Chap 3

67.4K 2.4K 43
                                    

Hari minggu cerah sangat pas di nikmati di luar rumah. Meski hanya sekedar menghabiskan waktu di taman atau pun tempat terbuka lainnya mampu menghilangkan kepenatan.

Terlebih, hang out bersama keluarga ataupun teman pastilah sangat menyenangkan.

Namun semua hal itu tidak berlaku dalam schedule Annara Shanessa. Gadis itu setiap harinya selalu di sibukkan dengan pekerjaan.

Jika ia mendapatkan jatah libur di akhir pekan, ia lebih memilih untuk lembur. Justru di waktu itu lah pengunjung lebih ramai memenuhi restoran tempatnya bekerja.

Kakinya yang jenjang melangkah lebar bahkan terkesan berlari memasuki sebuah restoran ternama. Lantas memasuki ruang ganti untuk memakai seragam waitress.

Nara mengenakan pakaian dengan ukuran yang sangat pas hingga terbentuk lekukan tubuhnya. Meski begitu, rok yang di gunakan sangat wajar tampilannya karena sepanjang lutut.

Berbeda dengan beberapa temannya yang mengenakan satu jengkal di atas lutut bahkan ada yang hanya menutupi setengah pahanya saja.

Management restoran tidak mempermasalahkan hal tersebut. Selama para pegawai bersikap ramah dan sopan tidak mengurangi kualitas pelayanan restoran.

Nara mulai sibuk dengan pesanan beberapa pengunjung. Sudah beberapa kali ia bolak-balik dari pantry menuju meja para pemesan menu.

Entah karena terburu-buru atau memang gerakan Nara yang terlalu gesit saat ingin mengantar pesanan orange juice, pijakan kakinya seolah terpeleset hingga ia begitu spontan membalikan tubuhnya.

Dan...

Byur!

Isi dalam wadah bening tersebut telah tumpah. Sialnya, mengenai seorang bertubuh tegap dengan balutan setelan jas mahal.

Nara menunduk, merutuki kecerobohannya. Dengan mata yang terpejam ia berusaha membuka suara.

"Maafkan saya, Tuan. Saya tidak bermaksud bersikap tidak sopan. Sungguh, saya benar-benar tidak sengaja!"

Nampan yang masih terdapat gelas bening tanpa isi di raih oleh pria tersebut, kemudian...

Prang!

"Pelayan kurang ajar, tidak tahu sopan santun!"

"Ma-maaf, Tuan!" Nara begitu ketakutan. Tanpa menunggu reaksi pria itu lagi, ia lantas membersihkan bekas orange juice yang merembes di pakaian mahal si pria.

Zac mendorong bahu kecil Nara cukup keras hingga gadis itu nyaris terjungkal. Kepala Nara terangkat menatap pria itu.

Namun, kedua iris hazel jernihnya melebar mendapati manik abu yang kini terlihat menyeramkan.

Nara kembali di pertemukan sosok angkuh ini -- lagi.

Beberapa waktu lalu ia pun mengalami hal serupa. Tapi saat itu, pria ini lah yang melakukan kesalahan.

Menabrak Nara yang tengah berjalan santai dengan membawa sebuah teriyaki yang masih bersisa dari restorannya untuk di bawa pulang.

Saat itu Nara tengah membuka wadah yang berisi teriyaki hanya untuk sekedar menghirup aromanya. Ia yakin pasti adik laki-lakinya akan bersorak kegirangan mendapati makanan enak di akhir bulan.

Sialnya, makanan itu malah tumpah begitu saja akibat pria arogan yang menabrak tubuhnya. Bahkan pria itu sangat marah. Meski jelas-jelas si pria yang bersalah.

Hingga Nara begitu ketakutan menerima tatapan tajam pria yang di duganya berasal dari kalangan high class.

Flashback

(Love)session ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang