Chapter 12 Hurt

3.1K 261 5
                                    

Kutunggu di taman belakang sekolah jam 3. Aku tak menerima penolakan. Dan pastikan jangan terlambat. Jika terlambat kau tak akan kuampuni.

Begitulah pesan yang Hinata dapat dari Uchiha Sasuke yang membuat ia senang dan marah. Uchiha satu ini memang senang sekali memerintah.

Hilang sudah rencana Hinata menikmati weekend bersama sahabatnya. Ditambah lagi sahabatnya yang sangat antusias saat Sasuke mengajak kencan Hinata.

"Kami akan mendandanimu Hina Chan." Ucap Ino kelewat senang.

"Astaga guys kami hanya bertemu tidak berkencan." Hinata mendelikkan matanya.

"Itu namanya kencan Hinata kau bagaimana sih." Sambar Sakura.

"Pokoknya mau tidak mau kami akan mendandanimu." Perintah Ino mutlak.

"Ino benar Hinata lagipula diantara kita hanya kau yang jomblo. Kau tak malu apa." Ledak Sakura.

"Apa hubungannya dengan Sasuke." Hinata yang tak tau jalan pikir kedua sahabatnya.

"Menurut penerawanganku Sasuke itu jodohmu Hinata."

"Astaga Ino memangnya kau peramal apa." Hinata memutar bola matanya.

"Tentu saja. Asal kau tau aku mempunyai indra ke 10."

"Memangnya ada?."

"Sudahlah Hinata lebih baik kau mandi dan kau akan kami dandani."

Hinata hanya bisa meurut dengan pasrah.

.

Ber jam jam setelah make over dari Ino dan Sakura. Hinata nampak sangat cantik dengan drees diatas lutut berwarna ungu yang sangat pas memamerkan lekuk tubuhnya. Bahunya yang terekspos. Rambutnya ia biarkan tergerai. Wajahnya hanya diberi usapan make up tipis karena pada dasarnya Hinata sudah cantik.

Hinata menatap pantulan dirinya dicermin. Mungkin bagi orang orang, Hinata kini telah resmi menjadi boneka. Sedangkan bagi Hinata dirinya kini tak lebih dari ondel ondel.

"Aku tidak bisa memakai baju seperti ini." Teriak Hinata sambil mencoba melepaskan pakaiannya.

"Jangan seperti anak kecil Hinata. Ini bahkan menurutku adalah baju paling tertetup yang pernah aku lihat."

Gila memang kedua sahabatnya. Baju seperti ini dibilang tertutup. Lalu yang terbuka bagaimana.

Memang Ino dan Sakura mempunyai selera fashion yang tinggi dan koleksi baju mereka bahkan err seksi seksi.
Berbeda dengan Hinata yang selalu mengenakan baju atau sweeter kedodoran.

"Tetap saja aku malu." Elak Hinata

" sudahlah lebih baik kau pergi."

Ino dan Sakura mendorong Hinata serta melemparkan kunci mobilnya. Dan pintu pun ditutup kasar oleh keduanya.

Hinata hanya mendengus kasar melihat tingkah sahabat sahabatnya yang ajaib.

Baru beberapa langkah Hinata meninggalakan pintu apartemennya. Pria bersurai merah mengehentikan langakahnya.

"Cih mau apa kau Sabaku?" Ketus Hinata.

"Ada yang ingin ku bicarakan. Kumohon kali ini saja." Pandangan Gaara nampak berharapa.

Hinata memikirkan beberapa saat.
Ini baru jam setengah 3 tak ada salahnya mengiyakan ajakan setan merah didepannya ini. Toh Gaara bilang kali ini saja. Hinata yang pada dasarnya tak tegaan pun hanya mengiyakan.

"Baiklah kali ini saja."

"Terimakasih."

Gaara hendak menggandeng tangan Hinata namun ditepis pelan oleh sang empunya.

My Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang