~SELAMAT MEMBACA~
***"Kantik yuk," ajak Raina pada Ara yang sedang sibuk menulis.
"Duh, gue gak ngantin dulu. Gue lagi sibuk, habis istirahat ulangan matematika dadakan," jawab Ara tanpa mengalihkan pandangannya dari kertasnya.
"SERIUS LO? TAU DARI MANA?"
"Hari ini kelas sebelah juga ada matematika, tadi pagi mereka ulangan dadakan. Gue yakin seratus persen kalo habis istirahat kita juga bakal ulangan dadakan."
Raina langsung menduduki kursi milik Rendy yang berada di sebelah Ara, "terus lo ngapain? Belajar?"
"Nulis contekan lah! Mana sempat belajar."
"Oke, gue ikut," ucap Raina sambil mengambil secari kertas kecil milik Ara lalu menuliskan rumus-rumus fisika yang nanti akan ia gunakan.
Tepat sekali, bel berbunyi saat mereka sudah selesai menuliskan contekan rumus fisika untuk ulangan mereka. Tak lama setelah bel berbunyi, seorang guru dengan kacamatanya berjalan memasuki kelas mereka.
Sesuai dengan tebakan Ara, kini ia dan teman-temannya akan menghadapi ujian dadakan pelajaran matematika. Disaat teman-temannya mengeluh, Raina dan Ara hanya terdiam menunggu soal dibagikan.
Bayu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia tak tau harus menjawab apa pada soal ini, rumusnya saja ia tak hafal. Dengan pelan ia menolehkan setengah wajahnya ke arah belakang, berniat ingin bertanya pada Upi.
"Pi, bagi jawaban yang udah lo kerjain," mintanya dengan suara berbisik.
"Gue belum kerjain sama sekali. Gue bahkan gak ngerti nih angka harus diapain," jawab Upi juga dengan suara berbisik. "Bay, kayaknya Raina bawa contekan. Gue liat-liat dia nengok ke bawah mulu."
Setelah mendengar perkataan Upi, Bayu mengintip sedikit ke arah Raina yang sedang mengerjakan soal ulangannya.
"Bener, Pi. Dia bawa contekan," lapor Bayu kepada Upi masih dengan suara bisik-bisiknya.
"Buruan lo tanya ke Raina, habis itu kasih tau gue." Bayu hanya mengangguk lalu mengikuti saran dari Upi.
Matanya yang selalu berusaha melihat jawaban milik Raina membuat teman sebangkunya itu sadar dan menoleh ke arah Bayu, "mau nyontek ya lo?" tanyanya dengan suara yang berbisik sambil menutupi jawabannya dengan tangannya.
"Lo juga nyontek, mending kasih jawabannya ke gue."
"Males banget."
"Atau gue laporin kalo lo nyontek."
"Kalau gue ketahuan nyontek, gue bakalan laporin Ara juga."
"Dia nyontek?"
"Lihat aja sendiri kalo gak percaya." Bayu menolehkan kepalanya ke arah belakang untuk melihat Ara. Betul saja ucapan teman sebangkunya itu, kini is melihat Ara sedang mengerjakan soalnya sambil menunduk ke arah contekannya dengan Rendy yang juga ikut mengintip.
Bayu menghela napasnya, "bagi jawaban satu nomor aja, Rai."
"Boleh, tapi gak gratis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Disputatio
Teen Fiction"Lo itu bukan tipe gue! Jadi jangan berharap dengan sikap lo yang sok care gue jadi jatuh hati sama lo," tegas Raina saat Bayu mencoba menghiburnya. "Oh ya? Tenang aja kok lo juga bukan tipe gue. Cewek sangar kaya lo jauh dari daftar kriteteria cewe...