18

773 81 25
                                    

ini gak di edit, maaf kalau ada typo dan bikin kalian bingung

×××

Bertemu dengan beberapa adik tingkat nya itu membuat mood nya naik, dan sedikit lupa akan masalah yang menimpa nya.

Jihoon pun yang melihat nya begitu beruntung, setelah melihat Hyungseob yang tertawa bahagia dan sedikit melupakan kesedihan nya itu.

Sekarang Hyungseob sudah kembali ke kamar nya, dan kini dirinya sedang di suapi buah oleh Jihoon.

"Seob, tadi itu Eunsung kan? Adik kelas kita yang seperti kulkas?"

Hyungseob menganggukan kepalanya dan membuka mulutnya saat Jihoon menyuapi buah jeruk itu untuk nya.

Hyungseob menatap Jihoon yang kini masih mengupas jeruk yang lain, dirinya buru-buru menelan buah yang berada dimulut nya, dan memanggil Jihoon.

"Jihoon."

"bagaimana kalau aku tidak berhasil sembuh?"

Jihoon terdiam, bahkan pergerakan mengupas jeruk itu berhenti sejenak.

"Jihoon?"

"kau pasti sembuh." kata Jihoon, lalu dirinya pun melanjutkan kembali mengupas jeruk.

"Jihoon, penyakit ku sudah sangat parah dan sulit untuk disembuhkan." balas Hyungseob, suaranya terdengar sangat lirih

"kau pasti sembuh Hyungseob!" bentak Jihoon, matanya merah menahan air mata. Dia benar-benar tidak mau ditinggal oleh Hyungseob, Hyungseob adalah sahabat nya, sahabat baik nya. Mereka benar-benar melewati masa-masa sulit, senang, sedih bersama-sama. Jihoon sangat tidak rela jika Hyungseob akan dipanggil duluab oleh Sang Maha Kuasa.

Hyungseob menghela nafasnya pelan, dan memeluk Jihoon yang kini sudah menangis. Hyungseob mengusap punggung sahabatnya itu, berusaha menenangkan.

"sshh, sudah jangan menangis. Kau ini, kenapa cengeng sekali?"

"jangan tinggalkan aku," Jihoon membalas pelukan Hyungseob erat, dan Hyungseob merasakan pundaknya basah. Terdengar isakan yang begitu pilu yang keluar dari Jihoon.

Hyungseob tidak menjawab, dirinya hanya bisa memeluk erat Jihoon saat ini.

.

.

.


Kondisi Hyungseob benar-benar melemah. Jihoon melihat sendiri saat Hyungseob benar-benar kesakitan. Berusaha tersenyum, padahal dirinya benar-benar kesakitan.

Park brengsek Woojin yang telah membuat Hyungseob seperti ini.

Jihoon mengepalkan tangan nya marah. Dia bingung, haruskah dia memberi pelajaran kepada Woojin atas perbuatan nya? Tapi Jihoon tidak tahu apa-apa tentang permasalahan nya.

Dirinya kini sedang berada di luar kamar Hyungseob, dan menatap Hyungseob yang sedang di kelilingi oleh perawat dan dokter.

Tidak, dia benar-benar tidak tega jika harus melihat Hyungseob seperti ini.

"Jihoon?"

Jihoon mengalihkan pandangan nya pada seorang wanita yang baru saja memangil dirinya.

"oh? Kyulkyung noona?"

Kyulkyung, wanita itu tersenyum saat Jihoon membungkukan badan nya hormat.

"bagaimana keadaan Hyungseob?"

regret +jinseob [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang