24$

1K 85 2
                                    

Estafet CHAPTER...

><><><><><><><

"Jadilah sempurna untuk dirimu sendiri. lakukan yang terbaik untuk dirimu sendiri. hargai dirimu sendiri, maka orang lain akan memandangmu dengan penuh takjup. karena kalian adalah sebuah permata yang masih belum di poles. ketahuilah kalian berharga."- by Author.

..........

Jatuh cinta. Dua kata dengan ribuan makna. Sebenarnya aku tau apa itu jatuh cinta. Aku tau dan aku pernah merasakannya. Memperjuangkan seseorang yang berarti bagi kehidupan kita. Memperjuangkan seseorang yang sudah mengobrak-abrik seluruh kehidupan kita, dan membuatnya begitu spesial di matamu. Yeah. Aku sudah merasakannya. Aku tak ingin milikku dibagi atau di sentuh oleh orang lain. Dan aku sudah mendapatkannya. Mendapatkan orang yang aku cintai, menjadikannya benar-benar milikku seorang.

Tapi bagaimana bila saat kau jatuh cinta dengan orang yang sudah menjadi milikmu, tiba-tiba perasaan tertarik akan seseorang yang sama sekali tak kau sadari hadir? Bisakah kau menampiknya? Atau kau hanya pura-pura acuh akan perasaan yang secara perlahan mulai menyiksamu? Perasaan yang mungkin tidak kau sadari secara sadar kini mulai membuatmu gelisah, membuatmu takut dengan hal yang sepatutnya bukanlah kewajibanmu merasakannya. Harus berbuat bagaimana kau bila mengetahui perasaan itu mulai tumbuh menjadi benih kecil dan mungil dalam hatimu?

Itulah yang aku rasakan. Rasa bersalah, rasa takut, rasa kecewa, rasa marah, semua seakan diaduk menjadi satu dalam otak kecilmu. Perasaan-perasaan yang selalu menghantui dirimu disetiap detiknya ketika kau menatap seseorang yang sudah menjadi milikmu. Dapatkah aku menyalahkan perasaan kecil yang tumbuh subur ini? Atau menyalahkan waktu yang mempertemukan mereka? Ataukah taktir yang menuliskan history yang tidak seharusnya?

"Jake? Kenapa kau melamun? Apa kepalamu masih sakit? Aku ambilkan obatnya ya." Sudah lebih dari 3 hari yang lalu setelah aku keluar dari rumah sakit. Dan perawatan intensif dari pihak dokter. Memeriksa hasil kesehatanku yang mungkin saja masih terjadi getaran shock akibat benturan keras yang terjadi saat aku mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu.

Aku tersenyum dan menggeleng pelan. Menarik tangan Clara dan mendudukkannya pelan. Lalu mataku melirik pada perut Clara (yang tidak aku sadari) sedikit membuncit. Melihat itu hatinya sedikit tercubit karena bentuk penyesalan yang mendalam. Rasa menyesal menyelimutinya. Ada janin mungil yang bersemayam dalam rahim istrinya, dan bodohnya dia, dia baru mengetahui itu dari 2 hari yang lalu. Dan itupun dari mertuanya. Jake menghela nafas, lalu memeluk pinggang istrinya. Harusnya perhaian dia berikan pada istrinya yang tengah mengandung anaknya. Bukannya malah mengawatirkan hal tak perlu.

"Kenapa kau tak memberi tahuku? Kalau kau tengah hamil?"

Clara tampak menundukkan wajahnya. Aku mencoba meraih dagunya dan membuatnya menatapku. "Maaf. Aku takut memberi tahukan padamu. Perhatianmu masih tertuju pada Kak Luke. jadi aku berniat memberitahukan bila nanti semua sudah selesai. Dan maaf aku menyembunyikan kejadian dulu."

Aku merengkuh tubuh Clara yang mulai bergetar. Bukan salahnya bila aku mengingat itu, bukan salahnya juga bila aku melupakannya. Semua terjadi begitu saja. Hatiku memanglah hanya untuk istriku. Dan itu bulat, mungkin aku merasa tertarik pada Kak Luke karena aku kagum dengan sosok itu. Dia begitu tegar, baik hati dan penuh misterius. Yeah. Benar. Tak seharusnya dia memperhatikan Kak Luke dan mengabaikan istrinya.

Dia menjadi seorang ayah. Harusnya dia senang. "Apa kau senang telah menjadi seorang ayah?" Aku menatap mata Clara yang menaapku. Tentu saja aku tersenyum dan mencium pipi Clara. "Tentu. Aku sangat senang, akhirnya kau mengandung anak kita. Bukankah ini adalah kado terindah yang Tuhan berikan pada kita?"

[3] Different Love (yaoi) (MxBxM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang