PLEASE READ, CLICK VOTE AND COMMENT FOR MY STORY. BE A NICE READER YES? ^^
Aku memilih yang terakhir.
Pada yang paling akhir...
Bukan Selasa yang tercepat,
Bukan pula yang terbaik.
Rupanya sudah resah lalu gelisah sudah...
Rasanya berkecamuk,
Serba salah tetapi ini benar,
Sudah biasa. Sedikit membenci ,
Aahh bukan!, tidak benci.
Beberapa minggu lalu aku adalah seorang pembangkang,
Beberapa hari lalu aku adalah seorang pengecut,
Beberapa jam lalu aku adalah seorang pemberani,
Ketika suara itu terdengar lagi, kau tahu?
Aku merindukan suara itu,
Seketika sosokmu terlintas di mataku,
Seperti memberikan salam,
Rupanya aku rindu .
Seketika rasanya darahku terpompa hingga ke Ubun Ubun ,
"Kau dimana?" Wajahku memerah,
"Di rumah" katamu ...
Rasanya jantungku ini terpacu,
Berdetak sangat kencang.
Hanya satu kalimatku ,
"Aku ingin Menemuimu esok hari".
"Boleh saja" katamu, aku tersenyum. Senang rasanya ...
Aku tidak bisa berhenti berkhayal ,
Akan ada apa esok hari?,
Hanya saja ini sudah lama,
Aku mulai memikirkanmu kali ini.
Ku rasa aku tersenyum sendiri di jalan tadi,
Dan entah mengapa semesta seolah mengolok olok perasaanku,
Mobil itu bertuliskan sebuah kalimat,
"Aku benci tetapi rindu".
Jengkel rasanya.
Seketika aku tersenyum kembali,
Apakah aku merindu?...Thursday 26, 2018. 04018
Akan Kembali "Apakah Aku Merindu?"
🖤 17 : 28 . J . O . L .Kilas Balik Puisi :
Hari ini hari Kamis, aku ingat saat ini aku baru saja selesai mengikuti beauty class yang diadakan oleh salah satu brand kosmetik kesukaanku . Aku memutuskan untuk makan siang di salah satu restoran depan kampusku bersama seorang teman. Entah mengapa, mungkin memang Tuhan sudah menyuruhku untuk menghubungi lelakiku saat itu juga. Rasanya suasana hatiku berubah dengan cepat, aku mulai resah, aku melihat ke arah jalan melalui kaca tembus pandang disisiku, mendadak sedih seperti ada yang harus diselesaikan hari ini. Sudah dua kali memang aku menunda untuk berkomunikasi dengan lelakiku, aku tidak menyesal menundanya karena aku memang sedang tidak ingin berkomunikasi saat itu. Pada hari Kamis ini tepat pada hari terakhir perkiraan hariku untuk bertemu , temanku berada tepat di depanku. "Telfon saja sekarang, selesaikan" , tidak buruh waktu lama aku langsung mengambil ponselku dan mencari namanya kemudian meneleponnya. Satu kali, dua kali, tiga kali dia tidak menjawab panggilan telfonku, aku sempat berkata "Ya sudahlah, ini sudah tiga kali" aku putus asa.
"Chat saja" kata temanku, maka aku mengiriminya pesan melalui "LINE" , seketika dia membalas dan langsung aku meneleponnya .Hanya kata kata singkat yang ku katakan padanya "Besok longgar? Jam 7 malam? Aku ingin pergi ke rumahmu. Jangan kemana mana" kataku. "Kemari saja, aku tidak kemana mana tanganku sedang sakit memangnya ada apa?" balasnya. "Aku ingin memberikan barang titipan temanku padamu, tunggu saja besok jam 7 malam" kataku. "Barang?" Balasnya. "Iya pokoknya besok saja kau bertanya tanya,sudah ya ..." kataku. Hah!! Barang dari temanku yang mana haha, alasan yang sangat aneh . Kata temanku aku terlihat sangat bahagia, memang iya aku tidak bisa berhenti tersenyum , jantungku berdebar-debar dan wajahku mulai panas. Pada perjalanan menuju rumah, sebuah mobil pick-up melewatiku dari arah sebelah kanan entah mengapa aku langsung terfokus pada satu kalimat di sisi belakang mobil itu, "Aku Benci, Tetapi Rindu". Hah!! Apakah KAU sedang mengolok-olok ataukah semesta sedang bercanda? Ahhh, yang benar saja. Aku tersenyum lagi. Apakah aku merindukannya? ...
KAMU SEDANG MEMBACA
JE'S FEELING AND THOUGHTS
PoetryAku menulis ini berdasarkan apa yang kurasakan. Hanya sekedar kata-kata sederhana, aku suka bermain kata-kata. Singkatnya, aku mencintai lelaki yang belum menjadi milikku, tetapi aku menyebut dia sebagai "lelakiku" . Aku tidak akan berhenti menulis...