24 ~enough

6 0 0
                                    

"Apa? Rey mau sekolah di Bandung?" ucapku sangat bersemangat mendengar berita ini dari Rafa.

Yeah, sekarang aku dan Rafa sudah sepakat untuk berdamai dengan masa lalu. Cieilah..

Kita ya, tidak pacaran tapi tetap dekat menjadi sahabat.

Dan meskipun berat, aku harus menerima.

"Iya" jawab Rafa singkat. Memang gitu juga sih orangnya.

"OMG, aku seneng banget tau gak Raf?" tanyaku antusias.

"Iyaa" jawab Rafa singkat yang masih asik dengan hpnya.

"Ishh, Rafa lo mah jawabnya singkat mulu.. Jadi Flashback masa lalu sebelum kita resmi pacaran.." Ucapku dan kuperhatikan Rafa seperti tertarik dengan kata-kata ku.

"Kamu sebelum kita pacaran kan pendiem, dingin. Ehh, pas lagi pacaran bawel.. Sekarang dah gak pacaran lagi, balik dingin lagi. Bisa banget kamu ngaturnya, emang kenapa sih Rey?" Tanyaku melanjutkan ucapan sebelumnya agar lebih jelas.

"Karna gue mau gitu cuma buat pacar gue, bukan sahabat gue" aku yang sedang memencet tombol remot tv seketika langsung menengok Rafa yang tersenyum puas.

"Rafa jahaddd" ucapku teriak.

"Raf? Apa sih arti sahabat bagi lo?" tanyaku.

"Diatas teman" ucap Rafa.

Aku hanya tersenyum kesal. Ni orang emang nyebelin dasarnya. "Nyesel aku nanya"

Rafa tertawa...

Degh..

Perasaan itu masih ada Raf, masih selalu ada..

===

Yeaaayyy,

"cepetan Raf, nanti keburu si Rey dah nyampe, kasian dia nunggunya kelamaan nanti" ucapku menyuruh Rafa agar memakai sepatunya lebih cepat.

"Iya Lidya, lo kayaknya gak sabar banget mau ketemu Rey" ucap Rafa sambil tersenyum.

Aku jadi bingung. "Eh, aku-aku cu--"

"Lo udah suka Lid, lo udah suka ama abang gue sekarang" ucap Rafa.

Aku marah, karena aku menyukai Rafa. Tapi dia selalu seakan-akan menyuruhku untuk tidak mengharapkan dia lagi. "Gak tau ah"

Aku melihat wajah Rafa yang aneh.

===

Kita sudah di mobil jalan pulang ke rumah Rafa dan Rey.

Aku berasa cewek paling beruntung dikelilingi 2 cogan, dan 2² nya mantan gue guys.. Tapi yang asli cuma Rafa.

Wkwkwkwk..

Tapi, entah kenapa.. Aku seneng banget ketemu Rey. Ya, mungkin karena dia orangnya alay tapi asik.

"Hey guyssssss, Rafa and Rey.. Jadi, hari ulang tahunnya Lidya.. Pas liburan semester nanti.. Lidya mau ke London" ucapku bahagia. Kenapa aku menyebut namaku sendiri. Karena bingung, kalo sama Rey kan Gue.. Kalo sama Rafa ya aku laah. Jadi, ya pake nama sendiri wae.

"Ngapain lo kesana? Sendirian? Gue temenin deh" ucap Rey, memulai kebawelannya.

Aku melihat ke Rafa. Rafa hanya fokus menyetir mobil. Aku kembali menghadapi Rey. "Sorry, gak butuh. Gue ke london gratis diundang Evelyn, buat peresmian dia menjadi Brand Ambasador. Dan tugas kalian ber2 harus menyayangi saia sepenuh hati, sebelum saia pergi" ucapku. Sumpah, aku bingung mau menyebut diriku dengan ucapan apa.

Rey tatap-tatapan dengan Rafa bermaksud mengejekku

"Lah siapa elo Lid?" tanya Rey.

"Mantan lo yang paling cantik" ucapku dan memeletkan lidah. "Mantan lo yang lain mana ada secantik gue"

About My 17 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang