4 Begin

8.5K 817 34
                                    

Normal Pov--

Namjoon memarkirkan mobilnya digarasi seperti biasa. Dia bersiul-siul dengan riang sambil menenteng box pizza kesukaan Jimin. Dia tidak peduli meskipun Jimin sudah melarangnya membeli pizza lagi karena alasan antri yang panjang. Toh Namjoon tidak peduli dengan apapun jika itu demi Jimin nya yang tersayang.

Jam menunjukkan pukul 18.05. Namjoon memang pulang lebih awal karena dia berjanji akan menonton film bersama Jimin. Dengan pelan, Namjoon membuka pintu agar tidak menimbulkan suara sedikitpun. Kemudian dia melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu guna memperkecil suara langkahnya menuju kamar Jimin.

Saat membuka pintu kamar Jimin, Namjoon sedikit terkejut karena ruangan kamar yang begitu gelap.

"Jimin tidak mungkin tidur sesore ini" batin Namjoon.

Namjoon masih bersikeras dalam mode nya ingin memberi surprise untuk Jimin. Dengan pelan ia menyalakan lampu. Dan Namjoon terkejut bukan main sampai tanpa tersadar ia menjatuhkan kotak pizza yang dipegangnya saat melihat jendela kamar Jimin masih terbuka, dan tidak ada siapapun di dalam kamar itu. Jimin selalu menyalakan lampu dan menutup jendela kamarnya saat hari sudah malam, karena dia tidak ingin nyamuk masuk ke dalam kamar kemudian mengusik tidurnya.

Dengan brutal Namjoon merogoh ponsel di sakunya dan menekan nomor ponsel Jimin. Namun sial ponsel Jimin tidak aktif. Namjoon begitu panik dan menelpon semua nomor ponsel teman teman Jimin yang ia punya. Namun semuanya menjawab tidak tau keberadaan Jimin.

"Ya Tuhan tolong jagalah Jimin dimanapun dia berada, dia hidupku" pasrah Namjoon akhirnya saat lututnya mulai lemas dan dia terduduk lantai dengan wajah penuh kesedihan.

**

"Oh, dia pemuda yang pernah aku tabrak beberapa hari lalu, dokter. Tolong segera periksalah keadaannya. Wajahnya begitu pucat." Yoongi menjawab pertanyaan dokter Mingyu dengan nada yang masih cemas.

"Ahh denyut nadinya begitu lemah. Aku rasa dia terlambat makan dan dia juga kelelahan. Maka dari itu dia pingsan. Aku akan menyuntikkan beberapa obat agar dia segera tersadar dan bisa makan" dokter Mingyu menjawab santai sambil menyiapkan alat alat suntiknya.

"Ya, dokter. Lakukan yang terbaik agar dia bisa pulih" Yoongi menyahuti dengan semangat, raut cemasnya sedikit memudar saat mendengar penuturan dokter Mingyu.

"Sudah selesai Tuan Min. Ini, aku akan memberikan vitamin untuknya. Dia harus meminumnya rutin 3x sehari selama satu bulan ini. Segera beri makan dia saat dia sudah sadar, ne. Dia sangat manis. Bahkan saat pingsan dan terlelap seperti ini" dokter Mingyu menyodorkan vitamin ke Yoongi yang berdiri mematung memandangi tubuh mungil di kasurnya.

"Ne, dokter. Terimakasih sudah datang dengan cepat" Yoongi menerima lembaran vitamin itu lalu mengantar dokter Mingyu ke pintu.

"Baiklah, saya pulang dulu, Tuan. Semoga pemuda itu segera sadar. Dan jangan lupa berikan dia makanan saat dia sudah sadar."

"Tentu dokter. Terimakasih" Yoongi melambaikan tangan ke dokter Mingyu lalu bergegas menuju telpon dan memesan beberapa makanan.

**

Yoongi Pov--

Aku bergegas kembali ke kamarku untuk memastikan keadaan pemuda mungil yang masih tak berdaya diatas kasurku. Aku duduk di sebelahnya dan memandanginya dengan sedikit cemas. Aku bahkan tidak mengerti kenapa aku begitu mencemaskannya. Aku memandangi wajahnya yang mungil itu. Bibirnya begitu indah. Matanya tertutup sempurna saat ia terlelap. Nafasnya sudah mulai teratur setelah mendapat suntikan obat dari dokter Mingyu.

YOONMIN : Desire Becomes SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang