Taehyung memutuskan untuk pulang dulu kerumah dan menjemput Jungkook kembali nanti. Taehyung memijit keningnya, ia sangat pusing.
Jimin menatap Taehyung kawatir, namun Jimin juga tidak berani bertanya melihat raut Taehyung. Biar kuberitau apa yang sedang mengganggu Taehyung.
Yang pertama adalah DIS dan juga pihak NTS Daegu mengatakan jika mulai terjadi teror lewat berbagai hal.
Sudah mulai ada teroris yang menyelundup, mereka yakin jika para teroris mengincar dirinya, karena dirinya yang mengetahui rahasia internasional tentang rudal nuklir.
Mereka pasti mengincar dirinya untuk mengetahui dimana rudal itu berada. Mereka ingin menggunakanya untuk mengancam dunia internasional agar memberikan segala yang mereka inginkan.
Yang kedua, tidak ada yang tau dimana penyusup itu berada. Sangat sulit dilacak dan data di DIS telah di retas oleh teroris. Sehingga mereka tau banyak hal tentang Korea termasuk keberadaanya juga keluarga.
Yang ketiga, ia yakin jika ini ulah IRIS, dan dalang dibalik semua ini adalah James Jhonson atau JJ, orang yang pernah ia kejar namun menghilang. Musuh bebuyutanya dimedan perang dulu saat Korea diteror habis habisan dan berakhir dengan perang di Hungaria.
Yang keempat, dirinya takut jika para teroris menggunakan keluarganya untuk bisa melemahkan dirinya. Terutama JJ, ia pasti akan menggunakan segala cara untuk bisa menghancurkan dirinya
Yang kelima, ia tidak yakin apakan ia bisa melindungi keluarganya termasuk Jungkook. Taehyung memejamkan matanya, ia benar benar pusing dengan semua ini. Mereka bisa ada dimana mana termasuk disekolah Jungkook.
"Komjen Park, perintahkan Irjen Jung menempatkan penjagaan di area sekolah Jungkook, kantor pusat Ainsoft dan juga Mansion keluargaku" Jimin tidak bertanya lebih jauh, ia hanya mengiakan perintah Taehyubg
"Baik Jendral" Taehyung berdoa dalam hati agar ia bisa melindungi keluarganya.
.
.
.
Hungaria, IRIS Camp"Kapan kita akan menyerang Korea Komandan JJ?" JJ menyeringai dan sembari terus menghisap benda terlarang itu, marijuana.
"Bersabarlah Irene sayang, sebentar lagi kita akan beraksi. Aku juga tidak sabar melihat keterkejutan sang Jedral. Salah satunya karena kau disini, dipihakku" Irene tertawa
"Aku juga oppa, aku juga tidak sabar melihat Kim Taehyung hancur" JJ tertawa mengerikan sembari mengelus paha dalam Irene.
"Kita gunakan bocah itu sebagai penghancur Taehyung. Biarkan OS melakukan tugasnya. Yang kudengar Jendral bajingan itu sangat mencintai bocah SMA itu" Irene berdecih
"Tak kusangka Taehyung turun level seperti itu. Lalu apa rencana OS?"
"Dia akan bermain seperti anak remaja sayang. Ia memainkan peranya seperti kasus remaja. Namun hal ini akan membuat Taehyung itu marah besar dan lengah" ia menghisap marijuananya lagi
"Dan ia pasti akan meledak ledak, setelah itu kita akan meneror keluarga dan juga si bocah saat Taehyung mulai tidak fokus, karena amarah yang menguasainya akan membuat dia gegabah dan otaknya pasti akan berjalan lebih lambat karena amarah yang mendominasi dirinya. kita gunakan kesempatan itu untuk menghabisinya" Irene memcium bibir JJ dan JJ dengan senang hati melumatnya.
"Aku tidak sabar membunuh Kim Taehyung"
"Aku juga sayang"
.
.
.
Taehyung benar benar memperketat penjagaan disana tanpa sepengetahuan siapapun. Taehyung tau JJ pasti akan menggunakan Jungkook sebagai umpan kemarahanya. Sepertinya kemampuan akting diperlukan untuk saat saat sekarang.Well, jika kalian pikir Taehyung itu berkemampuan standar kalian salah besar. IQ nya saja berada diatas rata rata. Dia bisa memprediksikan pemikiran musuh dengan cepat.
Juga bisa memikirkan solusi dalam waktu singkat. Karena itulah Taehyung menjadi Jendral emas bagi Negara Korea. Taehyung bisa memperkirakan apa yang akan JJ lakukan dari berbagai sisi.
Walau hanya prediksi, tapi Taehyung selalu percaya intuisinya dan ia juga sudah menyiapkan cara untuk menanganinya.
Berbagai rencana dan spekulasi berkeliaran diotaknya. Dia harus percaya pada Jungkook dan keluarganya tapi dia juga harus berakting agar JJ percaya bahwa dirinya termakan oleh rencana busuknya.
Ia harus merahasiakan ini dan tetap bersikap biasa saja termasuk pada Jungkook. Ia akan biarkan semua terjadi seperti kemauan JJ. Yang harus ia lakukan adalah ia harus bisa melindungi Jungkook dari dampak perbuatan JJ.
Taehyung sampai dikantor appanya. Ia ingin meminta Namjoon bergabung di DIS, karena Taehyung membutuhkan IQ serta kemampuan intel hyungnya itu disana.
Ia sudah meminta agen Kim Seokjin dari devisi Intel DIS Ilsan untuk dipindahtugaskan di Seoul juga. Sementara dirinya memilih untuk bertugas dilapangan bersama anak buahnya. Memimpin Black Chyper seperti enam tahun yang lalu.
Sebenarnya sang appa tidak setuju jika Namjoon terjun lagi ke DIS, namun ia juga tidak bisa membiarkan putra bungsunya sendirian disana. Karena meminta Taehyung mundur juga percuma. Taehyung itu sangat mencintai profesinya.
Perjuanganya sangat hebat untuk bisa mencapai pangkatnya di usia semuda ini. Akhirnya Chanyeol mengiyakan keinginan putra bungsunya. Dan seperti dugaanya Namjoon terlihat sangat senang dan berambisi tinggi untuk bisa memenangkan peperangan kedua ini dengan IRIS.
Saat ini, kedua kakak beradik itu sudah ada dalam ruang bawah tanah khusus milik Taehyung yang penuh senjata. Seperti banker senjata mematikan milik Taehyung.
Bisa dilihat koleksi barreta M19 dan 92, pistol browning Hi-Power, pistol FN, colt 1991, glock20, 454 Casull, desert eagle, Gun-UZI 500 magnum dan pistol pistol langka serta mematikan lainya dari berbagai belahan dunia.
Ada juga senjata laras panjang milik sniper ternama jaman perang dunia kedua dan memiliki berat lebih dari 10kg juga kemampuan bidik yang luar biasa seperti M200-408 Cheytac HKMP5, AWM, Hecate II, Barret M82,M40, SPR2, SR25 dan masih banya sniper lainya.
Ada juga berbagai peralatan SPY, body protector, bermacam pisau, bermacam gun, dan peralatan perang lainya. Namjoon baru pertama kali masuk kesini, dan ia segera dikejutkan dengan M200.408 Cheytac, Barret M82 juga SPR2 yang paling mematikan dengan menggunakan jenis peluru 50BMG
Fokus tembakan mencapai 2000m lebih dengan kecepatan luar biasa. Dulu pernah dipakai saat perang dunia kedua dan termasuk sangat langka bahkan hanya ada lima diseluruh dunia.
Namjoon melongo melihatnya, kemudian menatap Taehyung dengan raut tidak percayanya.
"Bagaimana bisa kau memiliki ini Tae?" Taehyung menyeringai
"Itu rahasia hyung" Namjoon mendengus kemudian duduk dihadapan Taehyung. Mereka berdua mulai menyusun strategi. Dari kemungkinan terkecil hingga jika harus terjadi perang kembali.
Namjoon tetap diposisinya yaitu di Intel. Tapi jika Taehyung membutuhkan Namjoon maka Namjoon harus turun tangan. Taehyung juga memberitau Namjoon tentang pemikiranya tentang Jungkook.
Namjoon setuju dengan Taehyung. Keduanya juga membuat rencana tentang itu. Taehyung terlihat sangat menyeramkan saat bertugas.
Walau ini hanya sekedar memikirkan strategi, lihatlah sang Jendral dengan tatapan tajamnya, wajah datar, dan aura mengerikan membuat orang yang didekatnya akan gemetar ketakutan karena aura Taehyung terlalu mengintimidasi.
Jika dalam keadaan seperti ini juga Taehyung tidak bisa diajak bercanda sedikitpun. Ibarat serigala jelmaan dari iblis. Taehyung takkan gunakan hati dan juga takkan pandang bulu siapa yang menjadi musuhnya.
Dia sangat mengerikan, maka dari itu tak ada yang berani menentangnya jika ia dalam mode seperti ini.
"Aku yakin dikepolisian juga ada antek antek dari IRIS. Kita harus lebih waspada hyung. Jangan sampai planing kita bocor"
"Kau benar Tae, sebaiknya hanya kita yang tau tentang ini. Jangan percaya siapapun termasuk teman dekatmu karena disaat seperti ini semua bisa saja menjadi musuh" Taehyung menatap Namjoon tajam
"Termasuk kau hyung. Jika aku tau kau berhiyanat, aku akan sangat kecewa dan terpaksa memburumu"
"Aku cukup waras untuk tidak melakukan hal itu"
"Bagus hyung, aku percaya padamu"
____________
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal Kim [END-Terbit]
Ngẫu nhiênSeorang berandal sekolah yang berhasil memikat hati seorang kepala kepolisian Korea, Jenderal Kim. Didukung oleh perjodohan yang membuat keduanya semakin terikat "Sial, aku jatuh cinta padanya" "Ugh, Jenderal Kim" NB: FF ini hanya sekedar karangan d...