08

702 70 6
                                    

Hyungseob membuka mata nya perlahan saat dirasakan sinar matahari mulai memasuki celah jendela dan menerpa wajah nya.

Hyungseob menguap dan berkuliat untuk merenggangkan ototnya yang tegang.

Lelaki manis itu pun menghadap kesebelah kiri yang kini terdapat wajah kekasih nya yang tampan terlelap dengan damai nya.

Tangan nya perlahan menyusuri lekuk wajah kekasih yang memiliki gingsul yang membuat siapa saja bisa jatuh cinta dengan nya.

Hyungseob sangat beruntung jika dibandingkan yang lain. Woojin tidak kalah romantis seperti Guanlin, bahkan Woojin sangat bisa menunjukan rasa sayang, posesif, dan rasa ingin melindungi dibandingkan oleh Jinyoung.

Kepekaan Woojin lah yang membuat dia sangat beruntung dalam beberapa hal tersebut.

Air matanya turun perlahan, entah karena apa. Dia benar-benar seperti merasakan sesak didalam dadanya.

Dan, pikiran nya terjatuh semakin dalam, saat dia melihat guratan lelah dari wajah terlelap kekasihnya.

Kenangan masa lalu nya bersama Woojin benar-benar tidak mudah dilupakan begitu saja oleh Hyungseob. Sekalipun dia mendua?

Tentu saja, tidak mudah, mereka sudah bersama-sama sejak menduduki bangku sekolah menengah atas.

Hyungseob sangat ingat dia pertama kali kenal dengan Park Woojin adalah saat mereka berdua bertabrakan di koridor karena saling terburu.

Klasik bukan kisah pertemuan mereka?

Dengan saling menatap satu sama lain saat pertama kali, berkenalan dan mengalami masa pendekatan yang dibilang cukup lama. Karena Park Woojin yang sempat menjadi pengecut untuk mengungkapkan nya pada Hyungseob.

Jika dilihat memang sesimple itu kisah mereka. Tapi tidak dengan menjalani nya, Hyungseob dan Woojin mengalami pasang surut di dalam hubungan nya. Ujian dan berbagai cobaan menghampiri hubungan mereka.

Tapi, hanya kedewasaan serta saling percaya dan bersama-sama berjuang untuk menghadapi masalah hubungan mereka. Itu akan terasa mudah.

Itu yang dirasakan oleh Hyungseob.

Saling kepercayaan, serta berjuang bersama dan pola pikir mereka yang dewasalah yang bisa membuat hubungan mereka awet hingga sekarang.

Tapi Hyungseob tau sekarang dia sangat sangat bodoh karena melakukan hal yang bisa saja menghancurkan hubungan nya.

Itu semua diluar kesadaran Hyungseob.

Tapi, Hyungseob tau dia harus berhenti...

Tapi dia tidak bisa

Dia butuh sandaran saat kekasih nya itu benar-benar sibuk bahkan tak sempat untuk memberi kabar padanya.

Dia jenuh, bosan, dan butuh tempat untuk bersandar dan butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya.

Sesimple itu alasan Hyungseob.

Hyungseob sangat tahu dia berhak sangat disalahkan sepenuhnya. Karena tak bisa berhenti, untuk menghancurkan hubungan nya sendiri.

Dan , dia sangat tahu, hal itu suatu saat akan menyakiti lelaki tampan yang kini sedang memeluknya. 

"aku sangat mencintai mu Woojin, sangat.."














"kau sudah bangun seobie?"

Hyungseob mengerjapkan matanya, lamunan nya buyar saat mendengar suara kekasih nya yang serak efek bangun tidur.

regret +jinseob [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang