Normal Pov--
"Jadi, Jimin. Bisakah kau ceritakan bagaimana kau bisa diculik oleh pria pucat yang penuh tatto tadi huh?", Kookie duduk di depan Jimin dengan kedua tangannya yang ditangkupkan ke wajah. Memandang kesal ke arah Jimin yang sedari tadi hanya terduduk sambil memainkan jari gembulnya.
"Kau selalu saja khawatir padaku, kelinci nakal. Lalu katakan padaku bagaimana Eomma mu bisa mengijinkanmu keluar rumah di jam segini?" Jimin terkekeh melihat tingkah laku Kookie yang justru terlihat menggemaskan.
"Lupakan tentang bagaimana aku bisa keluar rumah. Aku hanya butuh penjelasanmu sekarang !" Kookie semakin dibuat kesal. Ia membuang nafasnya kasar karena Jimin tak kunjung memberi tahunya tentang kejadian yang menimpa Jimin.
"Oke. Oke. Aku akan menceritakannya. Kau bisa tenang sedikit tidak?" Jimin mengusak rambut Kookie dan Kookie akhirnya sedikit tersenyum.
"Aku tidak tau harus memulai ceritaku darimana, karena yang aku tau aku tiba-tiba sudah berada disebuah apartemen mewah milik Yoongi hyung.." belum sempat selesai berbicara Kookie sudah memotong omongan Jimin.
"Oh, jadi nama orang itu Yoongi. Nama yang menarik. Cocok dengan auranya yang bersinar yang begitu kontras dengan goresan tinta di kulitnya" Kookie mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu.
"Min Yoongi lebih tepatnya. Dia sangat baik dan ramah. Emmmm... Dan juga sangat perhatian padaku. Aku tidak tahu betul sebenarnya siapa dia. Yang aku tau dia sudah sangat baik menolongku yang pingsan di pinggir jalan dan membawaku pulang ke apartemennya dan memanggil dokter untukku. Bahkan dia membelikanku makanan yang sangat banyak. Dan juga memasak untukku, masakannya sangat enak." raut wajah Jimin masih sama, masih sangat bahagia dan dengan semangat dia bercerita kepada Kookie.
Drrrrtt drrrttt
Ponsel milik Kookie bergetar dan menampilkan sebuah pesan disana.
Eomma
Sayang, 5 menit lalu Appa mu berangkat
untuk menjemputmu.
Jadi bersiap-siaplah.Kookie mendengus kesal. Dia belum selesai dan belum puas mendengarkan cerita Jimin sampai disitu saja. Tapi dia harus pulang karena tadi dia berjanji hanya akan pergi selama 30 menit saja. Sedangkan perjalanan menuju rumah Jimin memakan waktu sekitar 8 menit. Oke, jadi dia hanya punya waktu 22 menit untuk mengobrol dengan Jimin. Heuheuheu. Eomma dan Appa yang posesif sekali ya, Kook.
**
Yoongi memarkirkan mobilnya sembarangan dan berjalan santai ke dalam rumahnya. Para penjaga yang ada di depan pintu pasti akan segera membenarkan posisi mobilnya nanti. Sudah beberapa hari ia tidak pulang ke rumah dan lebih memilih istirahat di apartemennya. Para pelayan langsung menyambut kedatangannya untuk membantunya membawa tas yang biasa ia bawa pergi ke kantor. Sedangkan untuk tas ranselnya ia bawa sendiri karena berisi barang-barangnya yang sangat privasi.
"Tuan, apa perlu disiapkan makan?" salah satu pelayan bertanya kepada Yoongi.
"Nanti malam saja, antarkan makanan ke kamarku. Aku sedang ingin istirahat saja." Yoongi menjawab dengan nada yang super datar. Yoongi dirumah berbeda sekali dengan Yoongi yang berada bersama Jimin.
Yoongi melepas coatnya dan meletakkannya ditempat biasa. Lalu melepas sepatunya. Dan melanjutkan untuk membersihkan diri di kamar mandi. Ia pulang lebih awal karena memang semua pekerjaannya sudah selesai untuk hari ini.
Setelah selesai mandi, ia langsung tiduran dengan masih menggunakan bathrobe. Dan jangan lupakan rambutnya yang masih basah karena itu memang kebiasaannya lupa mengeringkan rambut jika sudah sangat mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOONMIN : Desire Becomes Surrender
FanfictionJimin harus mengubur mimpi-mimpinya saat sebuah kehidupan baru mulai tumbuh di dalam perutnya. Sebuah keistimewaan yang tidak dimiliki namja lain, namun sekaligus menjadi sebuah kenyataan pahit karena ayah dari janin tersebut tidak mengakuinya. Keny...