20$

1.4K 105 12
                                    

cerita ini hanyalah hiburan semata tanpa ada sangkut pautnya dengan dunia nyata. cerita merupakan pembelajaran non formal. ambil baiknya, buang buruknya.

selamat menikati~

><><><><><><><><

"Sekuat apapun kamu menjaga, yang pergi akan tetap pergi. sekuat apapun kamu menolak, yang datang akan tetap datang. Semesta memang kadang senang bercanda." By Sujiwo Tejo

><><><><><><><

Aku memerjapkan mataku saat sinar matahari menyusup indah dari balik tirai. Aku mencoba membiasakan diriku untuk cahaya matahari yang mengenai retinaku. Aku bangun dari atas kasur. Aku linglung menatap sekelilingku. Lalu tatapanku tertuju pada sosok bugil Clara yang masih cantik bergeung dalam selimut. Aku tersenyum kecil melihat istriku. Aku bangun dan menarik selimut hingga menutupi hampir seluruh tubuh Clara, agar dia tak kedinginan.

Aku tolehkan kepalaku pada jam yang bertengger manis di atas dinding. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Aku lalu memakai celana piyamaku dan berjalan membuka pintu balkon. Menghirup udara yang masih terasa segar karena pagi hari. Aku memejamkan mataku menikmati kesegaran udara di tempat ini.

Tapi pikiranku melayang pada kejadian kemarin malam. Kejadian karena suatu masalah yang terjadi antara wanita yang di bawa Luke dan bocah tengik itu. Aku membuka mataku, dan membayangkan kejadian kemarin yang hampir membuat bulu kuduku berdiri dengan sukses. Aku benar-benar tak menyangka bocah itu adalah salah satu cucuk dari keluarga berpengaruh di dunia. Aku tak menyangkah bahwa keluarga bocah itu memiliki perusahaan raksasa yang merajai pasaran dunia.

Aku menghela nafas, mengingat betapa terpuruknya wanita itu saat beberapa jam setelah dia berurursan dengan bocah itu. Bahkan dia segera mungkin berangkat pulang dengan tangisan yang aku mengiranya sangat mengerikan. Aku jadi enggan berurusan dengan bocah itu. Lalu ingatanku terlempar pada kondisi Luke yang masih terlelap karena serangan shock yang di berikan oleh wanita itu. Aku masih belum tau bagaimana kabar Luke sekarang.

"Jake? Kau sedang apa?" aku membalikkan badanku saat suara lembut Clara mengalun di telingaku. Aku tersenyum dan mengusap kepala clara. Clara hanya mengenakan dress tidurnya yang sangat tipis. Tapi anehnya aku tak memiliki harsat untuk menyentuh.

Kegiatan ranjang semalam pun aku memaksakan diri untuk melakukannya. Aku tak ingin mengecewakan Clara. Walau aku melakukannya hanya 2 ronde. Itupun aku harus berusaha menaikkan libidoku yang tak terpancing.

"Aku sedang menikmati udara pagi. Rasanya sejuk sekali." Clara mengangguk mensetujuinya. Aku lalu menyuruh Clara untuk lebih dulu bebersih, agar dia tidak masuk angin. Aku setelahnya kembali memasuki kamar dan membereskan beberapa pakaianku yang berserakan.

Aku menguap sambil menunggu Clara mandi. Lalu memikirkan semua perlakuan Luke pada bocah tengik itu. Begitupun sebaliknya. Mereka tampak saling melengkapi. Mereka sangat persis seperti Adrian maupun Andara. Mereka sangatlah serasi. Aku memerjapkan mataku. Kenapa juga aku memikirkan mereka? Harusnya aku hanya memikirkan masalahku saja, yang bahkan mengancam hubunganku dengan Clara.

Aku duduk pada salah satu sofa yang tersedia pada kamar ini. Lalu memejamkan mataku. Tapi kenapa rasanya aku tak suka mereka begitu dekat? Kenapa aku tak suka Luke begitu perhatian dengan bocah tengik itu? Kenapa dan kenapa yang lainnya seakan memenuhi pikiranku. Kayaknya ada yang salah dari otak dan juga pikiranku. Seharusnya aku memikirkan rumah tanggaku bukannya malah mengurusi milik orang lain.

"Jake. Mandilah. Aku sudah menyiapkan air untukmu." Lihat. Bukankah aku memiliki seorang istri yang begitu luar biasa? Lalu kenapa aku harus menyia-nyiakannya? Aku bangkit dari kursi sofa dan menghampiri Clara yang sudah berbau wangi. Aku mengecup bibir mungilnya memeluk tubuhnya serta menghirup aroma tubuhnya.

[3] Different Love (yaoi) (MxBxM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang