Selamat Membaca
***Bel istirahat telah berbunyi, tapi tak ada satu pun siswa yang bergerak dari tempat duduknya. Seisi kelas sedang sibuk mengerjakan tugas bahasa indonesia yang telah diberikan oleh gurunya sebelum istirahat dan harus dikumpulkan sebelum jam pelajaran berikutnya dimulai.
Semua siswa sedang berusaha mengerjakan tugasnya dengan backsound suara yang bersautan untuk mencari jawaban. Hal itu sangat membuat kepala Raina pening karena, kelasnya terlalu ribut.
Ketika sedang menulis jawaban, seseorang menarik pulpen yang sedang ia gunakan untuk menulis. Sudah bisa ditebak pelakunya adalah Bayu.
"Siniin, gue mau nulis," mintanya sambil menadahkan tangannya. "Buruan! Gue gak mau ribut kali ini."
"Siapa yang ngajak ribut?" tanya Bayu yang masih fokus dengan tulisannya.
Raina mencoba menarik pulpen yang digunakan oleh Bayu. Dengan cepat Bayu menjauhkan pulpen tersebut agar tidak terjangkau oleh Raina.
"Lo masih punya pulpen yang lain kan? Gue pinjem yang ini, pulpen gue tintanya habis."
"Tapi itu pulpen kesayangan gue, lo bisa pinjem sama yang lain," ucap Raina dengan nada tinggi.
"Kalo ada yang dekat, kenapa cari yang jauh?"
Raina menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan emosinya. Bayu benar-benar memancing emosinya. Cukup. Cukup saja kebisingan kelasnya yang membuat pening. Ia tidak mau kejadian ini menambah kepalanya pening. Dengan kasar ia membuka tasnya dan mengambil pulpennya lagi untuk melanjutkan tulisannya agar ia tidak terlambat mengumpulkan tugas.
Di sisi lain, Bayu sedang menahan tawanya. Seperti biasa, membuat Raina kesal adalah kepuasan tersendiri bagi dirinya.
***
Setelah mengumpulkan tugas, Bayu dan kedua sahabatnya memilih untuk mampir ke kantin sebentar untuk memesan minuman karena memang jam istirahat belum berakhir.
Mereka telah duduk dengan santai menikmati minuman yang mereka beli sambil bermain ponsel, seperti kebiasaan anak muda jaman sekarang. Kini kereka sedang menunggu pesanan makanan tiba.
Saat mengalihkan pandangannya, Rendy menangkap sesuatu yang berwarna cerah sedang menggantung di kantong seragam Bayu.
"Gila! Ganteng-ganteng doyanannya warna pink," sindir Rendy sambil menatap kantong seragam Bayu.
Keduanya langsung menoleh ke arah Rendy lalu mengikuti arah pandang Rendy.
"Kenapa lo? Mau?" tanya Bayu lalu mengambil pulpen itu dari kantongnya dan mendekatkan ke depan wajah Rendy.
"Ogah, Upi tuh yang mau."
"Lo punya masalah sama gue?" tanya Upi dengan nada emosi khasnya.
"Ngegas mulu lo, Pi. Lo harus cari pacar," ucap Rendy yang dihadiahi tatapan tajam dari Upi.
Rendy hanya terkekeh. Tiba-tiba ia teringat suatu barang yang ada di saku celananya lalu ia mengambil barang itu dan meletakkannya di depan Bayu. "Nih, gue ada simpanan senar gitar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Disputatio
Teen Fiction"Lo itu bukan tipe gue! Jadi jangan berharap dengan sikap lo yang sok care gue jadi jatuh hati sama lo," tegas Raina saat Bayu mencoba menghiburnya. "Oh ya? Tenang aja kok lo juga bukan tipe gue. Cewek sangar kaya lo jauh dari daftar kriteteria cewe...