9 Desire

6.6K 629 13
                                    

Normal Pov--

Jimin sudah terduduk di kursi penumpang yang ada di samping kursi kemudi bersama pria pucat yang bertatto itu. Saat tadi Jimin dan teman-temannya masih terheran-heran memandangi Yoongi yang bersandar di mobilnya, dengan secepat kilat serta tanpa permisi Yoongi berjalan menghampiri mereka lalu menarik tangan mungil Jimin ke dalam genggamannya dan membawanya masuk ke dalam mobilnya. Dan entah kenapa bukannya Jimin memberontak tapi dia justru hanya mengikuti langkah Yoongi sambil tersenyum tipis. Senyuman yang sulit ditebak.

Bahkan Jimin tidak mendengar saat teman-temannya meneriaki nya dengan perasaan khawatir. Yoongi tidak mengatakan apapun pada mereka, ia hanya melambaikan tangan dan mengisyaratkan bahwa Jimin akan baik-baik saja bersamanya. Lalu ia segera mengendarai mobilnya untuk meninggalkan area sekolah Jimin.

"Kita mau kemana?", suara Jimin memecah keheningan.

"Makan. Kau pasti lapar." jawab Yoongi singkat sambil sedikit melirik ke arah Jimin.

Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di sebuah restoran mewah. Lalu Yoongi membukakan pintu mobil untuk Jimin sebelum Jimin keluar.

"Terima kasih, hyung.." Jimin tersenyum manis kearah Yoongi dan hanya dibalas anggukan oleh Yoongi.

Yoongi menggandeng tangan Jimin saat mereka memasuki restoran, lalu duduk disebuah meja yang mengarah langsung pada pemandangan jalan raya kota Seoul. Yoongi menarik Jimin duduk di sampingnya. Mereka duduk sangat dekat, bahkan seperti tidak ada jarak sedikitpun diantara mereka. Jimin hanya menurut saja, meskipun dalam hati banyak sekali pertanyaan yang ingin Jimin lontarkan namun entah kenapa dia hanya merasa bahagia hari ini. Bahagia karena setelah sekian lama ia tidak bertemu dengan pria pucat ini, ia akhirnya dipertemukan lagi.

"Jadi, kau ingin makan apa, Jiminnie?" tanya Yoongi sambil menyodorkan buku menu untuk Jimin.

"Emmmm....." Jimin tampak kebingungan dan masih membolak-balik buku menu itu tanpa disadari bahwa Yoongi sudah mengatakan sesuatu saat pelayan restoran datang menghampiri meja mereka.

"Aku mau ramen dan air putih saja, hyung..." Jimin hanya membola ketika pelayan restoran yang mencatat pesanan mereka sudah pergi sebelum Jimin mengatakannya lebih lanjut.

"Kenapa wajahmu seperti itu?" Yoongi tertawa keras saat melihat Jimin dengan mulutnya yang menganga dan matanya yang membola.

Jimin terdiam sejenak lalu ia tersadar dan memukuli paha Yoongi.

"Kenapa Hyung memintaku memilih menu jika akhirnya Hyung saja yang memesan, huh?" Jimin mendengus kesal dan memanyunkan bibirnya.

"Karena kau lama sekali, hm? Jangan marah itu makanan kita sudah datang. Tidak baik marah di depan makanan." Yoongi masih tertawa memegangi perutnya melihat sikap Jimin yang menggemaskan.

"Silahkan Tuan. Selamat menikmati hidangan" ucap seorang pelayan setelah selesai membawa semua makanan yang Yoongi pesan.

"Sebanyak ini, hyung?" Jimin membelalakkan matanya saat melihat banyak sekali makanan di depannya. Sedangkan Yoongi sekali lagi tertawa keras menatap Jimin.

"Ne. Dan kau tidak akan ku antar pulang sebelum menghabiskan semuanya. Sekarang lepaskan tas ranselmu itu dan ayo mulai makan" Yoongi mengelus lembut rambut Jimin sambil tersenyum lembut, tawanya sudah reda.

"Apaaa?! Sebanyak ini?!! Bagaimana jika aku tidak kuat, hyung?!!" Jimin bukannya menuruti Yoongi tapi malah sekarang membuat Yoongi tersentak dengan teriakannya yang melengking, membuat beberapa pelanggan yang ada disana memandang kearah mereka dengan tatapan heran.

"Heeey Park Jimin. Ayo mulai makan dan jangan protes-protes lagi. Oke?" Yoongi hanya tertawa saja melihat Jimin sambil menenangkan Jimin dengan mengelus punggungnya.

YOONMIN : Desire Becomes SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang