Chap 2

74.4K 2.3K 68
                                    

Terik matahari yang terasa menyengat dikulit, tak menyurutkan semangat para pencari bongkahan mata uang. Terlebih, tidak berpangaruh untuk para eksekutif muda yang kini tengah bertransaksi tender di sebuah privated room.

Sebuah ruang yang memang di design untuk menjamu para kolega untuk melakukan meeting.

Zac tengah memenuhi panggilan dari rekan bisnisnya, Peter Mark. Tidak hanya Zac, ada kedua rekan bisnis lainnya juga ikut menandatangani sebuah tender besar dari perwakilan perusahaan yang menginvestasikan sahamnya dengan jumlah yang fantastis.

Waktu meeting yang cukup lama membuat Zac jengah sekaligus bosan. Meski Peter sudah mempersiapkan beberapa wanita seksi untuk menghiburnya dan juga kedua kolega yang bersamanya, rasa bosan itu tetap saja melanda dirinya.

Berbeda dengan Robert yang terlihat begitu menikmati hiburan yang di suguhkan Peter. Tak tanggung-tanggung tangan kanan Robert telah melata memasuki paha dalam wanita yang bersamanya.

Bahkan tangan kiri dengan brengseknya menarik kemben hitam sang wanita, hingga seluruh isinya yang mengembung elastis tumpah begitu saja di wajah mesum Robert.

Meeting yang sudah selesai sejak satu jam lalu kini berubah layaknya pesta sex bebas untuk para investor.

Robert tak tinggal diam dengan gundukan kembar yang bergoyang menggoda.

Mulutnya yang telah berkali-kali melakukan maksiat kini tengah mencumbu puncak merah muda yang membesar dalam mulutnya yang panas.

Pria itu menarik tubuh si wanita sampai terduduk dengan kedua kaki yang mengangkangi miliknya. Mini dress yang dikenakan si wanita sudah tersingkap.

Bahkan miliknya yang basah memengenai milik Robert yang keras meski masih tersembunyi di balik celana bahannya.

Belum lagi satu kolega lagi yang kini tengah membuka resleting celana formalnya.

Wanita yang memang di sediakan untuk pria itu kini tengah memberikan service terbaiknya pada batang cokelat yang telah memasuki rongga mulutnya.

Tangan pria yang memiliki asset dari clan Thompson Company, itu pun kini tengah mengatur kepala cantik wanita itu untuk terus memberikan blow job yang membuat dirinya kelojotan menerima semua kenikmatan dari mulut binal wanita di bawahnya.

"Aah ... aahh ... ya begitu, hem. Uuhh ... teruslah ... jangan berhenti sebelum mulutmu penuh dengan gairahku, Bitch." Armando Thompson meracau.

Pria itu pun mulai tak sabar dengan ikut menggerakan miliknya agar wanita itu semakin dalam menghisapnya.

Dengan gemas kedua tangannya yang kuat meremas gundukan bulat dengan cukup kasar hingga si wanita mengerang dan tersedak.

Ya, Armando telah mendapatkan pelepasannya bersamaan dengan cengkeraman keras di kedua payudara montok si wanita.

Cairan menjijikan yang di keluarkan pria itu begitu banyak sampai meleleh di mulut seksi sang wanita. Cairan biadab itu mengalir hingga mengenai kedua puncak kembar si wanita pemberi kepuasan.

Armando terkekeh puas, "Telan semuanya. Jangan sampai kau muntahkan bukti gairahku di mulut binalmu. Telanlah!"

Wanita itu dengan senang hati melakukannya. Karena setelahnya ia akan di hujani nominal-nominal yang mampu membeli apapun yang di inginkannya.

"Sekarang kau bersihkan milikku! Masih ada tetesan yang membekas, aku tidak ingin isteriku tahu kegiatan di luar setelah meeting." Armando memerintah lagi.

(Love)session ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang