Jaket

1 1 0
                                    

~HALO, SELAMAT MEMBACA!~
***

Matanya tak henti memandang langit yang sudah menggelap dan menjatuhkan rintik hujan dari langit disertai dengan angin yang berembus kencang sejak beberapa menit yang lalu. Tangannya ia lingkarkan di bahunya untuk mengurasi rasa dinginnya. Raina mengalihkan pandangannya melihat beberapa temannya yang juga sedang menunggu rintik hujan yang tidak begitu deras berhenti seutuhnya.

"Lo pake nih jaket gue," ucap lelaki itu sambil mengenakan jaketnya di bahu sang lawan bicara.

"Gak mau, gue kan naik mobil. Lo aja yang pake biar gak kedinginan," tolaknya sambil mengidikkan bahunya.

"Gue udah kebal! Kena angin badai pun gue gak bakalan kedinginan."

Sang lawan bicara mengembuskan napasnya malas, "yaudah gue pake deh."

Raina menoleh ke arah dimana dua orang itu bertengkar. Bayu dan Ara berjalan ke arahnya dari dalam kelas sambil memperdebatkan jaket yang saat ini sudah ada di bahu Ara. Ara menghentikan langkahnya di samping Raina.

"Lo pulang naik apa?"

Raina mengalihkan pandangannya lagi ke langit, "naik angkutan umum deh kayaknya. Tapi tunggu hujan reda."

Ara menjentikkan jarinya, "daripada lo nungguin hujan reda, mending bareng gue aja. Bentar lagi pasti Pak Amir jemput."

Raina menggelengkan kepalanya, "gak usah, kompleks rumah gue kan ngelewatin kompleks rumah lo. Ntar lo harus muter balik lagi."

"Ya ampun lo riber benget deh jadi orang. Muter doang ya gampang, tinggal nyuruh akang gendang."

Raina terkekeh mendengar jawaban Ara, "gak usah, Ra. Gue naik angkutan umum aja atau jalan kaki nanti."

"Tapi anginnya kenceng. Sekarang aja lo udah kedinginan," ucapnya sambil menunjuk sebelah tangan Raina yang sedang mengelus tangannya yang lain.

"Ih perhatian banget sih," goda Raina sambil mencolek bahu Ara.

"Iyalah! Gak ada lo nilai gue juga gak ada."

"Parah banget sih manfaatin jawaban gue doang," jawab Raina yang dihadiahi gelak tawa oleh Ara.

"Ya udah kalo lo mau pulang sendiri. Tapi pake jaket ya," ucapnya sambil melepas jaket yang melekat di bahunya. "Ini punya Bayu."

Di sebelahnya, Bayu melotot melihat Ara memberikan jaket navy kesayangannya kepada Raina. "Gak boleh! Itu kan buat lo," larang Bayu sambil menahan tangan Ara yang mulai mendekat ke Raina.

"Kasian, Bay. Dia kedinginan."

"Urusan dia lah! Urusan gue cuma lo."

"Aduhh co cwit banget cih," ledek Raina sambil terkekeh pelan.

"Diem lo! Mending lo pulang bareng Ara aja biar gak ngerepotin jaket gue."

"Dih, siapa lo ngatur-ngatur gue?"

"Udah! Gak usah berantem terus deh," lerai Ara sambil melemparkan tatapan sinis ke kedua sahabatnya. "Udahlah, Bay. Pinjemin aja jaket lo ke dia. Tega banget lo ngeliat temen lo sendiri kedinginan."

DisputatioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang