16

758 97 31
                                    

Vote dan coment! Jangan lupa

Happy reading...

***

"Jihoon?"

Jihoon yang tadinya terfokus pada Hyungseob, kini mengalihkan pandangan nya pada lelaki berjas putih ala dokter yang baru masuk kamar inap Hyungseob.

Sudah terhitung Jihoon duduk ditempat yang sama selama satu hari. Bahkan hanya bangkit dari duduk nya itu jika dia ingin ke kamar mandi.

"Mark Lee.... Jelaskan padaku!" kata Jihoon pelan namun tegas, netra nya terfokus dengan tajam pada sepupu sahabat nya itu.

Mark hanya bisa menghela nafas nya, dengan terpaksa dia pun memberitahu apa yang sebenarnya terjadi.

"dia mengidap penyakit kanker ganas. Sudah sejak beberapa bulan yang lalu. Dan, kanker itu sekarang telah menyebar ke seluruh tubuh nya."

Jihoon menatap Mark tidak percaya, dan setelah itu mendengus dan tersenyum sinis, "jangan bercanda disaat yang seperti ini."

"aku tidak pernah main-main jika tentang penyakit seseorang Jihoon-ssi."

Jihoon terdiam setelah nya. Pikirannya kosong, entah lah. Semua mendadak blank begitu saja.

"dia belum pernah se-drop ini. Jika dia sudah benar-benar drop seperti ini, berarti ada masalah yang menimpa nya begitu besar. Dan aku tidak mengetahui apa masalah yang menimpa nya. Dia tidak pernah bercerita. Tapi aku yakin ini ada hubungan nya dengan Park Woojin" Mark menghampiri Hyungseob yang tertidur dengan damai, dan dia mulai memeriksa keadaan Hyungseob, untuk mengetahui perkembangan nya. Dan, setelah itu wajah Mark benar-benar murung sekarang,

"ada apa?" tanya Jihoon saat menyadari perubahan raut wajah Mark.

Mark menghela nafas dan menggelengkan kepalanya, "belum ada perkembangan apapun."

Jihoon menghela nafas nya. "Park brengsek Woojin! Kau akan menyesal sialan!" gumam Jihoon.

Mark menghela nafasnya, "jangan beritau Woojin tentang ini. Dia melarang nya,"

Jihoon diam sebentar, dan tak lama dia pun menganggukan kepalanya.

"tolong jaga Hyungseob, masih banyak pasien yang harus aku tangani. Haechan akan bergantian menjaga disini." setelah mengucapkan itu Mark pun pergi dari sana

Ruangan itu kembali hening, meninggalkan Jihoon dan Hyungseob berdua. Seonho yang sedang kuliah, serta Jinyoung dan Guanlin yang sedang menghadiri rapat penting.

"dia akan menyesali ini Hyungseob. Percayalah padaku." gumam Jihoon pelan sembari menggenggam tangan Hyungseob.

.

.

.

"Hyungseob, makan lah. Kau ini susah sekali sih hanya membuka mulut, kunyah, dan telan!" pekik Jihoon kesal, pasalnya lelaki manis ini malah semakin menutup mulut nya saat sendok itu sudah berada di depan mulut nya untuk memberikan bubur yang sama sekali tidak Hyungseob suka.

Ya, Hyungseob sudah sadar sejak beberapa minggu yang lalu, tepat nya saat Jihoon meraung nangis karena sudah hampir seminggu lebih Hyungseob tidak bangun dan itu membuat Jihoon meraung nangis dengan kencang.

Dan tak lama dari situ, Hyungseob bangun dan membuat tangisan Jihoon berhenti. Ya meskipun keadaan Hyungseob masih dikategorikan lemah, bahkan meskipun naik dan itu akan kembali turun.

regret +jinseob [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang