29$

1.6K 87 4
                                    

"Cinta itu ada untuk satu orang. tapi bagaimana kalau cinta itu bisa di bagi menjadi 2? apa kau bisa menerimanya?"- By Abdullah Lucky Abraham

><><><><><><

Keributan yang beberapa hari ini terjadi di rumah induk membuat hampir seluruh anggota keluarga ikut kelabaan. Bahkan hanya untuk mencari seorang bocahpun Acie mengerahkan seluruh bodyguardnya dan juga asissten pribadinya untuk turun tangan. Dia bahkan menyewa Hacker handal untuk melacak keberadaan Leon. Seakan semua itu belum cukup, Acie pun bekerja sama dengan agen intelejen negara untuk membantu mencari keberadaan Leon. Aku tak pernah habis pikir, kenapa hanya kehilangan Leon, Acie sampai seperti orang kebakaran jenggot? Panik tak biasa.

Aku yang tak tau apa-apa pun kena imbasnya. Walau yeah, dia adikku, tapi Acie tau bagaimana hubunganku dengan Leon. Dia tak akan mungkin menghubungiku sekalipun saat dia menghilang begini. Tapi Acie masih tetap memerintahku untuk tetap menghubungi Leon. Hei! Itu adalah hal konyol yang pernah aku dengar dari mulut Acie. Tak mau mengambil pusing karena keributan besar di rumah utama, aku lebih memilih menyingkir ke kamar dan menenangkan pikiranku. Paling tidak aku ingin mengistirahatkan otak dan juga badanku yang sudah dari seminggu yang lalu harus mengurus beberapa perusahaan yang dengan sekejap dialihkan padaku. Aku yang awalnya hanya memegang 10 sampai 15 anak perusahaan cabang, kini berubah aku mengurus perusahaan utama beserta cabang di bawahnya yang mungkin hampir ratusan di seluruh dunia.

Mendadak waktu istirahat adalah hal pertama yang selalu aku impikan. Aku memejamkan mataku saat tubuhku telah nyaman di atas kasur empukku. Walau aku menginginkan istirahat, tapi nyatanya otakku tak berkeinginan demikian. Pikiranku seakan melayang pada sosok Leon, adik kandungku, yang menatapkuseakan aku adalah seorang pembunuh. Aku menghela nafas menghilangkan rasa pekat. "Masalah Cellyn, ya. Andai kau tau, bukan itu masalah yang membuat Cellyn bunuh diri."

Aku memiringkan tubuhku dan kembali mencoba memejamkan mataku. Tapi rasanya tak bisa. Seakan ada sesuatu yang mengganjal mataku agar aku tetap terjaga. Demi Tuhan, Leon. Kenapa kau sama sekali tak mau mendengarkan penjelasanku? Sampai akhirnya sebuah panggilan masuk dari ponsel pribadi yang selalu aku gunakan bila ada kebutuhan pribadi yang tak ingin Acie mengetahuinya. Dengan sigap aku bangkit dari kasurku dan menerima panggilan itu.

"Arsat! Bagaimana? Apa kau sudah menemukannya?"

'Yes, Sir. Saya menemukan beberapa informasi. Tapi sayangnya saya tidak dapat menemukan keberadaan Sir, Leonard. Kemungkinan ada pihak tertentu yang menutupi keberadaan mereka.'

"Apa maksudmu? Apa Leon sedang dalam bahaya?"

'Kemungkinan itu masih belum bisa saya pastikan. Tapi ada salah satu bawahan saya yang melihat seorang pria Asia yang dulu bersama Sir. Leonard saat berada di Indonesia, berada di salah satu rumah sakit besar di kota ini.'

Pria asia? Luke kah itu? "Lalu apa yang kau temukan?"

'Maafkan saya, Sir. Saya tak dapat menemukan informasi lagi. saya sudah mencoba mencari tau informasi di pihak administrasi, tapi tidak ada yang beratas nama Sir. Leonard.'

Mendengar laporan Arsat membuatku tanpa sadar menggitit bibir bawahku dengan keras. Kalau tidak salah pria Asia yang di katakan oleh Arsat adalah Luke. "Arsat! Coba kau cari keberadaan seseorang di Indonesia. Dia bernama Abdullah Lucky Abraham. Laporkan padaku bila kau menemukan informasi mengenai dia. Lalu satu lagi, jangan sampai Acie mengetahui apa yang kau kerjakan sekarang. Bila Acie meminta laporan darimu katakan saja kau belum menemukannya. Mengerti?!"

'Baik, Sir!' setelah sambungan telpon dari orang kepercayaanku terputus. Aku melempar benda persegi tersebut di atas kasur. Aku merenggangkan tubuhku merelekskan badanku yang terasa kaku. Setelah melakukan itu aku menjatuhkan tubuhku di tas kasur. Menatap kelangit-langit.

[3] Different Love (yaoi) (MxBxM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang