'Udah dimana?'
Pesan itu lah yang selalu mengawali chat ku bersama Gaby setiap pagi. Sudah dua tahun kami berangkat bersama semenjak Gaby, yang berusia lebih tua dari padaku beberapa bulan, mendapatkan STNK dan SIM dari ayahnya. Sedangkan aku? Aku hanya tahu mengendarai sepeda sampai sekarang.
'Otw.'
Aku menatap langit setelah aku membaca balasan Gaby. Entah kenapa, aku menyukai warna biru yang selalu ada di atas sana. Di tambah lagi dengan awan yang selalu menggumpal dan bergerak perlahan menambah kesan tersendiri bagiku.
Tinn tinnn tinnnn
"Yuk naik!" Kulihat Gaby telah berada di hadapanku.
Aku menatapnya dengan binggung, "Bukannya tadi masih OTW?" Kataku binggung.
"Lagi beli sarapan tadi di depan. Yaudah buruan."
Aku segera menaiki motornya dan memakai helm. Dan pagi itu, kami kembali menembus jalanan kota sambil bercerita banyak hal walaupun terkadang saat bercerita aku kebanyakan berteriak,
'Haa??'
'Apaan?'
'Gak kedengeran?'Dan lain sebagainya.
20 menit kemudian kami sampai di sekolah dengan selamat. Suasana masih sama seperti kemarin, kumpulan anak baru berdiri di depan gerbang sekolah menunggu aba-aba baris. Para kakak kelas milai menarik bangku dari dalam kelas ke luar kelas sebagai tempat duduk untuk cuci maa maupun bernyanyi.
Sedangkan kelas kami masih sama. Para pria belum ada yang nongol jam segini. Dan mereka akan muncul agak siang ketika ada bau bau akan di absen. Mereka pasti sedang berkumpul di kedai kopi yang ada 10 meter dari sekolah. Tempat mereka bisa merokok, main games entah apa namanya, bahkan sebagai tempat mereka berkumpul antar sekolah.
Namanya kedai Paung. Entahlah. Aku tidak tahu dan bahkan tidak mau tahu apa arti nama tersebut. Yang aku tahu di situ tempat mereka bertemu ataupun berkumpul setiap hari, bahkan hari minggu.
Hanya ada 4 orang laki-laki yang telah datang. Diantaranya Tommy, Jess, Gege, dan Tover. Biasanya mereka adalah para pria yang selalu paling cepat datang dari ke-12 pria yang ada di kelas kami. Dengan alasan mah bermain basket. Padahal masih pagi gak sihh buat main basket???
"Vel, pinjem laptop!!!"
Aku menyerahkan tasku kepada gaby yang berteriak meminta laptop padahal masih ada 3 langkah lagi untuk masuk ke dalam kelas.
"Lah? Gue minta laptop. Malah di suruh bawa semua!!"
"Itu di dalem semua. Paket komplit sama speaker!!" Aku berjalan mendahuluinya.
Dan benar saja, hanya keempat pria tadi yang masih ada di dalam kelas. Mereka sedang men-dribble bola basket di depan kelas. Sisanya hanya ada beberapa wanita yang terlihat melakukan kegiatan masing-masing.
Beberapa orang mulai mengikuti Gaby yang mulai mengambil posisi untuk menonton. Katanya, harus mengambil posisi enak supaya nampak jelas.
Aku yang benci menonton di tempat berisik segera mencari tempat aman untuk duduk. Karena proses belajar belum mulai, jadi kami belum memutuskan dimana tempat kamii akan duduk.
Aku memutuskan untuk duduk di barisan ke tiga dari pintu masuk, pada deretan ke tiga. Sepertinya tempat ini juga aman jika di jadikan tempat menetap.
Aku mengeluarkan headset dan handphoneku dari dalam tasku. Aku mulai memutar sebuah lagi dan mulai bernyanyi pelan.
Sekitar hampir setengah jam aku mendengarkan musik tanpa gangguan, tiba-tiba saja segerombolan orang yang menontoh film tadi berteriak dengan sangat keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU
Romance7 tahun lalu, "Kita putus aja." Ku katakan sebuah hal gila di hadapannya setelah sekian lama ku tahan segalanya. "Terserah." "Hanya itu?" Dahiku mengernyit menatapnya yang sedang berada di hadapanku. Dia diam. Tatapannya tetap mengarah kearah lain...