일반 XX

20.5K 2.3K 154
                                    

Chanyeol berbincang sedikit dengan kepsek dan wali kelas Jungkook. Dengan dirinya yang masih memeluk Jungkook dan membelai kepalanya dengan lembut.

Namjoon ada disamping Jungkook dan Yoongi dirangkul Namjoon. Namjoon sesekali menimpali perkataan Kepsek dan wali kelas Jungkook. Bertanya bagaimana prestasi Jungkook juga.

Wali kelas Jungkook berkata jujur bahwa ia terkejut karena ternyata Jungkook itu sangat pandai. Para guru lainya juga berpendapat sama. Semua terkejut dengan prestasi Jungkook yang sebenarnya.

Wali kelas Jungkook sangat berterimakasih yang sudah membuat Jungkook banyak berubah. Bukan cuma sikap namun juga prestasinya yang sebelumnya Jungkook sembunyikan.

Irene yang ada dibelakang mereka menggeram. Jika seperti ini akan sulit untuk bisa menyingkirkan Jeon Jungkook. Karena saat Jungkook terkena skandal nanti pasti akan banyak yang membela Jungkook.

"Maaf Tuan Kim, tapi Jeon Jungkook belum benar benar berubah. Tadi siang dia melukai Irene Saem dengan cara mendorongnya hingga jatuh. Hanya karena Irene saem mantan dari Jendral Kim" kata Sung jeong

"Iya! Lagipula bukanya lebih pantas jika Jendral Kim bersama Irene Saem dari pada Jeon Jungkook si sampah masyarakat" seketika rahang Namjoon mengeras. Ia tidak terima calon adik iparnya dihina seperti itu. Apalagi dibandingkan dengan si Jalang

"Hei!! Jaga mulut kotor kalian ya! Siapa yang kalian bilang sampah?! Kalian bilang Jungkook sampah apa kabar dengan kalian?! Kalian hanya belum tau seperti apa Irene sebenarnya!" Teriak Namjoon marah. Sementara Jungkook sudah mulai terisak dipelukan Chanyeol.

Chanyeol mengatupkan mulutnya rapat. Menatap tajam siswa yang berbicara tadi. Tentu saja Chanyeol tidak terima anaknya dibuat menangis dan dihina seperti ini.

"Jeon Jungkook yang terbaik untuk putraku dan bukan perembuan gila harta itu. Aku tidak akan segan segan menjebloskan kalian kepenjara jika masih berani menghina, dan melukai putraku- Kepala Sekolah Yoo, bisakah anda mendidik siswa siswi dengan benar? Mereka benar benar menjijikan dan bermulut sampah!" Geram Chanyeol

"Jika masih seperti ini, aku akan cabut sahamku di sekolah ini dan kujamin sekolah ini akan ditutup. Apa anda mengerti?" Kepala sekolah Yoo mengangguk, dalam hati ia mengumpat karena kelancangan murid muridnya.

"Dan kau Irene. Kau masih punya muka menampakan batang hidungmu dihadapanku? Setelah kau sakiti putraku begitu dalam kau pikir aku akan merestuimu lagi masuk kedalam keluargaku? Tidak akan pernah. Keluargaku itu milikku dan keputusan semua ada ditanganku. Dan kau sudah aku blacklist dari lama. Kau tidak akan pernah kubiarkan masuk lagi"

"Jika sampai aku tau kau mengusik Putraku dan juga Jungkook. Kau akan tau akibatnya" Irene diam tidak bisa mengatakan apapun.

Tapi saat ini dia sangat marah karena keluarga Kim mempermalukanya seperti ini. "Padahal tadi sudah kuperingatkan, jadi masih berani cari gara gara" semua menoleh kearah pintu utama.

Chanyeol tersenyum saat melihat Kim Seokjin ada disana sedangkan Namjoon membeku. Ia sangat merindukan sosok Seokjin. Dia masih belum bisa melupakan Seokjin. Ingin sekali ia memeluk namja cantik yang ada diambang pintu utama itu.

Namun dia tidak bisa, lebih tepatnya dia belum bisa melakukanya. Seokjin pasti masih marah padanya. Namun tanpa Namjoon duga, Seokjin memeluk dirinya dengan erat. Membuat Namjoon blank seketika.

"Aku sangat merindukanmu Namjoonie" bisik Seokjin. Namjoon yang akhirnya sadar balas memeluk Seokjin

"Aku juga merindukanmu hyung, sangat merindukanmu" Seokjin menangis dalam pelukan Namjoon.

"Maafkan aku karena tidak percaya padamu Joonie. Sungguh aku sangat menyesal, Irene yang sudah menjebakmu. Wanita itu menjebakmu Namjoonie" Namjoon yang sudah tau semuanya hanya bisa tersenyum. Ia lega akhirnya Seokjin bisa memepercayai dirinya juga tau apa yang sebenarnya terjadi.

Enam tahun lalu, Namjoon dan Seokjin bertengkar hebat karena sebuah kesalah pahaman. Namjoon ingin menjelaskan semuanya namun terlambat. Kedua orangtua Jin tidak mengijinkan Namjoon untuk bertemu dengan putra mereka lagi.

Hingga enam tahun lamanya, baru sekarang mereka bisa bertemu dan berpelukan lagi seperti ini. "Aku senang akhirnya hyung tau. Aku tidak pernah selingkuh hyung. Aku hanya mencintai hyung dari dulu hingga sekarang" Jin semakin mengeratkan pelukan

"Aku juga masih sangat mencintaimu Joonie" Jin melepas pelukan dan tersenyum cantik.

Ia tatap Namjoon dengan senyum yang mengembang. Kemudian ia beralih menatap Irene dengan tatapan tajam. "Dasar ular tidak tau diri"

Plakk

"Beraninya kau memfitnah Namjoon dan merusak hubunganku denganya sialan!!" Teriak Seokjin

"Kau buat anakku berpisah dengan appanya dan sekarang kau ingin merusak kebahagiaan adikku hah?!"

"Dasar pelakor bajingan!!"

Plakk

Plakk

Tidak ada yang berani mencegah kelakuan Jin. Karena Jin sekarang tampak menyeramkan. Lagi, Irene tidak bisa berkuti sekarang. Ia tidak bisa mengelak karena bukti otentik terpampang jelas di layar yang tergantung diatas.

Jin menyeringai saat akhirnya ia berhasil menemukan bukti dan langsung bisa menyingkirkan Irene. Untung dia tau kedok Irene dengan cepat. Sehingga dirinya bisa membongkar semuanya dengan cepat.

Padahal baru tadi pagi Irene melancarkan aksinya disekolah ini. Namun Jin, agen terhebat dibidang Intel milik DIS ini lebih cepat bergerak dan membongkar semuanya.

Sekali lagi Jin masih menyeringai. Tak beberapa lama para anggota NTS datang dipimpin oleh Kapten Kim Myungsoo. Irene langsung dibekuk oleh pihak NTS.

"Sialan! Apa yang kalian lakukan!!"

"Kau pikir kau bisa membodohiku Irene-ssi. Dasar bodoh, kenapa kau malah bergabung dengan IRIS eoh? Untung Taehyung belum disini. Tapi aku tidak tau nasibmu setelah Taehyung pulang. Kau kalah cepat dariku Irene, kau kalah cepat dan ceroboh. Kapten L, bawa dia ke sel isolasi. Biarkan Jendral Kim yang mengintrogasinya bersama KomJen Park nanti"

Irene segera dibawa. Ia terus berteriak jika Jin itu salah. Dia bukan teroris dan bla bla bla. Namun tidak ada yang bisa menolong Irene termasuk anggota IRIS lainya yang masih menyamar juga tidak bisa menolongnya.

Disana, Minki gemetar. Ia tidak tau jika Jin seberbahaya itu. Ia tidak menyangka Irene dengan cepat ketahuan. Lalu bagaimana nasib dirinya?

Jin kembali menatap Namjoon. Namjoon mendekati Jin menuntut penjelasan. Jin tersenyum dan memanggil sebuah nama.

"Kim Nari kemari sayang" seorang gadis kecil berusia enam tahunan berlari kecil menghampiri Jin.

"Eomma! Ahjuma tadi jahat ya? Kenapa el samchon menangkapnya eomma?" Jin tersenyum dan mengusap surai Nari dengan lembut.

"Iya sayang, dia jahat. Sangat jahat, jadi Nari jangan dekat dekat dengan dia ya" Nari mengangguk imut

"Nari sayang, Nari bilang ingin bertemu appakan?" Nari mengangguk semangat

"Iya eomma! Nari kangen appa! Apa appa ada disini? Mana appa Nari" Jin tersenyum dan menatap Namjoon. Sementara Namjoon menitikkan air mata. Ia sangat ingat dulu ia yang sudah menodai Jin sewaktu belum berpisah. Dan ia yakin gadis kecil itu adalah putrinya.

"Appa disini sayang. Appa disini!"

___________

TBC

Jenderal Kim [END-Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang