Main bareng [2]

17 3 0
                                    

Selamat Membaca
* * *

Malam ini taman sangat ramai. Ada banyak remaja yang sedang berkumpul dengan teman-temannya, padahal besok bukanlah hari libur. Termasuk Bayu dan teman-temannya yang kini sedang duduk beralaskan rumput di salah satu sudut taman. Kini mereka sedang menyantap nasi goreng langganan Bayu yang selalu berjualan di taman.

"Enak banget ya nasi goreng di sini," puji Raina sambil menyuapkan sendok ke mulutnya.

Rendy mengangguk antusias, "banget Rai! Makanya sering-sering lo ikut main ke sini."

Raina tertawa lalu mengangguk menanggapi ucapan Rendy. Mereka kembali menyantap nasi goreng mereka sampai titik terakhir, tak lupa juga untuk menghabiskan minumannya sampai tetes terakhir lalu menumpuk piring dan gelas mereka menjadi satu untuk dikembalikan sebelum mereka pulang nanti.

"Konser kecil-kecilan di mulai," ucap Bayu sambil menarik gitar milik Rendy yang berada di belakangnya.

Bayu mulai memetik senar gitarnya, sedangkan yang lain menyanyi. Raina menyanyi dengan suara kecil, karena ia malu bernyanyi di depan orang yang baru saja ia kenal.

Rendy yang sedang duduk di sebelah Raina mendengar samar-samar suara indah Raina sedang melantunkan lagu dengan suara yang pelan. Ia mendekatkan dirinya kepada Raina.

"Suara Raina bagus banget ternyata," potong Rendy pada saat yang lainnya bernyanyi.

"Memang iya, baru tau lo?" tanya Ara.

"Yang nyaring dong nyanyinya, kita juga mau denger kali," pinta Upi.

Raina terkekeh, "gue malu."

"Gak usah malu, kita-kita doang yang dengerin," ujar Upi.

"Ulang lagi, Bay. Raina mau nyanyi nih," perintah Rendy kepada Bayu.

Bayu hanya mengangguk singkat lalu memetik gitarnya lagi. Raina sedikit menaikkan volume suaranya hingga dapat didengar oleh teman-temannya. Bayu yang awalnya tidak peduli dengan omongan teman-temannya, sekarang membelalakkan matanya mendengar suara Raina. Untung saja Bayu sedang menatap senar gitarnya, jadi ekspresi kagetnya tidak terlalu tampak.

"Gila, makin keren aja suara lo," puji Ara saat Raina telah selesai menyanyikan setengah lagu.

"Lo nyanyi pelan aja bagus, Rai. Apalagi nyaring kayak gini," timpal Rendy sambil menggelengkan kepalanya.

Upi mengangguk, "bener Rai, suara lo bagus banget. Dua jempol deh buat lo." Upi mengacungkan kedua jempolnya, membuat Raina terkekeh pelan.

Bayu merebahkan gitar di pangkuannya, "biasa aja kali, gak usah lebay lo pada."

"Dih, orang emang suaranya bagus," ujar Ara melawan ucapan Bayu yang menurutnya salah.

"Telinga lo aja yang budek," ejek Rendy yang disusul suara tawa oleh Ara, Upi, dan Raina.

Raina berdehem, "udah gak usah berantem. Udah jadi takdir, kalo ada lovers pasti juga ada haters," ucap Raina sambil menekankan kata pada akhir kalimat sambil mengarahkan pandangannya ke arah Bayu.

"Haters? Suara lo biasa aja, telinga gue juga masih normal."

"Emang gue ada bilang kalo lo haters?" Bayu hanya terdiam mendengar pertanyaan Raina. "Gak ada kan? Lo aja yang geer," lanjut Raina.

DisputatioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang