Aku adalah sebuah kegagalan. Aku tidak berhasil membuat diriku sendiri bahagia, atau merasakan kebahagiaan yang orang lain berusaha berikan. Alih-alih berusaha membuka pikiran dan diri, aku malah menggerus kebahagiaan orang lain. Yang seharusnya bisa bersumber dariku juga, tetapi kini ia malah berlari terbirit takut bahagianya akan aku renggut.
Aku adalah sebuah kegagalan. Aku tidak berhasil membuat orang disekitarku bahagia. Kehidupan yang berjalan naik turun sesukanya bak komidi putar yang enggan berhenti, membuatku gagal memberikan kebahagiaan untuk orang-orang. Malah membentukku menjadi pribadi yang tidak pantas untuk sebuah bahagia.
Aku adalah sebuah kegagalan. Aku gagal menjaga kebahagiaan yang sebelumnya sudah aku miliki, dan kini pergi begitu saja seperti daun terakhir yang jatuh di musim gugur. Bahagia sudah lelah bertandang karena tuan rumah enggan paham bahwa arti hadirnya bermakna, bahagia pun kecewa dan pergi dengan mudahnya.
Aku adalah sebuah kegagalan, karena untuk menjadi gagal pun aku tidak pernah gagal. Aku sampah yang haus kebahagiaan tapi tidak pernah berhasil mendapatkan, menjaga, dan menyebarkan bahagia itu sendiri. Aku gagal membahagiakan, sehingga akupun gagal untuk menjadi bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah sampah rasa;
Puisikadang manusia tak sanggup menahan seluruh rasanya sendirian, kadang harus ia muntahkan sebelum akhirnya meracuni, dan kadang, tak semuanya indah; hanya rangkaian kata dikala gundah.