"Sialan!" maki Zac setelah menduduki kursi kebesarannya. Sebagian berkas berceceran di lantai akibat kemarahannya.
"Sepertinya kau senang sekali berurusan denganku. Apa kehilangan pekerjaan masih belum cukup puas untukmu. Baiklah, akan kuberikan tambahan bonus untuk kemalangamu," gumamnya menyeringai.
Zac menyandarkan punggungnya yang lelah. Meski mencoba menepis tapi wajah manis gadis itu berputar di kepalanya.
Entahlah, ada sesuatu yang mendorong dirinya untuk lebih mengetahui kehidupan gadis itu.
Cklek
Pintu terbuka tanpa terdengar suara ketukan. Zac menatap malas wajah tengil James yang tanpa rasa bersalah memasuki ruangannya.
"Apa kau tidak pernah di ajarkan untuk mengetuk pintu memasuki ruang atasanmu?" sengit Zac.
James hanya tertawa hambar melihat ekspresi Zac yang menurutnya sedang bad mood.
"Hey, kau kenapa? Apa pertemuan barusan gagal hingga kau menampilkan wajah menyebalkanmu?!" ejek James.
Zac memutar bola matanya malas, "Jangan pernah meremehkanku, James!"
"Lantas apa lagi yang membuat seorang Zachary Giordan memasang wajah jeleknya?" James memicing.
"Brengsek!"
James hanya menggelengkan kepalanya mengabaikan sikap pria itu yang meluap-luap tak jelas.
Tok tok
Seorang gadis berseragam office girl memasuki ruangan membawa dua buah cangkir yang terisi kopi. Gadis itu sedikit gugup memasuki ruangan yang menurutnya paling mengerikan di gedung ini.
Tubuh mungil itu mendadak kaku karena suara berat menghentikan langkahnya.
"Siapa yang menyuruhmu membawakan minuman?!" tanya Zac kesal.
"Sa-saya di perintah Nona Arbel untuk mengantar dua buah kopi untuk Tuan dan Tuan James," jawab gadis berseragam OG dengan name tag Ariana Scott.
Zac semakin kesal melihat gelagat pegawai ini mirip dengan gadis yang telah membuat masalah dengannya.
Zac bangkit dari kursinya menuju kaca bening memandangi perkotaan London.
"Kenapa masih diam saja? Cepat kau letakan di meja sebelum aku berubah pikiran untuk menyiramnya di tubuhmu!" titah Zac angkuh.
Dengan tangan bergetar Ariana segera meletakan kedua cangkir itu di meja.
"Sa-saya permisi, Tuan." pamit Ariana menundukkan kepala pada tubuh Zac yang membelakanginya dan juga pada James yang berada di sampingnya.
"Tunggu!" panggil James.
Tangan kurus yang baru saja ingin meraih handle pintu terhenti. Tubuhnya kembali menegang.
Apakah dirinya membuat masalah?
Sudut bibir James terangkat sinis menghampiri gadis yang semakin menciut.
Deg
"Apa kau berniat menggoda atasanmu?"
Ariana masih menunduk mencerna kalimat itu. Hingga James mendekatinya dan tangan kurang ajarnya meraih kancing bagian dada gadis itu yang terbuka.
"Dadamu terlalu kecil untuk menjadi pemuas kami!" kekeh James.
Wajah Ariana memanas mendapati ejekan atau lebih terdengar melecehkan. Seketika nampan yang di pegangnya ia gunakan untuk menutupi bagian yang baru saja menjadi objek kecabulan James Bernardo.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Love)session ✔
Romance[ Cerita anpaedah duasatu plus-plus ] Hidup damai Annara Shanessa tak bertahan lama. Pertemuan tak sengaja dengan pria bajingan itu menyusup perih dalam rentetan daftar riwayat hidupnya. Bayarannya terlalu mahal, jika tubuhnya yang suci harus menjad...