Chapter 8 The Real Friend.

3.6K 302 31
                                    

Hinata tak habis pikir dengan Sasuke karena indisen tadi pagi. Saat membicarakan sapu tangan kenapa ia baru mau mengantar Hinata pulang.

Sedikit banyak Hinata sudah mengerti tentang Pria itu. Ia dingin, tidak peduli dengan sekitar dan err lumayan tampan. Hinata mengahapus pernyataan ke tiga. Tentu panda merahnya tetap paling tampan di matanya.

Hinata pun memutuskan untuk tidur bersiap untuk ke sekolah besok.

HP nya pun berbunyi.

Nomor tidak di kenal

"Moshi moshi. Siapa ini?" Tanya hinata ketus karena sudah sangat mengantuk.

"Berbicaralah yang halus. Kau seperti nenek sihir." Jawab penelpon.

"Ehh Sasuke?"

"Hn"

"Kau benar benar Sasuke? Bagaimana bisa kau nomorku menelfon kenapa? apa? ada apa?"
Hinata meracau tak jelas.

"Kau ini bicara apa?"

"Aku tau. Kau merindukan ku ya?" Fitnah Hinata.

"Kau membuatku ingin muntah." Jawab Sasuke se datar mungkin.

"Hufftt ada apa?"

"Entahlah aku lupa."

"Kau ini bagaimana. Atau ini hanya akal akalmu agar bisa menelfonku?" Tuduh Hinata lagi.

"Kau ini kebanyakan bicara jadi aku lupa ingin mengatakan apa."

"Hahhh?" Hinata melongo.

Hening sekian lama.

"Jika tidak ada yang kau sampaikan aku tutup." Hinata bersuara.

"Tunggu." Cegah Sasuke.

"Apa lagi?"

"Trimakasih telah menemukan sapu tangan ku. Benda itu sangat berharga untuk ku. Dan oyasumi."

Panggilan pun di akhiri sepihak oleh Sasuke.

Hinata berkedip kedip ria.

"Tadi itu Sasuke atau HP nya di bajak orang lain?" Hinata bergumam tak jelas.

Sasuke terkenal dengan ke cool lannya dan barusan ia mengucapkan terimakasih pada Hinata. Bolehkah Hinata merasa menjadi mahluk tuhan paling seksi eh maksutnya mahluk tuhan paling beruntung.

Baru saja Hinata ingin menutup matanya tapi sebuah suara mengintrupsi. Kali ini bukan dering ponsel melainakn suara bel pintu.

Hinata mengutuk orang yang membunyikan bel apartement nya yang seperti orang kesetanan.

"Shit dasar bodoh apa mau mu?" Umpat Hinata saat membukakan pintu.

"Surpriseee." Teriak dua orang bergender perempuan sambil menubruk Hinata dan memasuki apartement tanpa menunggu persetujuan sang empunya.

"Oh mai gatt aku lelah sekali pig."
Ucap gadis berambut pirang.

"Heh jidat kau pikir aku juga tak lelah. Lihat rambutku tak terawat." Balas gadis besurai buble gum.

"Hehhh Sakura Ino apa yang kalian berdua lakukan?" Tanya Hinata.

"Hinata kami ini tamu. Jadi buatkan kami minum dulu." Jawab Sakura.

Lalu dibalas anggukan oleh Ino.

Hinata hanya memutar bola matanya.

Tapi bukannya ke dapur mengambilkan minuman Hinata malah menghampiri kedua sahabatnya.

Mereka berpelukan erat.

"Hinataaa kami merindukanmu sangattt."

"Aku juga. Bagaimana bisa kalian ada disini." Tanya Hinata terharu.

My Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang