Volley Kampung

94.7K 1.5K 81
                                    

                  (Ilustrasi Satriya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                  (Ilustrasi Satriya)

Pukul 15.00 WIB, disaat Matahari sudah berada di langit barat Guntur tampak bosan di kamarnya. Akhir-akhir ini dia lebih suka sekolah karena di sekolah ada teman baru nya Satriya dia sendiri bingung entah kenapa dia suka berada di dekat Satriya meskipun Satriya cuwek, dan jutek minta ampun. Tidak ada sikap manis sama sekali kepadanya. Tapi itulah yang membuat Guntur tertarik berteman dengannya. Karena selama ini orang-orang yang mendekatinya karena dia anak orang kaya. Sehingga dia lebih banyak dimanfaatkan teman-teman pergaulan nya. Karena gaya hidup teman-temannya yang banyak mengejar gengsi. Makanya pas awal masuk sekolah barunya dia memilih berdekatan dengan Satriya dibanding teman-teman yang lain yang agresif menawari bangku. Dan lagipula biasanya orang pendiam itu pintar terbukti dengan reputasi Satriya yang jago matematika. Pas sekali dengan Guntur yang lemah di Matematika.

Dibukanya lemari Guntur mengambil satu setel kaos oblong warna orange dan bawahan jins biru sobek-sobek bagian lututnya. Berganti pakaian dia menuju ke garasi. Sebenarnya dia memilili 3 mobil dengan warna berbeda-beda namun dia memilih motor sport nya sebagai teman perjalanan keseharian nya. Keluar dari pintu pagar otomatis dia melaju menuju rumah Satriya. Bodo amat tidak janjian ataupun diundang daripada di rumah dia bosan.

"tok.. Tok.. Tok.. Tok!" Guntur mengetuk pintu Rumah Satriya yang tertutup rapat. Selang beberapa saat.
"krek..! "
"Eh Si Ganteng... Ada apa kesini!?" tanya Ayah Satriya membuka pintu untuknya
"Satriya ada paman? " sambil melongok melihat ke dalam Rumah
"Dia lagi di lapangan kampung ini main Volley dengan kawan-kawan nya" Terang Ayah Satriya
"Di mana itu paman? "
Lalu Ayah Satriya menunjukan arah menuju ke lapangan. Diikutinya petunjuknya hingga sampailah Guntur ke lapangan.

"Prrrrriiiitttttttt!" suara peluit diserrai sorak-sorak ramai penduduk kampung. Guntur berjalan menuju sebuah tribun sebelah barat lapangan yang di sana ia bisa melihat pemandangan permainan volley 3 lawan 3. Satriya fokus bermain dengan setelan celana jin pendek tanpa alas kaki dan atasan orange. Saat bola terlempar ke samping arah barat mata satriya tiba-tiba bertemu dengan Guntur yang sudah duduk di sana sambil senyum tengil Guntur melambaikan tangan ke Satriya.
"Kok kaosnya kembaran sih" batin Satriya
Lalu Satriya datang berbisik ke teman-temannya sesekali melihat ke arah Guntur.
"Hai bro... Yang baju orange!  Sini ikut main! " teriak lawan satriya mengarah ke Guntur. Seperti tak percaya guntur melihat sekelilingnya dan mengacungkan jari ke hidungnya.
"Iya kamu! " teriak para pemain itu.  Tanpa pikir panjang dengan agak ragu Guntur memasuki lapangan disambut sorakan penduduk. Ini adalah pengalaman pertama dia main volley bahkan dia belum pernah pegang bolanya. Ini sama saja pembunuhan karakter nih batin Guntur. Karena aturan mainnya lawan yang kalah dalam set sebelumnya melepas baju. Guntur pun terpaksa melepas kaos orange nya tampak sekali tubuh yang jelas jelas atletis dengan dada yang membusung padat. Bulu ketiaknya tidak terlalu lebat namun sangat indah dan kontras dengan warna kulitnya yang terang.

Sebenarnya Guntur suka olah raga apa sih.. Kenapa bentuk badanya bisa bagus seperti itu? Bahkan lebih berisi dibanding aku yang jelas-jelas sering olah raga badminton dan volley.
"Oke siaaap Satriya servis! " bola volley itu berpindah dari tangan satu ke tangan yang lain ke sisi lawan satu dengan yang lainya. Ternyata Guntur cepat beradaptasi. Namun sering kali tim Guntur kebobolan serangan lawan karena ya jangan ditanya lagi Satriya memang jago main bola volley. Karena gemas dengan Guntur, Satriya menembakan bola ke arah Guntur. Hingga mengenai kepala Guntur dengan sekejap Guntur ambruk dan pingsan.

Orang-orang di sana terkejut begitu pula Satriya. Rasanya tidak mungkin orang sekuat Guntur bisa pingsan.
"Tur bangun tur.. Jangan acting.. Tur bangun gak lucu ah.. Bangun!! " Satriya menepuk-nepuk dan menggoyangkan kepala Guntur tapi Guntimur tidak bangun juga.
"Dia pingsan Sat..! "ucap teman mainnya
"Eh iya... " Satriya mulai gugup dan panik di raba nya saku celana Guntur dia menemukan kunci motornya.
"Tolong ambilin kaos nya bro! " Suruh Satriya ke temanya.  Diambilnya kaos orange yang kembaran dengan yang dikenakannya lalu mereka membopong Guntur ke motornya. Satriya menaiki motor itu dan teman-temannya membantu memposisikan Guntur supaya tidak terjatuh.

"Brrreeemmm.. Breemm" Satriya mengemudikan motor ke arah Rumah nya. Sesekali Satriya melihat wajah Guntur di spion. Tampak Guntur sekejap mengintip terus menutup matanya. "Oh ternyata kamu mau ngerjain aku??okee aku ikutin permainanmu "Gumam Satriya dalam hatinya. Tangan Guntur berada dalam posisi merangkul pinggang Satriya.  Satriya semakin cepat melaju motornya. Sedangkan Guntur masih asik berpura-pura dengan keadaan masih bertelanjang dada. Diendusnya punggung Satriya meskipun lembab basah dengan keringat tapi baunya wangi membuat Guntur nyaman tanpa terganggu dengan bau badannya. Hmmm bau ini sepertinya akan membuat ketagihan bak heroin.

"Itu kenapa nak Guntur? Kamu apain? Ayah terkejut melihat Guntur terkulai tanpa sadarkan diri.
"Anu dia pingsan kecapekan tadi main volley di lapangan!" Satriya berbohong
"Ah mana mungkin badan segede itu pingsan? " tanya Ayah tidak percaya
"Nah itu dia gak mungkin kena bola dikit aja pingsan"batin Satriya
"Yaudah bawa aja dia ke atas ke kamarmu! Ayah bikinin bubur hangat!"

Dengan susah payah Satriya membawa Guntur ke atas sesampainya di ranjang Satriya langsung membanting tubuh kekar itu ke kasur.
"Hassshhh kau ini sangat menyebalkan!" Satriya kesal lalu diambilnya guling dipukul -pukulinnya Ke kepala Guntur.
"Woi bangun kau... Aku tahu kau pura-pura dasar menyebalkan.. Bangun.. Bangun.. " Satriya terus memukuli Guntur.
"Au au auuu sakit tahu auuui.."Guntur bangun seketika dan menghentikan actingnya.
"ampun -ampun yank.. Ampun yank..!"
"manggil apa tadi? Yank.. Yank gundulmu!! "Satriya terua memukuli tubuh itu bertubi -tubi.
"Sat... Kamu apakan temanmu? ...kok kamu jahat gitu lo sama teman sendiri " Ayah Satriya tiba-tiba datang melihat adegan memukul itu.
"Ampun.. Sat.. Paman tolongin Guntur paman.. Anak paman jahat!"teriak Guntur
"Udah-udah Sat hentikan kalian ini seperti anak kecil saja! Guntur ini Paman buatin bubur hangat untuk kamu.. Dimakan yah!  Sat.. Mandi dulu sana! " kata Ayah Satriya

Guntur ke meja ruangan kamar Satriya menyantap bubur buatan Ayah Satriya.
"Hmmm enak banget bubur buatan Ayah mu" Guntur melihat Satriya mandi dengan hanya tertutup tirai. Diletakkan nya mangkok bubur itu lalu berjalan mendekati kamar mandi Satriya.
"Sreeeeeekkkk"
"Eh apa apaan kau ini dasar gila! "Satriya menutup bagian kemaluannya dengan kedua tangannya saat tiba-tiba Guntur membuka tirai penutup kamar mandinya.
"Hahaha ikut mandi donk.. Lengket nih! " Guntur cengengesan tengil.
"Tutup kembali tirai nya atau mau ku hajar? "Jawab Satriya ketus
Dengan wajah melengos Guntur menutup tirainya kembali
"Sreeeeeekk" lalu berjalan melihat -lihat dinding kamar Satriya.

______________________________________
Cuplikan chapter selanjutnya
-_----_-------_------_

"Paman.. Bubur buatan paman enak sekali"
"Kamu suka bubur nya.. Kalau mau nanti kubuatkan lagi yang lebih enak.. Tapi sering -sering mampir sini yah.. Paman bosan tiap hari hanya berdua an saja dengan Satriya. "  Terang Paman
"Paman saya boleh bermalam di sini? "tanya guntur
"Tentu saja kapanpun kamu mau.. Soal Satriya gausah terlalu dipikirkan memang begitu anak nya.

The Hot SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang