4$

3.3K 191 26
                                    

selamat menikmati. :)

semoga nggak mengecewakan. :(

><><><><><><><><><><>><><><><><>>

Daniel mengernyit heran saat menatap atasan kecilnya itu membanting leptop yang ada di pangkuan atasannya. Bahkan umpatan serta kata-kata kasar tertuju pada bawahannya. Dia menatap Kevin dengan tatapan bingung, tak biasanya atasannya itu melampiaskan amarahnya terhadap sebuah benda mati. Memang atasannya itu terkenal dingin, dan tegas. Otoriter dan juga tak mau mengalah, serta egois. Tapi sepanjang 3 tahun lamanya bekerja sama dengan atasannya itu baru kali ini dia melihat atasanya itu melampiaskan amarahnya. Daniel lebih memilih meletakkan kembali beberapa laporan yang ada ditangannya, dan menghampiri atasan kecilnya itu untuk menenangkannya.

Terlihat bawahannya sudah mulai tertekan akan situasi yang di buat oleh atasannya itu. Dengan cepat dia menarik tangan Kevin yang akan kembali melempar benda mati kembali kearah lantai. Tapi kali ini adalah sebuah gelas kaca. "Was ist los mit dir, Kevin? Du siehst heute verӓrgert aus. Du erschreckst meinen Hintern. (Apa yang salah denganmu, Kevin? Kau tampak kesal hari ini. Kau menakuti bawahanku.)" orang yang merasa kegiatannya terganggu kini menepis tangannya dengan kasar. Dia tak suka bisa ada yang mengganggunya.

"Halt die klappe! Und mach was du hast, Daniel! Das geht dich nichts an.( Diam! Dan kerjakan apa yang menjadi tugasmu, Daniel! Ini bukan urusanmu.)"

Daniel melepas tangannya dan mengangkatnya ke atas. Dia tidak ingin berurusan dengan Kevin, karena dia tau itu akan mustahil. Tapi, bukan berarti dia akan membiarkan saja Kevin berbuat semaunya dan membuat situasi bawahannya tertekan. "Aku tak melarangmu melakukan segala hal yang ingin kau lakukan. Tapi aku tak ingin kau membuat situasi yang mencengkam pada bawahanku, Kevin. Aku tau kau adalah atasanku, tapi umurmu jauh lebih muda dariku." Leon yang merasa dirinya di rendahkan kini menarik pisau lipatnya yang biasa selalu dia bawa kemana-mana untuk persiapan bila terjadi sesuatu yang diluar perkiraan. Dia mengacungkan pisau itu tepat di leher Daniel.

Dia akan memaklumi bahwa Daniel mengkritik tingkah lakunya terlalu emosional sekarang, tapi dia tak akan mengampuni Daniel bila dia sudah merendahkannya. Leon memang yang paling termuda dalam team ini, tapi dia adalah atasan mereka. Dan dia paling tak suka bila sudah di rendahkan, hanya karena Leon lebih muda dari pada mereka.

"Jangan pernah kau merendahkanku, Daniel! Maka akan aku kirim kepalamu itu pada keluargamu, dan membuat laporan bahwa kau tewas di tangan teroris!" Daniel bergidik mendengar perkataan atasan kecilnya, dia tak menyangka bahwa ini akan mengundang amarah atasannya. "Baik. Maafkan aku."

Leon pun menarik pisau lipatnya dan kembali menaruhnya pada saku tersembunyinya. Dan pergi meninggalkan ruangan yang menyesakkan itu. Dia ingin mendinginkan kepalanya. Dia sudah terlampau emosi hari ini. Entah kenapa rasanya ada emosi yang tersulut saat pertemuannya dengan seorang pria dari negara yang dia tempati sekarang. Dia tak kenal pria dewasa itu, dia juga tak tau diapa pria itu. Hanya saja yang membuatnya kesal dan emosi adalah bagaimana dia direndahkan sedemikian rupa. Itu adalah hal yang paling tidak ingin Leon terima. Dia tak ingin di rendahkan hanya karena dia masih berumur 15 tahun. Tidak! Ego serta harga dirinya tercabik. Dia melangkah menuju area besment dan meminta Theo untuk mengantarnya kesesuatu tempat.

Jelas Theo yang tengah menyesap segelas kopi harus tergopoh-gopoh menuju area parkiran karena baru saja atasannya menelponnya dan menyuruhnya ke mobil sekarang juga. Ini bukan sekali duakali, Theo menerima perintah dadakkan, atasannya itu terkenal menyeramkan. Bahkan dirinya yang lebih tua saja tidak berani membantah. Alhasil kini dia mengatarkan atasannya itu entah ke mana.

[3] Different Love (yaoi) (MxBxM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang