Pagi hari yang sejuk, Nara mulai dengan mengantar adik laki-lakinya ke sekolah. Shane Fillander, yang kini tengah duduk di bangku Junior High School terlihat sangat bersemangat. Bocah itu memang selalu menurut dengan apa yang Kakaknya perintah.
Setelah mendapat jawaban menyakinkan seputar alasan Nara yang mencari pekerjaan lagi, Shane merasa cukup puas. Pasalnya, bocah 12 tahun itu terkadang membuat Nara sering berbohong dengan alasan-alasan apapun agar adiknya tidak mencemaskannya.
"Sudah sampai! Kau belajar yang giat. Ingat, jangan buat masalah apapun di sekolah. Aku berangkat!"
Setelah sedikit mengacak-acak rambut cokelat adiknya, Nara bergegas menuju halte. Targetnya hari ini adalah mendapatkan pekerjaan.
Nara sudah memasuki beberapa toko dan butik ternama, tapi sayangnya keberuntungan belum berpihak padanya. Karena lowongan yang beberapa hari lalu sempat ia lihat ketika berangkat bekerja, kini sudah terisi posisinya.
Gadis itu tak patah arang. Meski sudah lebih dari tiga ruko yang menolaknya, Nara tetap semangat.
Hari semakin terik, gadis itu menyeka buliran yang menetes di keningnya. Ia memasuki sebuah toko bunga yang cukup ramai dengan pembeli.
Cukup lama menunggu, hingga akhirnya sedikit menyepi, Nara memasukinya.
Lagi ... baru saja ia mengeluarkan berkas dari dalam ranselnya, ia sudah di tolak.
"Maaf, saat ini pegawai kami sudah cukup. Jika nanti membutuhkan pegawai tambahan, kami akan memasang informasinya di sana." wanita pemilik toko bunga menunjuk pada arah kaca jendela.
"Baik, terima kasih. Maaf, sudah mengganggu waktu Anda." Nara beranjak setelah menerima anggukan si pemilik toko.
Cukup sulit, tapi aku harus mendapatkan pekerjaan.
Nara merebahkan bokongnya di sebuah kursi taman yang cukup sepi. Hanya beberapa orang saja yang melewatinya.
Kesibukan warga London di siang hari cukup membuat Nara terlihat seperti orang hilang sedari tadi keluar masuk toko mencari alamat.
Semua karena bajingan brengsek yang membuat dirinya kehilangan pekerjaan. Selama empat tahun bekerja di restoran, Nara tidak pernah menemui pengunjung yang super arogan seperti bajingan itu.
Hanya karena tumpahan orange juice, ia kehilangan pekerjaannya. Pria yang nyatanya berkelas itu begitu gila hanya untuk mengurusi masalah ekonomi seorang Annara Shanessa, dengan memutus pintu rejekinya dalam mencari nafkah. Hingga akhirnya Nara dengan tidak rela melepas dedikasinya di sana.
Zachary Giordan, adalah nama yang akan selalu Nara ingat. Nama seorang pria terbrengsek yang membuat rasa kesalnya meletup ketika mengingatnya.
Nara menghela napasnya kasar. Setelah menghabisi air mineral dalam botol, gadis itu memainkan ponsel.
Sedari tadi ponselnya beberapa kali bergetar, tapi di abaikan. Gadis itu cukup terkejut mendapati lebih dari 20 kali missed call. Bahkan ada sepuluh pesan masuk pada chat pribadinya
Semua panggilan dan pesan itu tak lain adalah dari sahabatnya yang paling dekat, William Velasco. Pemuda 25 tahun yang kini menjabat manager di salah satu Wedding Organizer ternama di kota London.
Pria itu pasti sudah mengetahui dirinya tidak bekerja lagi di restoran. Mungkin tadi sebelum ke kantor Liam menyempatkan sarapan di restoran, hingga pria itu tidak menemui keberadaan Nara di sana.
Baru saja Nara ingin membalas pesan Liam, ponselnya kembali berdering dengan nama kontak pria tersebut.
Belum sempat Nara membuka suara, kening gadis itu berkerut karena mendapati ocehan panjang lebar dari sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Love)session ✔
Romance[ Cerita anpaedah duasatu plus-plus ] Hidup damai Annara Shanessa tak bertahan lama. Pertemuan tak sengaja dengan pria bajingan itu menyusup perih dalam rentetan daftar riwayat hidupnya. Bayarannya terlalu mahal, jika tubuhnya yang suci harus menjad...