14 Moonsil

73 6 0
                                    

September, 2016

Autumn is coming!

Sudah lima bulan aku berada di Seoul, dan banyak sekali pelajaran yang sudah aku dapat selama ini. Berkat anak-anak, aku pun bisa melewati hari-hari dengan bahagia. Masa-masa awal penelitianku selama lima bulan berjalan lancar. Prof.Kim sangat baik, dia selalu memberi arahan dan respon positif pada setiap hasil yang telah aku dapatkan. Dan juga Kim Seokjin, kami berdua pun menjadi team yang baik dalam penelitian, tidak jarang dia membantuku menyelesaikan tugas walau dia pun harus mempersiapkan simposium dan workshop berbagai rupa. Entah bila dia sedang serius seperti itu, ia terlihat seperti seseorang yang jenius dan berwibawa.

Hari ini aku mengunjungi Moonsil di kamar rawatnya. Kondisinya semakin menurun sebulan terakhir ini. Mungkin karena infeksi paru-paru yang sudah sangat menyebar. Sehingga dia harus masuk ruang isolasi. Ketika aku sampai di sana, kulihat Kim Seokjin sedang memeriksa Moonsil.

"Selamat pagi, uri Moonmoon, lihat apa yang Noona bawa," kataku sambil menunjukkan mainan Gundam yang sudah kubeli pagi tadi sebelum ke sini.

"Aku suka! Aku suka.. uhuk uhuk..," Moonsil terlihat sangat bersemangat, namun ia masih terlihat lemah.

"Kau jangan terlalu lelah ya. Boleh bermain, namun harus istirahat, oke?" jelas Kim Seokjin sambil mengacak-acak rambut Moonsil.

"Aku bosan, Ssaem. Tanganku sakit disuntik terus..," keluh Moonsil sambil manyun.

"Ah, uri Moonmoon pasti sembuh. Gundam akan mengambil semua rasa sakit di tubuhmu, oke?" hiburku.

"Benar kata Hyerin Noona, kamu harus semangat, eoh? Jagoan masa kalah...," ujar Seokjin.

"Aku senang bertemu Noona.. Aku senang punya dokter seperti Ssaem. Aku mau bersama kalian terus. Aku mau sembuh dan tidak sakit lagi." ucap Moonsil.

"Yap, kamu pasti bisa, Sayang~" ujarku sambil memeluk Moonsil dan mengelus kepalanya.

Aku dan Seokjin keluar dari ruangan karena memang kami, maksudku... aku, tidak boleh mengunjungi Moonsil terlalu lama, karena dapat menambah infeksi untuk anak itu.

"Kim Seonsaeng, apa kondisi Moonsil baik-baik saja?" tanyaku setelah Seokjin menutup pintu ruang isolasi.

Seokjin menghela napas frustrasi, "Sejujurnya kondisinya menurun jika dilihat dari hasil laboratorium. Leukositnya semakin meninggi dan LED-nya juga meningkat, yang berarti infeksinya makin luas. Dia akan mudah sesak. Dan yang aku takutkan dia mengalami apnea atau gagal napas." jelasnya dengan wajah serius.

"Tapi bukankah semua terapi sudah diberikan?" tanyaku lagi.

Seokjin mengangguk. "Yap, dia akan pulih. Kita hanya harus berusaha lebih ekstra untuk merawatnya. Jangan khawatir, oke? Aku pergi dulu, aku ada jadwal operasi." jelas Seokjin lalu ia pergi sambil menepuk bahuku.

Aku butuh pantai!

Setiap kali aku sedang penat, aku harus melihat pantai! Akhirnya hari itu juga aku bersiap-siap pergi ke Eurwangni Beach dekat Incheon. Jika naik mobil hanya satu setengah jam saja dari Seoul. Aku berniat untuk menghabiskan akhir mingguku di sini. Aku sangat butuh menghirup oksigen laut untuk menghilangkan stres-ku.

***

--Kim Seokjin POV--

Aku harus menghadiri seminar hari Sabtu ini di Incheon, lokasinya dekat pantai Eurwangni. Alangkah senangnya bila aku bisa pergi ke pantai untuk berlibur bersama teman-temanku. Namun sekarang, aku pergi ke pantai untuk menghadiri sebuah workshop.

REMINISCENCE (Suga & Jin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang