[ Author PoV ]
Seseorang terlihat mondar-mandir mencari sesuatu. Mulutnya komat-kamit menggumamkan sesuatu yang tidak dimengerti oleh lawan bicaranya. Alhasil lawan bicaranya hanya menatapnya dengan wajah bodoh.
Ia memalingkan kepalanya ke segala arah, berharap menemukan apa yang ia cari. Matanya terlihat cemas. Hatinya mulai merasakan firasat kalau barang yang ia cari tidak ada. Surai biru gradasi putih Pak Silvana bergoyang-goyang seiring gerakannya. Tangannya masih sibuk memeriksa setiap sudut ruangan. Setelah berkeliling ruangan 7 kali, sambil menggumamkan kata-kata yang tidak jelas. Akhirnya Pak Silvana tidak menemukan barang yang ia cari.
Tangannya menggaruk-garuk rambut kepala yang memang gatal karena ada kutunya dengan cemas. Ia kemudian mengambil sebuah botol mirip botol parfum, kemudian menyemprotkannya ke kepalanya. Lalu meratakannya dengan tangan. Dilihat dari manapun Pak Silvana pasti sedang melakukan pembasmian besar-besaran terhadap makhluk yang tinggal di rambutnya itu. Dan dipastikan makhluk itu akan langsung mati, karena ramuan yang dibuat Pak Silvana tidaklah main-main.
"Pak, dari tadi muter-muter kayak mainan kapal-kapalan yang bunyinya kayak motor vespa yang di jual di depan **** sama Pak Sukiman yang tinggal di Simbabwe, Kecamatan Pulupulu Kabupaten Palapala, RT 0/RW 0 anak dari Sukiban bin Sukijan. Nyari apa sih Pak?" Ucap Mafumafu heran.
" Bapak lagi cari ramuan untuk mengembalikan Soraru dan Sakata. Tapi sepertinya sudah habis. Kalau begini bapak harus ngambil bahannya di lab."
"Eh!? Terus gimana dong Pak? Masa Soraru sama Sakata jadi anak kecil?"protes Mafumafu.
"Yha, mau tidak mau mereka harus seperti itu untuk sementara. Mafumafu tolong jaga mereka sebentar ya. Bapak mau bikin ramuannya di lab," Pak Silvana segera keluar dari ruangannya.
"Eh!? Masa aku sendirian Pak!?? PAK!!" Mafumafu memanggil Pak Silvana yang berakhir seperti angin lalu.
Mata Mafumafu beralih kepada dua anak yang tadi. Entah sejak kapan Soraru sudah tidur dengan nyenyak diatas sofa. Sementara Sakata berdiri disampingnya sambil menatap Soraru yang tengah tidur. Telunjuk kecilnya menekan pipi kiri Soraru lalu menariknya kembali. Ia terus melakukannya hingga beberapa kali. Mafumafu yang melihatnya mulai merasa bosan dengan pemandangan di hadapannya.
" Kakak!" Mafumafu tersentak ketika Sakata memanggilnya tiba-tiba.
" E-eh ya?"
" Dia tidulnya kayak olang mati, ga napas..dia udah mati ya kak?" Tukas Sakata dengan wajah polosnya.
Mafumafu awalnya hendak mengomeli Sakata yang seenaknya bicara seseorang mati, namun ia memperhatikan gelagat tidur Soraru yang memang tidak bergerak sama sekali. Bahkan gerakan pundaknya ketika orang bernapas tidak terlihat. Mafumafu seketika mendekati Soraru dengan panik.
" Soraru! Soraru bangun! Jangan tinggalkan aku! SORARUU!!" Seru Mafumafu seraya mengguncang-ngguncangkan badan Soraru.
Mimik Soraru terlihat gusar karena perlakuan Mafumafu, mata bulatnya terbuka." Apa yang kau lakukan bodoh..aku tidak mati," Ucapnya dengan wajah sedatar papan seluncur.
Panah imaginer menusuk dada Mafumafu, bodoh.. batin Mafumafu dalam hati." A-aku tadi melihatmu seperti tidak bernapas.."
" Yang aku lakukan tadi hanya untuk menghemat tenaga.."
Sudut bibir Mafumafu berkedut. Dan menghemat nyawa.. batinnya dalam hati. Mafumafu menatap jam yang menunjukkan pukul 11 siang. Ia ingat akan pengumuman kemarin bahwa guru-guru akan rapat hari ini, maka hari ini para siswa pulang lebih awal. Ini sedikit membantu Mafumafu.
" Baiklah kalau begitu kalian ikut dengan kakak, tempat ini berbahaya untuk bocah seperti kalian." Mafumafu menggandeng tangan Soraru dan Sakata di samping kanan dan kirinya. Namun langkahnya tercekat ketika tangan kanannya tidak mau bergerak karena Soraru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utaite High School
RandomKetika para Utaite sekolah di Utaite High School, sekolah yang dipenuhi orang-orang yang tidak peka sekaligus tidak 'beres'. Kejadian gaje yang haqiqi terjadi setiap harinya. Dan inilah kisah para Utaite ketika sekolah di Utaite High School. Can you...