Your vote and comment are so precious for me. So, jangan lupa diramein tiap paragrafnya! Love u and miss u all.
***
Rasa ini kian menggila, menampar ilusi bahwa aku membenci. Sekarang aku sadar, aku telah kalah. Telak.
—Crescencia Agdanifansya***
"Gila aja ya, setelah sekian purnama mereka akhirnya jadian juga," kata salah satu teman Cia yang duduk di bangku paling belakang. Gadis berkucir satu itu meletakkan ponsel ke atas meja lalu menatap teman-temannya. Dia terlihat tengah menanti tanggapan dari mereka setelah melihat kabar yang beredar.
"Lagian siapa sih yang nggak mau sama Samantha, udah kaya, cantik, pinter lagi," sahut gadis lain yang duduk di hadapan gadis pertama. Ucapan gadis itu langsung mendapat anggukan setuju dari yang lain.
"Kira-kira mereka sedekat apa, ya?" Tanya si gadis pertama setelah menyadari bahwa foto yang dipost Samantha di instagram pribadinya berlokasi di rumah Arka. Dalam foto itu terlihat Samantha dan Mama Arka berfoto bersama dengan pose yang lucu untuk dua orang beda usia.
"Udah jadian dari lama nggak, sih?"
"Kayaknya, sih, iya," sahut si gadis itu menjawab pertanyaan temannya. "Mereka kayaknya backstreet terus sekarang go public."
"Samantha pasti kepikiran soal foto kemaren itu nggak, sih? Dia pasti takut Arka diambil sama cewek rendahan kayak dia," kata salah satu gadis bername tag Nanda sembari melirik Cia. Dia secara terang-terangan menyindir Cia soal fotonya dan Arka yang terlihat sedang berciuman.
"Kalau kata gue sih bukan takut ya, tapi lebih ke nggak rela aja kalo cowoknya deket-deket sama cewek itu," tambah gadis lain menyutujui ucapan Nanda.
"Maksud lo apaan ngomong begitu? Lo nyindir gue?" Cia yang duduk di hadapan mereka membalikkan badan. Gadis itu bertanya dengan alis bertaut dan wajah menahan kesal. Cia tentu merasa tidak terima saat namannya kembali dikaitkan dengan hubungan Samantha dan Arka. Ia tidak sudi dikatakan sebagai perusak hubungan dua orang menyebalkan itu.
"Lo kok ngerasa, sih? Padahal kita-kita nggak ada sebut nama," kata Nanda mengejek Cia. Gadis yang memang dari awal tidak menyukai Cia itu kemudian tertawa. Menertawakan Cia tentu saja.
"Lagian harusnya lo tuh sadar diri, Cia. Cewek miskin kayak elo nggak bakal bisa bersanding sama Arka. Apa pun usaha yang lo lakuin nggak bakal bisa ngalahin Samantha," sahut Julia menanggapi perkataan Nanda. Dia yang berharap bisa masuk dalam sirkel Samantha menggunakan kesempatan ini untuk mencari muka.
"Lo nggak malu ngelakuin hal serendah itu? Urat malu lo putus sampai berani godain Arka segitunya?" Tanya Nanda mengungkit persoalan foto ciuman. Dia yang sejak dulu ingin mempermalukan Cia merasa foto itu jawabannya.
"Mata lo buta sampai nggak bisa lihat kalau Arka yang nyosor gue duluan? Lo kalau—"
Ucapan Cia terpotong dengan menguarnya tawa teman satu kelasnya. Mereka yang kebanyakan memihak Arka dan ingin menjadi teman dekat Samantha tentu merasa lucu dengan apa yang dia katakan. Kata-kata Cia seperti lelucon di pagi yang sedikit mendung itu. Ucapan gadis itu berhasil membuat ruangan yang semula sepi menjadi pecah seketika.
"Selain murahan, lo ternyata juga suka ngarang cerita, ya?"
Harusnya Cia sadar bahwa teman sekelasnya sengaja memancing amarahnya. Cia harusnya bisa menahan diri untuk tidak menanggapi hinaan mereka dan juga nembela diri. Cia harusnya bisa melihat bahwa posisinya di sana sangat tidak menguntungkan. Ia yang berada di antara penggemar Arka dan Samantha tentu tidak akan bisa menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shouldn't Be
Novela Juvenil"Hadirmu bukan sebagai obat, melainkan cacat yang membuatku sekarat." *** Arkananta Abraham nampaknya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan lika-liku dunia. Hidupnya yang serba mujur dan teratur membuat ia lupa bahwa segalanya bisa hancur lebur. A...