7$

2.5K 169 20
                                    

selamat menikmati~~

cerita ini hanyalah sebuah fiksi belaka, tidak ada keterkaitannya dengan dunia nyata. hanya sarana untuk hiburan. cerita adalah sebuah pembelajaran non-formal, ambil baiknya buruknya di buang.

><><><><><><><><><><><><><

Sudah sepanjang hari ini senyum Leon tercetak jelas di bibirnya. Tidak pernah luntur bahkan semakin lebar. Daniel yang tak sengaja melihat atasannya yangtengah tersenyum dengan menerawang jauh membuat pria berumur 29 tahun itu mengernyit heran dengan tingkah laku Kevin. Tidak hanya Daniel, Jessie dan Michael yang hendak akan bertanya pun kini di buat terheran-heran. Jassie menatap Michael yang juga menatapnya mempertanyakan ada apa dengan atasannya itu.

"Haruskah kita bertanya? Aku jadi tak enak bila melihatnya seperti itu." Michael hanya menggidikkan bahu dan berjalan menghampiri Kevin. Ini adalah hari terakhir dia ada di sini, besok dia dan Jessie akan melakukan undercover. Jadi dia akan melapor. "Sir, saya datang melapor hasil analisa biodata organisasi target." Leon yang melihat Michael datang dengan beberapa kertas putih di tangannya kini berbalik dan menerimanya. Hasil biodatanya juga hanya sebagian. Jelas, organisasi Ilegal semacam ini pasti akan low profil. Mereka tidak akan mau mengumbar-ubar dokumen pribadi mereka. Dan Leon memakluminya.

"Terima kasih." Setelah memberikan dokumen tersebut, Michael pamit untuk undur diri. Sebelum Michael benar-benar keluar dari ruangannya, Leon mengucapkan sesuatu pada pria berumur 25 tahun itu. "Hati-hati. Jangan sampai ketahuan. Pulanglah dengan selamat."

Michael yang mendengarnya tertegun sesaat, namun setelahnya dia mengangguk dan melangkah pergi. Leon hanya bisa menghela nafas. Paling tidak dia tau, kedua orang itu bisa menyamar selama melakukan tugas mereka. Sebenarnya dia ingin juga turun langsung untuk melakukan tugas ini. Namun dia juga sadar, bahwa dirinya terlalu kecil, dan akan dianggap remeh. Jelas akan menghambat misinya nanti.

Leon lalu menatap jam kecil yang selalu setia ada di atas mejanya. Jam menunjukkan pukul 10.45. terlalu cepat bila dia ke kantor Luke. Tapi mengingat jalanan kota Jakarta yang selalu padat di setiap waktunya diapun mengambil jaket kainnya dan melangkah keluar untuk menemui Theo. Hari ini dia cukup mengenakan pakaian kasual yang sesuai dengan umurnya. Paling tidak, dia tak akan membuat Luke risih dengan pakaiannya yang terlihat dewasa dan terkesan formal.

Setelah 45 menit lamanya dia terjebak dalam kemacetan yang membuat mood Leon hampir jatuh. Kini senyumnya mengembang seperti sebelumnya. Dia menghampiri gadis resepsionis yang kemarin dia temui.

"Hai, cakep. Datang lagi?" itulah sapaan gadis yang duduk di meja resepsionis. Leon tersenyum menyapanya. "Iya. Apa Pak Lukenya ada?"

"Ingin bertemu dengan pak Luke? Sudah janjian belum?"

"Sudah kemarin." Wanita itu mengangguk. Dan mencoba menghubungi seseorang. Setelahnya dia menatapku. "Pak Luke sedang melakukan rapat dengan CEO. Kalau kamu mau menunggu, naik saja ke ruangan pak Luke. Katanya di suruh tunggu sebentar." Leon kembali tersenyum dan mengucapkan rasa terima kasihnya.

Diapun berjalan menuju lift hingga lantai 15. Lalu berjalan menuju ruangan kecil yang biasa Luke tempati. Leon terduduk di kursi yang ada di sana. Menatap semua benda-benda yang ada di ruangan tersebut. Tidak banyak benda pribadi yang ada di ruangan ini. Semua hanya di dominasi oleh kertas-kertas, seperangkat komputer dan beberapa alat untuk menyimpan alat tulis.

"Apa lama menunggu?" Leon yang tadi memperhatikan berkas-berkas yang menumpuk di meja Luke, kini teralihkan dan menatap seorang Pria yang menurutnya begitu menawan. Sesaat perhatian Leon tak dapat dialihkan. "Kalau kamu datang hanya untuk melamun, silahkan pulang. Saya sedang sibuk sekarang." Leon jelas tergagap melihat penolakkan Luke. Cepat-cepat dia berdiri dan menghampiri Luke.

[3] Different Love (yaoi) (MxBxM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang