Manik abunya seakan tak berkedip menelusuri tubuh gadis yang saat ini terbaring di tempat tidur megahnya. Tangan Zac terulur menyentuh pipi ranum Nara dengan punggung tangannya.
Gadis yang polos ...
Sudut kiri bibir Zac terangkat angkuh. Kepolosan wajahnya sangat jauh berbeda dengan tabiatnya. Gadis pemberontak yang berani mengacaukan hari-harinya. Gadis yang sombong mempermalukan dirinya di pusat keramaian.
Sialan!
Zac langsung meraup bibir merekah gadis itu dengan kasar. Meski tak ada sambutan lidah Zac menyapu lapar permukaan mulut Nara yang tertutup. Lidahnya membelai lembut sesekali menggigit bibir bawah Nara yang terlihat menyegarkan.
Aroma vanila dari lip gloss-nya membuat Zac mengisap kuat hingga decapannya sangat terdengar. Ini gila, ciuman tanpa sambutan ini membuat aliran darahnya memanas.
Pria itu tak sabar menantikan pengaruh obat biusnya hilang. Ia sangat ingin melihat wajah angkuhnya yang berubah ciut. Membayangkannya saja sudah membuat senyum menawan Zac terpancar.
Satu persatu kancing kemeja Nara di buka. Hanya gumaman tak jelas yang terdengar dari gadis yang masih terlelap. Jemari panjang Zac menelusuri kulit lembut yang telah terbuka bagian atasnya.
Ukuran dada yang menurutnya kecil itu tak menutupi kemolekan dari tubuh milik Annara Shanessa. Tubuhnya di angkat sedikit untuk membuka resleting pada rok sepan yang membungkus bokongnya.
Damn!
Gadis kecil ini ternyata sangat menggiurkan. Jakun Zac terlihat naik turun menatap intens. Pertarungan otaknya yang waras di abaikan. Setelan jas formal telah ditanggalkan. Kerah kemeja putihnya telah terbuka hingga simpul dasinya longgar. Bagian lengannya tergulung sampai batas siku, namun semakin terlihat manly.
Zac kembali memagut bibir cantik itu lebih dalam lagi. Lidah brebgseknya menjilat sepanjang garis permukaan bibir Nara. Ciumannya mulai menurun mengisap dagu runcing, mencecap leher jenjang dan meninggalkan bercak merah.
Bibir Zac masih terus mencumbu. Lidah trampilnya terus menyapu hingga ke belahan payudara yang masih terbungkus cup brenda. Dalam keadaan tidak sadar ternyata kegiatan Zac direspon oleh tubuh gadis yang masih terpengaruh obat bius.
Mungkin saja dosisnya sebentar lagi hilang karena saat ini kedua puting yang sedikit menyembul itu berdiri tegak dengan warna merah muda.
Sangat menggairahkan.
"Shit!" umpat Zac tak tahan lagi. Ia tak peduli jika harus menyandang bajingan payah karena menyetubuhi wanita tak berdaya.
Mulut bejatnya yang masih di berada di belahan payudara Nara mulai bergeser pada bulatan kanan yang terbungkus bra. Baru saja gigi putihnya menarik cup berwarna creme namun -----
Brak!
"Wow! Sabar, dude. Gadis itu belum sadar," kekeh James mengejek.
"Kau bernafsu sekali. Dari segi fisik gadis itu bukan seleramu, meski meiliki wajah yang manis," cibir Aldo menimpali.
Zac mendengkus kesal, gairah yang baru saja naik langsung surut seketika melihat kedua bajingan tengik. Tangan kuatnya yang memegang selimut tipis segera di pasangkan menutupi tubuh setengah telanjang Nara. Pria itu mendekati kedua sahabatnya.
"Sebelum dia sadar dan memberontak tidak ada salahnya mengerjai tubuhnya. Kau benar, dia sangat polos. Bahkan penutup yang di gunakan pada kedua alat vitalnya benar-benar tidak menantang," decak Zac.
Tawa keras meluncur dari pita suara Aldo dan James.
"Dia bukan jalang, Zac!" sahut Aldo.
"Kurasa nanti kau harus bergerak lembut agar tidak meremukan tubuhnya," timpal James.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Love)session ✔
Romance[ Cerita anpaedah duasatu plus-plus ] Hidup damai Annara Shanessa tak bertahan lama. Pertemuan tak sengaja dengan pria bajingan itu menyusup perih dalam rentetan daftar riwayat hidupnya. Bayarannya terlalu mahal, jika tubuhnya yang suci harus menjad...