Hujan dan Awan Mendung 1 (3 Chapter to End)

29.8K 792 47
                                    

                   (Ilustrasi Guntur)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                   (Ilustrasi Guntur)

Langit biru berselimut awan putih yang menggulung berjalan tanpa disadari. Ombak menari bagaikan bersorak memanggil manusia yang terduduk di tepianya. Kadang mata terpejam kadang terbuka dengan hiasan senyum di wajah dari Tuhan yang dianugerahkan kepadanya. Ada Guntur di sana berlari ditepian garis antara pasir dan air. Dia sangat behagia sekali. Matanya kecil seakan terpejam ketika ia tertawa. Dengan kemeja putih yang terbuka memperlihatkan dada dan perutnya, mengenakan Celana kain pendek berwarna putih kopi. Dia sangat tampan apalagi sedang tersenyum riang.
"Woooiii siniii....!!! " teriak Guntur memanggil Satriya yang duduk di tengah pasir pantai memandanginya.

"iya nantiii.... "

"Nunggu apalagi? Katanya pingin ke Pantai... Kita sudah di sini sekarang! " Teriak jawaban Guntur.

Satriya masih ingin melihat pemandangan ini keindahan pemandangan laut dan ombaknya. Satu lagi ditambah ada Guntur di sana yang semakin mempercantik pemandangannya. Dilihatnya Guntur berlari mendekati nya tangannya menggenggam sesuatu sepertinya menggenggam segumpal pasir basah. Satriya bertanya dalam hati buat apa pasir itu. Setelah sampai tiba-tiba Guntur melempar pasir yang digenggamnya mengotori kemeja dan celana Satriya.

"Haaaa" Satriya menganga mulutnya terkejut dengan ulahnya.

"Hahahaha" Guntur tertawa lalu kembali berlari ke pantai.

"Awass kauuuu! " Satriya berlari mengejar Guntur.

Mereka berlarian saling mengejar, melempar pasir satu sama lain. Berpautan, suara tawa mereka ikut pecah dengan deburan suara Ombak.

Tiba-tiba cuaca berubah langit pagi yang cerah dan sekumpulan awan putih bergumul memadat membuat warnanya semakin gelap.  Mereka berlari ketepian sebentar lagi mau hujan

"Satriya... Apa kamu senang hari ini? " Guntur duduk terengah engah karena lelah. Setelah itu Satriya ikut duduk di sebelahnya menatap Guntur

"Aku Senang bisa mencintaimu seperti ini, seperti melihatmu yang menari-nari dengan indah di antara rintik-rintik hujan.
Ketika rindu tengah mengetuk pintu sepiku, hanya kamulah yang datang saat aku membuka pintu." Jawab Satriya

"Hahaha aku tidak menari aku hanya berlari-lari..dan aku baru tahu kamu juga rindu sama aku.. Kirain aku doank yang rindu kamu! " jawab Guntur

"Yaaang.. Bagiku kamu berlari-lari seperti tadi aja membuatku tertegun daripada lihat penari-penari seksi di Bar semalam hahahaa.. "

"Hahahah" Mereka tertawa bersama

"Satriya... Ketahuilah satu hal! " Guntur melihat lekat wajah Satriya. Satriya pun menatapnya
"Aku sangat sangat sangat mencintaimu... Kau telah menggenapkan diriku ada di hatimu, namun tetap saja itu akan terasa ganjil jika kau tak ada. Berjanjilah satu hal Satriya.. Kamu tidak akan meninggalkanku.. Kamu akan selalu jadi miliku! "

The Hot SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang