15

676 114 9
                                    

TOLONG BANGET. BACA NOTE YANG AKU TULIS PALING AKHIR. DICERMATI YA, SAMA DIPAHAMI^^

***

Haechan, menatap undangan yang berada di dashboard mobil nya. Dia pun mengambilnya dan membacanya.

"Junjung dan Justin.. Aku tidak ingat memiliki teman bernama seperti ini.." Haechan mulai berfikir dan mengingat ngingat siapa pemilik nama ini. "ah aku tidak memiliki teman dengan nama seperti ini."

Tapi tidak lama kemudian, "Oh. Ini pasti milik Hyungseob. Astaga, benar-benar ceroboh."

Haechan yang tadinya baru akan masuk keluar dari mobil nya, kini dia kembali menyalakan mobil nya untuk mengantarkan undangan yang tertinggal ini.

Entahlah, Haechan jadi sangat ingin menemui Hyungseob sekarang, padahal dia baru saja mengantarkan Hyungseob.

"kenapa perasaan ku tidak enak seperti ini? Apa kau baik-baik saja?"

.

.

.


Lelaki manis itu terdiam mencerna apa yang baru saja terjadi menimpa nya.

Apa dia baru saja berakhir dengan Woojin? Tidak. Dia tidak mau berakhir seperti ini dengan Woojin.

Dia sangat mencintai Woojin, dan dia hanya butuh Woojin untuk beberapa bulan lagi. Tapi, kenapa semua nya berlalu begitu cepat? Kenapa semuanya hancur berantakan seperti ini?

Ini benar-benar jauh di luar dugaan Hyungseob.

Isakan pilu memenuhi ruangan itu, Hyungseob tidak pernah serapuh ini. Isakan itu semakin keras. Dan, cairan merah kental itu keluar dari kedua hidung Hyungseob

Sungguh, dia tidak peduli dengan keadaan nya. Dia hanya butuh Woojin untuk selalu ada di sisi nya.

"Aku mohon, maafkan aku Woojinie. Kembali pada ku. Aku mohon –hiks."

Hyungseob jatuh terduduk, dia melipat kaki nya dan menenggelamkan wajah nya di antara kedua lutut nya.

Tanpa memperdulikan darah yang mulai banyak keluar dan menodai baju nya.

"Woojin, aku mohon. Kembali padaku" gumama Hyungseob pilu.

Hyungseob menegakan kepalanya, sakit dikepalanya mulai menyerang.

"a-ahh.. s-sakit.."

hyungseob menjabak rambutnya, berharap rasa sakit itu ilang. Tapi tidak, justru hal itu malah semakin membuat nya sakit. Hyungseob mencoba bangkit, untuk ke nakas dan mengambil obat pereda rasa sakit nya.

Tetapi baru dua langkah Hyungseob berjalan, tiba-tiba tubuh nya limbung. Dan semuanya menjadi gelap.

.


.

.


Haechan sudah berada di depan pintu Apartemen Hyungseob. Dia sudah memencet bel nya beberapa kali, tapi tak kunjung ada jawaban dari dalam sana.

Perasaan nya benar-benar tidak enak sekarang. Dia mencoba mengingat-ngingat password yang pernah diberitau oleh Hyungseob.

Mata nya tiba tiba membola, dan dia langsung memasukan angka itu. Dan tak lama, pintu pun terbuka.

"Hyungse–"

Haechan menahan nafas nya, saat melihat apa yang berada di depan nya. Hyungseob, pingsan dengan banyak noda darah di hidung nya. Serta darah yang mulai mengering di lantai Apartemen nya itu.

regret +jinseob [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang