dengan Jaebeom.

"Maafkan aku... Aku sempat memisahkanmu dengan Yoon-gi hyung." katanya. Ia menghela napas, "Sekarang aku mengerti kenapa kau tidak menerimaku. Aku benar-benar tidak tahu kalau kalian sebenarnya sudah 'menikah' sejak SMA dulu." ia tertawa kecil.

Ya Tuhan... Aku benar-benar sangat merindukan tawanya itu... Tidak, aku merindukan dirinya! Sangat!

"Jangan bilang maaf. Tidak ada yang salah di sini. Semua karena takdir. Aku memang harus kembali pada Yoon-gi... Justru setelah bertemu denganmu." kataku.

Jaebeom tersenyum kecil, lalu ia langsung mengulurkan tangan. "Berbahagialah selalu, Noona. Senang berteman denganmu."

Aku pun menjabat tangannya, "Kuharap kau juga bahagia, Kim Jaebeom. Terima kasih."

Jaebeom melepas jabatan tangan lima detik kami itu, "Bolehkah aku... Memelukmu untuk yang terakhir kali?" tanya Jaebeom.

Aku menoleh ke arah Yoon-gi yang sedang mengamati kami dari jauh, lalu ia tersenyum padaku.

"Yoon-gi hyung sudah tahu kalau aku akan berpamitan denganmu. Aku memberinya pesan singkat sebelum ke sini. Aku akan ikut Pamanku ke Jepang untuk membuka cabang baru di sana. Belum tahu berapa lama... Yang pasti... Aku tidak akan berada di Seoul untuk waktu yang cukup lama." jelasnya.

Seluruh syaraf tubuhku dengan refleks langsung memeluk Jaebeom, "Berbahagialah, Kim Jaebeom." kataku sambil menepuk-nepuk punggungnya pelan.

Kurasakan Jaebeom sempat mengecup puncak kepalaku selama beberapa detik sebelum berkata, "Ya, tentu." Lalu ia melepaskan pelukanku. "Selamat tinggal, Kim Seonhwa. Aku... masih amat sangat menyayangimu." katanya sambil memegang tangan kananku... dan melepas genggamannya perlahan... kemudian menghilang di keramaian.

Yoon-gi muncul dengan sekaleng soda dan langsung merangkul pinggangku. Aku langsung membuka kaleng soda itu dan meneguk isinya.

"Dia selalu ingin mengambil dirimu dariku, ya? Tapi aku tetap akan selalu menganggapnya sebagai adikku sendiri." kata Yoon-gi.

Aku tersenyum, "Bagaimana dengan Bibi Min?" tanyaku, membuat senyum Yoon-gi memudar. Ia melepas rangkulannya di pinggangku.

"Aku akan menemui Jin hyung," Yoon-gi hendak menjauh pergi, namun langsung kugenggam tangan kirinya erat. Aku menautkan kelima jariku di sela-sela jemari tangan kanannya.

REMINISCENCE (Suga & Jin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang