Chap 19

57.7K 2.1K 68
                                    

Sebuah sedan mewah berhenti di pekarangan. Amelia mengernyit memperhatikan kendaraan yang belum juga membuka pintunya.

Dengan penasaran ia mendekati kendaraan tersebut dan ...

Seorang maid keluar dengan wajah yang bersimbah air mata. Maid itu sempat memberi hormat padanya sebelum berlari dengan tangan yang membawa kantung belanjaan dapur.

"Oh, hai. Lama tidak berjumpa denganmu, Nona manis," sapa Aldo yang di balas dengan cibiran Amelia.

"Tak ada yang berubah dari kelakuan bejat Aldofonso Lexy."

"Uh, begitukan sapaan untuk pria yang dua belas tahun lebih tua darimu?" kekeh Aldo.

"Sayangnya pria yang nyaris mendekati usia uzur itu memiliki tingkah abnormal," ejek Amelia.

Aldo tertawa lepas tak tersinggung sama sekali dengan cacian Amelia.

"Aku masih muda. Bahkan masih pantas menyandang kekasihmu."

Amelia menatap jengah bahkan memasang wajah malas.

"Tapi aku sudah lebih dulu menganggapmu layaknya adik bocah perempuan yang menggemaskan," godanya sengaja.

"18 tahun sudah bisa dikatakan dewasa!" decak Amelia tak terima.

"Tapi kuyakin dirimu belum cukup mumpuni untuk menyandang status dewasa." Aldo teesenyum penuh maksud mendekati telinga Amelia.

"Sebelum kau pecah selaput dara, kau masihlah bocah ingusan yang berlindung pada kakakmu yang tanpa kau tahu sama bastard-nya denganku," kekeh Aldo puas.

Sebelum Amelia membuka suara untuk membela diri, pria itu telah memasuki kendaraannya. Lambaian tangan kokohnya diabaikan Amelia hingga kendaraan mewah itu keluar gerbang tinggi.

Amelia berdecak sebal. Belum lama ia memergoki James tengah bercumbu dan kali ini ia kembali melihat perbuatan asusila Aldo pada seorang maid.

Oh, God. Kenapa kedua sahabat Kakaknya begitu brengsek. Dua tahun lebih tak mengubah sikap bajingan pria-pria tersebut.

Amelia berharap jika pria yang menjadi kebanggaannya tidak akan melakukan hal menjijikan yang dibencinya.

Jika memang para bajingan itu melakukannya pada para jalang, Amelia tidak akan semarah ini. Meski belum berpengalaman, Amelia cukup tahu dunia liar para eksekutif muda yang penuh dengan lendir dan desahan.

Tapi jika para bedebah itu melibatkan gadis polos, Amelia tidak akan mentolerir perbuatan terkutuk itu.

Sekalipun Zachary Giordan yang melakukannya, Amelia tidak akan memaafkannya.

🌺🌺🌺

Nara tengah membersihkan tempat tidur sang Tuan muda. Tak ada perasaan was-was meski berada di dalam ruang sang iblis karena ia mengetahui sang pemilik mansion tidak ada di tempat.

Nara bergerak lincah melakukan pekerjaannya dengan sesekali bersenandung. Tanpa disadari kegiatannya tengah diperhatikan intens.

Tubuh jangkung yang baru saja keluar dari bathroom terlihat sangat maskulin. Tubuh atletis yang masih basah bahkan sisa air pemandiannya masih menempel mengaliri otot bisepnya.

Akh!

Nara tersentak ketika membalik badan terbentur dada padat. Aroma mint sangat mengganggu indera penciumannya hingga nyaris terbius.

"Ma-maaf. Saya permisi!"

Hemphh...

Nara terkejut menerima serangan tiba-tiba. Bibirnya yang masih rapat dipaksa terpisah. Dengan cepat lidah tak bertulang yang sangat mahir itu mengobrak-abrik isi mulut Nara sangat buas.

"Zac ... hhh ..." lirih Nara mengatur napasnya yang terengah setelah bibirnya terlepas.

Pria yang hanya mengenakan lilitan handuk putih menyeringai, lantas menarik paksa tubuh mungil Nara di atas tempat tidur super megahnya.

"Jangan pernah berpikir untuk keluar dari sini."

Zac kembali meraih bibir lembut yang selalu menjadi incarannya saat berdekatan dengan gadis ini.

Mata Nara membelalak merasakan benda keras yang merapat pada bagian intimnya. Kedua tangan kokoh itu pun telah berada di kedua payudara bulatnya.

Sekali sentak, seragam gadis itu terbuka, bahkan gundukan kenyal itu terpampang sempurna.

Zac mengeluarkan isinya dan langsung melahap rakus. Kedua tangan Nara yang masih memberontak disatukan di atas kepalanya.

Mengulum, mencubit, mengisap bahkan menggigitnya hingga Nara melenguh frustrasi atas gairahnya yang ikut melonjak.

Handuk yang sedari tadi menghalangi keperkasannya kini telah Zac tanggalkan.

Nara menahan napasnya. Matanya terfokus pada kelelakian besar dan panjang berurat.

"Mengaguminya, hem?"

Nara tersadar, sedikit gelagapan sampai tak menyadari tubuhnya pun tak terlapisi helaian kain penutup.

"Aku ingin mengurungmu selamanya. Sampai kau menyerah dalam kenikmatan yang hanya kuciptakan untukmu. Selamanya...," desahnya bersamaan dengan tusukan miliknya dalam lubang senggama Nara.

Zac menengadah mengejar klimaksnya. Kedua tangan bertumpu meremas payudara bulat yang kini dipenuhi hisapan cinta.

"Ini sak-kit, Zac," rintih Nara akibat ayunan pinggul Zac yang semakin kasar dan dalam.

Nara merasakan penis pria itu kian membesar hingga terasa sesak menyodok dinding vaginanya.

"Sak-kithh ...," erang Nara mencengkeram paha Zac.

Brak!

Pria yang masih konsentrasi menggagahi gadisnya seolah tak mendengar pintu kamarnya terbuka.

Posisi kepala Nara yang mengarah langsung pada pintu segera meraih selimut untuk menutupi bagian atasnya yang terekspose.

"Gio!" pekik Amelia tak percaya.

.

.

.

.

Jeng .. jeng .. jeng ..
Terciduk adik tercintah. Apa yang akan terjadi selanjutnya ???
Amelia ngamuk terus nolongin Nara atau malah sebaliknya, kasih semangat Zac untuk meneruskan lagi aksi mantap-mantap? 🙈



*29-Nov-2018
EL alice

(Love)session ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang