Chapter 10 Konoha Land

3.4K 283 11
                                    

Bagi Hinata seharusnya sasuke bukanlah siapa siapa. Entahlah segala atensi tentang bungsu Uchiha itu selalu membuat perasaannya berdesir. Hinata tau ini adalah suatu kesalahan ia tak akan jatuh untuk kedua kalinya. Ia mempunyai perasaan kuat bahwa Sasuke akan meninggalkannya seperti Gaara.

Segala tindakan Pria Uchiha yang meinstrim selalu membuat jantungnya bekerja ekstra lebih cepat dari biasanya.

Hinata kadang miris dengan hidupnya sendiri tumbuh tanpa sosok seorang ibu tentunya tak mudah. Hinata hanya kurang kasih sayang sehingga berbuat tindakan tindakan diluar nalar. Ya Hinata mencari perhatian ayahnya. Ia tak menyesal melakukannya walaupun saat ini ia dibuang keluarganya disini. Ia hanya kecewa karena tak ada satupun orang yang mempercayainya kecuali kedua sahabat pirang dan pink itu tentunya.

Saat ini ia berani bertaruh kalau Shion sedang menjalankan drama recehnya. Ia kembali teringat perkataan Shion yang iri akan kehidupannya yang sempurna dan punya segalanya. Ia mendicih apa yang diharapkan dari kehidupannya ini. Bagian mana yang Shion sebut sempurna itu. Memang terkadang manusia bisa melihat tapi tidak halnya dengan mengerti.

.

Saat ini Hinata sedang di apartement nya sendiri tentunya karena kedua sahabatnya pasti menginap di apartemen kekasihnya masing masing.

Hingga suara ketukan pintu mengganggu tidurnya.

Krietttt

Puntu Hinata buka

"Sakura ino kalian kenapa brisik sekali ha?"

Hinata menetralkan pandangannya dengan mengucek matanya berkali kali.

"Hinata"

Hinata kaget mematung di tempat.

"Apa kabar."

"Mau apa nii san kemari." Suara Hinata sedikit bergetar ia sangat rindu kakanya ini namun perasaan kecewa membuat Hinata menahan untuk tidak menghambur ke pelukan neji.

"Kau baik baik saja? Kau makan dengan teratur kan?" Tanya Neji lagi.

"Mau apa nii san kemari." Hinata berkata lantang tanpa keraguan. Neji kaget karena Hinata tak pernah berbicara dengan nada seperti ini. Adik kecilnya telah sangat membencinya.

"Hanya mengunjungi adik kecilku." Ucap Neji dengan senyum tulus.

"Tak ada anak kecil yang tega dibuang keluarganya sendiri niisan." Balas Hinata

"Kami tidak membuangmu Hinata."

"Kami salah." Lanjut Neji dengan lirih

Hinata menyerngit bingung.

"Semua sudah terungkap dan Shion sekarang di drop out dari sekolah atas perintah tousan. Dan tousan berjanji ia tak akan memiliki mada depan yang baik." Jelas Neji.

Hinata harusnya lega bukan karena semua telah terungkap. Namun rasa kecewanya terlalu besar.

"Kembalilah Hinata kami semua merindukanmu."

"Tidak semudah itu."

Perlahan bahu Hinata bergetar dan Neji langsung mendekap Hinata kedalam pelukannya. Awalnya Hinata memberontak namun ia sangat merindukan pelukan ini.

Akhirnya ia hanya menangis tersedu di dada Neji sambil sesekali memukuli dada Neji.

Sudah menjadi kebiasaan Hinata jika lelah menangis ia akan tertidur. Semalam Hinata tertidur di palukan Neji.

Neji mendekap Hinata sayang.

"Maafkan nii san hime."

"Kembalilah tousan sangat menyesal dan merindukanmu." Neji menghela nafas karena saat ini Hinata masih tidur.

My Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang