17. Cewe selalu benar

21 0 0
                                    

Pagi telah tiba pagi telah tiba horee horee. Aitss, maksudnya hari sudah pagi. Oke balik ke cerita.

Glen melangkahkan kakinya gontai menuju ruang makan. Terlihat sudah ada Geo yang rapi dengan pakaiannya dan tas yang ditaruh dikursinya sambil bermain ponsel dan terlihat juga Elsa yang mengambilkan nasi untuk kedua anaknya.

"Pagi" ucap Glen menduduki kursi disebelah Geo, kakaknya.

"Pagi sayang" jawaban ibunya ini selalu saja terdengar manis ditelinga Glen.

"Ini obat siapa ma?" tanya Glen sambil menunjuk obat obatan dengan wadah masing masing, cukup banyak memang.

"Emm, ini bukan obat sayang tapi ini cuma vitamin biasa" jawab Elsa.

Glen langsung mengalihkan pandangannya kepada Geo seperti bertanya dan Geo hanya mengangkat kedua bahunya pertanda dia tidak tau.

"Vitamin? Sebanyak ini ma?" Glen masih heran.

"Iya, kamu minum ya. Kemarin kata dokter kamu harus minum vitamin ini rutin" jelas Elsa lagi.

"Buat apa sih ma? Glen juga udah ngerasa baik kok harus minum vitamin segala"

"Gak usah ngebantah, turutin mama kenapa sih lo" Geo angkat bicara.

"Iya deh iya" balas Glen.

Benar saja setelah Glen selesai sarapan dia mengambil obat. Ralat. Dia mengambil beberapa vitamin dan memakannya bergantian sesuai permintaan Elsa.

"Ma?" tanya Glen menaikkan satu alis tebalnya.

"Iya" jawab mamanya masih tetap memandangi Glen.

"Katanya vitamin, tapi kok rasanya pahit. Biasanya tuh ya ma kalo vitamin itu manis tapi in..."

"Banyak ngomong lo. Lo kira semua vitamin manis? Udah entar lo lulus SMA langsung kuliah jurusan kedokteran deh kalo perlu biar lo tau kalo gak semua vitamin itu pahit" Geo sok pintar deh yakin.

"Apaan sih lo" Glen memutar bola matanya malas tanpa hingga lupa bahwa pertanyaannya tadi tak dijawab oleh Elsa. Yasudahlah tak penting juga.

***

"Agatha masuk dulu ya pa, hati hati" Agatha melambaikan tangan kanannya menunggu mobil Edric menjauh kemudian ia berbalik badan berjalan menuju kelasnya melewati beberapa koridor.

"Hei Alfin, hei Vina pagi pagi pacaran. Mendekat berduaan kalian emang setan" goda Agatha yang baru saja masuk kelas dan mendapati Alfin dan Vina duduk berdua. Yaudah iseng aja Agatha copas lagu tayo deh.

"Nah cocok. Lo cocok jadi pembawa acaranya si tayo nanti kalo ada meet and greet" sahut Vina cengingisan.

"Yeee, gue ingetin juga. Kalo berduaan tuh ya berarti orang ketiganya itu set..."

"Berarti lo setan?" tanya Vina dan Alfin bersamaan.

"Kok gue?"

"Kan yang ngomong lo doang, noh liat yang lain sibuk ngerjain PR fisika"

"Emang ada ya setan yang cantik kayagini?" tanya Agatha sambil mengibaskan rambut panjangnya sok cantik.

"Cantikan juga gue. Iya nggak Al?" tanya Vina menopang dagunya dengan tangan kanannya sambil menatap Alfin menggoda.

"Iya" Alfin dan Vina semakin mesra saja.

"Ahh terserah lo berdua lah emang bener ya kata susanti, tanpa cinta hidup tak bermakna" Agatha mengucapkannya dramatis.

"Susanti? Susanti siapa? Anak baru?" tanya Alfin heran karena jujur saja ia tak mengenal siapa itu susanti.

"Iya siapa sih susanti? Gue baru denger tuh" sambung Vina.

BROKEN INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang