6 Back

7.5K 748 30
                                    

Normal Pov--

Hanya suara denting jam yang terdengar jelas diruangan ini. Dengan Namjoon yang terduduk lesu sembari terus mengaduk-ngaduk kopi dicangkirnya yang sudah tidak hangat lagi. Sudah terhitung dua jam Namjoon terduduk merenung, semenjak Seokjin meninggalkan Namjoon dirumahnya setelah membuatkannya sarapan serta kopi. Hari ini hari libur bagi Namjoon tapi tidak dengan Seokjin yang mendapat pekerjaan ekstra dari atasannya. Ya, tentu saja Min Yoongi.

Seokjin bahkan tidak mengetahui alasan apa dibalik semua ini, ia tidak tahu jika atasan nya sedang tenggelam dalam dunia kecilnya yang nyaman bersama Park Jimin. Park Jimin yang saat ini ia dan Namjoon cari-cari. Seokjin menyetir mobilnya dengan kecepatan penuh karena big boss nya benar-benar tidak menyukai keterlambatan barang sedetik pun. Bisa-bisa Seokjin akan di serahkan ke binatang-binatang buas peliharaan Yoongi jika ia berani untuk terlambat datang ke apartemen Yoongi.

"Ahhh sial ! Aku benar-benar gila jika mendapat tambahan pekerjaan yang mendadak seperti ini" Seokjin menyetir sembari berkali-kali mengumpat.

**

"Jiminnie, pelan-pelan makannya. Kau bisa menghabiskan semuanya. Aku akan membuatkannya lagi jika kau masih belum kenyang" Yoongi tersenyum lebar sambil mengusak rambut Jimin yang sedang memakan nasi goreng dengan lahap. Nasi goreng buatan Min Yoongi. Oh wow. Suatu keajaiban nomor sekian bahwa Min Yoongi mau memasak untuk orang asing yang baru ditemuinya.

"Ne, hyung. Ini enak sekali. Lebih enak dari masakan paman." Jimin berbicara sambil terus mengunyah nasi di dalam mulutnya. Hingga akhirnya ia tersedak karena sadar akan sesuatu.

"Jiminnie ah. Kan sudah kubilang. Pelan-pelan makannya" Yoongi yang panik langsung membantu Jimin untuk minum air putih sambil menepuk nepuk pelan tengkuk Jimin.

"Kau tidak apa-apa?" Yoongi merasa khawatir saat ia melihat raut wajah Jimin yang tiba-tiba berubah menjadi murung.

"Emmm, hyung. Apa boleh aku pulang? Aku khawatir dengan paman. Dia pasti sangat ketakutan dan mengkhawatirkanku sekarang, aku tidak pulang sejak kemarin." Jimin berbicara dengan sangat hati-hati, ia takut jika Yoongi marah karena sebelumnya Yoongi mengatakan akan merawat Jimin hingga pulih.

"Ohh kau khawatir dengan paman mu. Habiskanlah sarapanmu. Aku akan mengantarkanmu pulang setelah ini, ne." Yoongi dengan tenang mengelus kepala Jimin membuat Jimin langsung loncat dari tempat duduknya dan berjingkrak-jingkrak karena senang.

"Yaak Park Jimin cepat habiskan sarapannya, sayang." Yoongi menangkap tubuh Jimin yang masih meloncat loncat dan mendudukkan Jimin dipangkuannya.

Jimin mengerjap-ngerjap menatap Yoongi saat Yoongi menyuapi Jimin sesendok penuh nasi goreng. Jimin mengunyah makanannya sambil menatap lekat wajah Yoongi. Jimin tak pernah bosan memandangi wajah pucat di depannya. Jimin teringat gambaran jelas tadi pagi sehabis ia mandi Yoongi mengecup lembut bibirnya beberapa menit. Dan darah Jimin berdesir setiap kali mengingat kejadian tadi. Ciuman pertamanya. Apakah ini juga cinta pertamanya? Jimin belum pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya jadi dia tidak tau seperti apa gambaran seseorang yang jatuh cinta. Jimin hanya merasakan darahnya berdesir hebat saat melihat senyuman Yoongi, saat Yoongi menyentuhnya, saat Yoongi mengusak rambutnya, bahkan saat Yoongi menatapnya saja.

Yoongi mengusap lembut bibir Jimin untuk membersihkannya dari nasi yang menempel. Kemudian sekali lagi. Ya sekali lagi. Dengan tiba-tiba Yoongi mengecup bibir Jimin.

Yoongi benar-benar tidak bisa menahan hasratnya untuk tidak memakan habis bibir Jimin. Setiap kali ia memandang bibir plum itu, darahnya bergejolak dan ia benar-benar sudah tidak kuasa lagi menahan gejolak itu.

Kali ini Yoongi dan Jimin sama sama memejamkan matanya. Menikmati sentuhan demi sentuhan yang tercipta dari dua bibir yang beradu lembut. Perlahan Yoongi memasukkan lidahnya saat Jimin melenguh tertahan dan membuka sedikit bibirnya. Jimin tidak memberi reaksi gerakan. Ia hanya menganga pasrah dan membiarkan Yoongi menjelajah rongga mulutnya. Mengobrak abrik dengan lembut setiap inci lidah dan bibirnya. Sesekali Yoongi menggigit kecil bibir bawah Jimin, memberikan suara lenguhan tertahan yang terdengar begitu sangat sensual ditelinga Yoongi.

YOONMIN : Desire Becomes SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang