22. A Little Accident

2.4K 233 17
                                    

Keadaan kelas hari ini lebih tegang daripada yang Farah bayangkan. Karena bukan hanya dirinya dan Adrian yang lagi-lagi mengalami perang dingin, tapi Adrian juga tidak sama sekali berinteraksi dengan Gerald.

Farah ingin tahu ada apa, tapi dengan keadaan yang seperti ini, Farah tahu dia lebih baik tutup mulut.

Apalagi mengingat Adrian yang memperingatinya untuk tidak lagi mengusik hidup cowok itu.

"Siapapun tolong kerjakan soal nomor dua belas di papan tulis, karena ketua kelas kalian yang terhormat masih nggak ngerti tentang materi kita sampai saat ini." Pak Fajar yang sedang duduk di kursi guru tiba-tiba bersuara.

Perkataan Pak Fajar disambut keributan oleh siswa-siswi satu kelas yang langsung mengejek sang ketua kelas dengan heboh.

Farah ingin angkat tangan untuk mengerjakan soal yang diberitahu Pak Fajar, tapi Farah takut Adrian juga akan angkat tangan. Jadi, dia menunggu dulu sampai Adrian mengangkat tangannya.

Tapi sampai beberapa detik kemudian, tidak ada satu pun yang mengangkat tangan termasuk Adrian. Jadi, Farah memberanikan diri untuk mengangkat tangannya.

Dan tepat saat itu juga, Adrian mengangkat tangan.

Sial.

Farah buru-buru menurunkan tangannya. Tapi sepertinya terlambat karena Pak Fajar mengernyit bingung saat Farah menurunkan tangan.

"Farah, kenapa--"

"Ri-Adrian aja, Pak," potong Farah dengan cepat.

Setelahnya tanpa basa-basi Adrian bangkit dan berjalan ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang dipertanyakan. Cowok itu mengerjakan dengan sangat cepat, seperti rumus-rumus matematika yang rumit sedang berterbangan di atas kepalanya.

Dan jawaban itu segera dibenarkan oleh Pak Fajar sedetik setelah Adrian meletakkan spidol papan tulis di tempat semula.

Saat Adrian berjalan untuk kembali duduk di kursinya, Farah menatap mata cowok itu. Berharap supaya Adrian tidak sengaja menatap balik ke arahnya.

Tapi yang Farah dapat hanya Adrian yang berhasil untuk tidak sama sekali melihat ke arahnya dan berjalan ke kursinya dengan santai.

"Kalian kenapa lagi sih?" Amel akhirnya berbisik karena sangat penasaran dengan tingkah teman-temannya hari ini.

Farah menoleh lalu menggeleng. "Nanti gue ceritain."

Meskipun tampak penasaran setengah mati, Amel tetap mengangguk mengerti.

Bel istirahat berbunyi setelahnya. Tanpa ingin menunggu hingga Pak Fajar keluar kelas, Adrian sudah bangkit dan berjalan keluar kelas lebih dulu.

Farah menghela napas berat. Adrian benar-benar menghindarinya.

"Ger," panggil Farah pelan, membuat Gerald menoleh ke arahnya. "Lo sama Adrian kok nggak ngobrol?"

Gerald hanya menarik salah satu ujung bibirnya sebelum ikut bangkit dan pergi entah kemana.

Lagi, Farah menghela napas.

"Kantin, yuk, Far?" ajak Amel sambil berdiri.

Kalau Farah memutuskan untuk pergi ke kantin dan akhirnya bertemu Adrian di sana bagaimana? Pasti Farah hanya akan menghancurkan nafsu makan Adrian dan membuat cowok itu ingin cepat-cepat pergi dari sana.

Jadi, lebih baik Farah menolak ajakan Amel dan pergi ke tempat lain dimana dia tidak akan bertemu dengan Adrian.

"Lo ke kantin aja kalo mau, gue mau ke perpus," jawab Farah akhirnya.

The Blue JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang