Part 15 | Point Of No Return

216 88 19
                                    

Part terakhir di tahun 2022. Hope u like it and see u next year!

***

Akan ada jeda dalam setiap cerita, akan ada saat di mana mata tidak bisa melihat kebenaran yang ada.
—Maverick Zhafran Carmichael

***

Cia meringis kesakitan setelah tubuhnya didorong kasar menuju gudang belakang. Ia yang baru saja menginjakkan kaki di sekolah bukannya mendapat sambutan hangat justru kembali menjadi korban bully. Cia dengan nafas tertahan lantas memejamkan mata ketika satu ember air kotor mengenai tubuhnya. Gadis itu dengan kedua tangan terkepal memeluk diri berusaha menutupi pakaian dalamnya yang terekspos.

Di depan gadis itu ada Zara dan Luna bersama beberapa teman dakjalnya. Mereka sedang tertawa penuh bahagia melihat bagaimana kondisi Cia sekarang. Zara bahkan tanpa rasa belas kasihan kembali melemparkan beberapa telur busuk ke arah Cia. Membuat gadis yang tidak tahu letak kesalahannya itu harus menahan mual dibuatnya.

"Itu buat elo yang suka gangguin hubungan orang, dasar murahan!" Luna berkata tajam diiringi gerakan melempar telur untuk terakhir kali. Gadis jelmaan iblis itu lantas melipat tangan di dada dan menyorot Cia dengan tatapan menghina.

Sedangkan Cia yang mendapat perlakuan itu rasanya ingin menangis di tempat saat merasa tubuhnya mulai terasa lengket dan bau. Ia rasanya ingin berteriak di hadapan mereka bahwa ia tidak tahu di mana letak kesalahannya. Cia merasa beberapa terakhir sudah berusaha menghindari Arka dan tidak membuat masalah dengan Samantha. Namun kenapa dirinya masih menjadi sasaran bully mereka bahkan sampai separah ini?

Dan untuk tuduhan yang mengatakan dirinya senang mengganggu hubungan orang sama sekali tidak bisa ia pahami. Dari segi mana ia dikatakan seperti itu dan hubungan siapa yang mereka maksudkan? Cia merasa sampai detik ini tidak pernah mendekati pacar orang seperti yang mereka katakan. Dirinya juga sudah tidak berhubungan dengan Arka kalau mungkin itu yang dimaksud mereka.

"Harusnya lo tuh sadar diri bitch, lo itu nggak lebih dari upik abu kalau dibandingin Samantha yang setara berlian. Ditambah kelakuan lo yang menjijikkan kayak gini, lo semakin nggak ada harganya." Suara Luna yang penuh penghinaan menguar di udara. Membuat kepalan tangan Cia semakin erat di depan dada.

"Lagian lo tuh punya apa sih sampai berani godain Arka kayak gitu?" Tambah Zara melemparkan pertanyaan pada Cia. Dia yang melipat tangan di dada terlihat semakin menjengkelkan untuk dipandang.

"Gue nggak pernah godain Arka." Cia membalas dengan suara pelan dan bergetar. Rasa dingin dari angin yang berhembus mulai terasa di tubuhnya.

Zara tertawa sarkas. "Terus maksud lo nyebar gosip kalau Samantha ngebully orang dan ngadu ke Zhafran itu apa? Tujuan lo ngelakuin hal itu buat apa kalau nggak caper ke Arka?"

"Gue nggak ngerti maksud—"

"Alah nggak usah sok polos deh lo! Lo pikir kita bakal termakan wajah innocent lo itu?" Alis Zara menukik tajam beriringan dengan suaranya yang naik beberapa oktaf. Raut wajahnya terlihat mengeras seolah siap menumpahkan amarahnya.

"Kalian kenapa sih segitu bencinya sama gue? Gue punya salah—"

Byur ....

Jus alpukat yang sebelumnya ada di genggaman tangan Natalie mendarat di dada kiri Cia. Membuat cairan berwarna hijau yang ada di dalam cup itu berhamburan memenuhi lantai dan mengotori pakaian mereka. Pertemuan antara kulit dan cup plastik itu bahkan berhasil membuat Cia memejamkan mata dan meringis nyeri. Dia tidak berbohong bahwa hantaman itu membuat dadanya terasa sesak sekarang.

Shouldn't BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang