Chap 10

56.5K 2.2K 75
                                    

Seorang pria muda mengantarkan bocah tampan berambut cokelat menuju Junior High School. Selama diperjalanan pengemudi roda empat itu terus memikirkan ucapan bocah itu tadi malam.

"Hari ini adalah keputusannya. Aku akan tinggal di Yayasan bersama anak-anak lainnya," ucap Shane tiba-tiba.

Liam hanya menoleh sekilas lantas kembali menatap jalan raya. Hampir satu bulan, lebih tepatnya semenjak Nara dinyatakan menghilang Liam tinggal bersama Shane. Pihak kepolisian sudah melakukan pencarian dan penyelidikan namun hingga saat ini tak ada titik terang.

Banyak keanehan yang janggal dari peristiwa hilangnya Annara Shanessa. Meski semua rekan yang menyatakan kejadian malam itu bahwa Nara sudah memasuki gang tempat tinggalnya, tim penyidik malah memberi statement jika sahabatnya sengaja melarikan diri.

Rekaman CCTV yang ada di area itu menunjukkan hal-hal aneh karena tidak terlihat Nara memasuki area rusun.

Fuck! Itu tidak mungkin. Seorang gadis yang begitu menyayangi Adiknya tidak akan melakukan tindakan tersebut.

"Lebih baik kau ikut bersamaku saja, Shane. Bukankah kau sudah menganggapku seperti Kakak laki-lakimu?" paksa Liam.

Shane menggeleng pasti, "Tidak, aku akan tetap pada pilihanku. Aku tahu dengan kariermu yang sedang melesat. Minggu depan kau harus terbang ke Paris, bukan?"

Deg

Mendadak Liam menghentikan laju kendaraannya, "Itu perkara mudah, tidak ada yang melarangku mengajakmu."

Shane menghela napas berat, hidup sebatang kara memang menyedihkan dan selalu dikasihani. Tentu saja bocah dengan pola pikir yang jauh di atas rata-rata usianya telah bertekad pada keputusannya.

"Liam, please, aku masih ingin tinggal di sini. Dinas sosial akan merawatku dengan baik tanpa harus bergantung padamu," pinta Shane meyakinkan.

Liam mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangannya. Bukan sekedar omong kosong jika ia ingin membawa Shane ke Paris dan menyekolahkan di sana.

Tapi...

"Aku tidak mungkin berpindah sekolah terus menerus jika mengikuti pekerjaanmu yang sering berpindah lokasi, bukan?" tanya Shane yang dibenarkan Liam.

Sebagai seseorang yang sedang mendalami pekerjaan sebagai manajer di sebuah Wedding Organizer ternama sangat perlu meningkatkan urusan fashion dan decoration. Liam dituntut mengikuti pembelajaran di cabang-cabang tempatnya bekerja yang berada di luar kota maupun negaranya.

"Lusa aku akan berkemas karena pihak yayasan akan menjemputku." Shane kembali menghela napas rendah, "Meski demikian, aku selalu berdoa agar Nara selalu dilindungi di mana pun berada."

Liam menyentuh rambut cokelat Shane, mendekatkan kepala bocah itu pada dadanya. "Ya, Nara akan baik-baik saja. Kita harus yakin."

Jika sudah seperti itu, Liam hanya bisa berharap semoga Shane tidak akan merasa kesepian karena memiliki teman yang sesusia dengannya.

Liam juga tidak akan lepas tangan begitu saja. Ia akan tetap menghubungi Shane meski tanpa tatap wajah.

🌺🌺🌺

"Hey, sudah lama sekali kita tidak melihat gadis itu. Apa dia melarikan diri atau menghilang ditelan bumi?" tanya Aldo pada James yang tengah asik mencumbu wanita seksi di sebelahnya. Susana dunia malam di tempat ini semakin menantang.

Zac yang tengah menelan cairan alkohol hanya melirik sekilas merasakan panas yang membakar tenggorokannya.

"Tanyakan saja pada Jerk ini. Bukankah dia yang kembali menyetubuhi gadis itu hingga pagi?" kekeh James menaikan sebelah alisnya lantas kembali melumat bibir tebal wanita panggilannya.

(Love)session ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang