Normal Pov --
Park Jimin, nama pemuda manis yang sekarang sedang menggeliat lucu di dalam selimutnya. Menggenggam erat bagian ujung selimut dengan tangan mungilnya, seolah takut ada yang mengambil selimut itu darinya.
Setiap pagi dia baru akan terbangun ketika paman nya, Kim Namjoon memberikan kecupan hangat untuknya.
Sama seperti pagi ini, pamam nya sudah terbangun lebih dulu dan membuatkan susu hangat untuk Jimin. Setiap pagi Jimin selalu bangun disambut dengan susu hangat serta senyuman hangat dari pamannya yang tampan.
"Jimin..." Kim Namjoon membelai lembut pipi Jimin. Seolah Jimin adalah benda yang mudah rapuh. Namjoon selalu memperlakukan Jimin dengan lembut dan hati hati sejak dulu.
Jimin hanya menggeliat malas di atas kasurnya. Semakin menenggelamkan diri nya di dalam selimut.
"Ayo bangun sayang... Kau harus siap siap sebelum berangkat sekolah." Namjoon masih dalam nada suaranya yang menenangkan.
**
Pria pucat bersurai hitam itu kini sudah rapi dengan setelan jasnya. Jas berwarna merah yang dipadukan dengan kemeja hitam di dalamnya. Merah dan hitam adalah warna favorit pria berbibir tipis ini. Dia adalah Min Yoongi. Pemuda yang sukses menjalankan bisnis nya. Ayahnya adalah pengusaha terkenal yang mempunyai banyak perusahaan di Korea, namun beliau tinggal di Paris untuk menjalankan usahanya disana. Disamping menjalankan bisnisnya, pria pucat itu juga menjalankan hobinya, yaitu sebagai seniman tatto. Dia mempunyai studio tatto yang cukup terkenal di kalangan para artis maupun orang orang berdompet tebal. Karena nyatanya hasil ukiran tangan yoongi memang selalu bisa terlihat menawan di kulit konsumennya yang selalu mendecak puas.
"Tuan, apakah sudah siap?" Seokjin bertanya pada Yoongi yang kini sedang berjalan ke arah lobi rumah mewahnya. Seokjin adalah salah satu kepercayaan Yoongi.
"Menurutmu? Apakah aku terlihat seperti orang yang baru akan pergi mandi?" jawab Yoongi dengan dingin.
"Barangkali ada sesuatu yang ketinggalan" Seokjin terkekeh dengan sikap tuan nya yang dingin ini.
"Sudahlah cepat masuk ke mobil. Katamu rapat akan dimulai pukul setengah tujuh. Dan sekarang sudah pukul enam. Kita bisa bersantai selama 30 menit diperjalanan jika berangkat sekarang" masih dengan nada dingin dan suara beratnya.
"Baik tuan." Seokjin langsung membuka pintu mobil yang sudah terparkir di depan rumah dan duduk di kursi kemudi.
Jangan tanya Yoongi dimana. Dia sudah sejak dua menit lalu duduk disamping kursi kemudi dengan tenang. Memang selalu seperti itu. Wajah Min Yoongi selalu tenang dan datar saat dirumah dan di kantornya.
**
Jimin mengerjap ngerjapkan matanya lucu saat Namjoon mencium kening Jimin. Padahal Jimin sudah besar, tapi Namjoon tidak pernah menghilangkan kebiasaannya untuk menyayangi Jimin layaknya anak bayi yang harus selalu diperlakukan dengan lembut.
"Ahh paman, Jimin masih ngantuk. Selamat pagi." Jimin masih berusaha mengumpulkan nyawanya dan bangkit saat Namjoon menarik tangannya pelan.
"Selamat pagi, Jimin. Ini minumlah susunya selagi hangat. Setelah itu lekaslah pergi mandi. Jika sudah selesai pergilah ke dapur. Paman akan menemani kamu sarapan hari ini" Namjoon mengusap lembut pipi Jimin dan menyodorkan segelas susu hangat ke tangan Jimin.
"Apakah paman tidak berolahraga pagi ini?" Jimin meminum habis susu buatan Namjoon. Susu favoritnya yang tidak akan pernah Jimin rasa bosan meskipun setiap pagi ia meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOONMIN : Desire Becomes Surrender
FanfictionJimin harus mengubur mimpi-mimpinya saat sebuah kehidupan baru mulai tumbuh di dalam perutnya. Sebuah keistimewaan yang tidak dimiliki namja lain, namun sekaligus menjadi sebuah kenyataan pahit karena ayah dari janin tersebut tidak mengakuinya. Keny...