19

1.2K 78 6
                                    

Haii ?

***

Woojin berlari di koridor rumah sakit, mencari dimana letak kamar kekasih nya.

Dia benar-benar merasa sangat brengsek sekarang. Bukan, bukan merasa lagi. Dia memang brengsek, Woojin mengakui itu.

Kenapa dia tidak mendengar penjelasan kekasih nya itu terlebih dahulu? Kenapa pula dia harus tergoda akan rayuan Sohye? Harusnya dia sadar saat Hyungseob mimisan.

Banyak kata-kata harusnya yang keluar dari hati Woojin, Woojin merutuki kebodohan nya.

Setelah mendengar penjelasan Kyulkyung, dengan secepat kilat dia langsung melesat ke rumah sakit. Mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata, dengan tanpa bersalah hampir membuat kecelakaan lalu lintas.

Masa bodo dengan semua nya, dia hanya ingin menemui Hyungseob. Hyungseob nya.

Hyungseob nya?

Bukankah mereka sudah putus?

Woojin tertawa dalam hati, mengingat kalau dia sudah putus dengan Hyungseob. Kesalahan bodoh dan kesalahan terbesar nya.

Ah, Woojin ingat. Harusnya saat dia melihat Hyungseob di cium lelaki China itu, Woojin menghajar nya hingga mati. Harusnya, tapi sekarang kenapa Woojin baru kepikiran? Woojin kembali merutuki kebodohan nya.

"Hyungseob dia menderita penyakit kanker. Hidup nya tak akan lama lagi."

"dia sudah menderita sejak lama, tapi dia tidak memberitahu kita semua."

"keadaan nya sangat lemah, karena dia memiliki tekanan batin serta pikiran."

"senyuman nya benar-benar palsu Woojin."

"dan, itu semua karena mu!"

Kata-kata yang diberikan oleh Kyulkyung dan Jihoon benar-benar terngiang di kepalanya.

Air mata Woojin keluar tanpa di perintah, nafas nya memburu.

Langkah kaki itu berhenti tepat di depan pintu yang di tempati oleh kekasih nya.

Woojin mengintip dari kaca pintu, dan melihat Hyungseob yang sedang memandang kearah luar dengan pandangan kosong. Tubuh nya sangat kurus dan pucat.

"apa yang sudah ku lakukan?" bisik Woojin menahan tangisan nya, dengan menutup mulut nya.

Woojin dengan cepat membuka pintu itu, dan membuat sang pemilik kamar menolehkan kepalanya dan tersenyum.

Tapi senyuman itu tak bertahan lama,

"Jihoon, kau suda–" ucapan Hyungseob berhenti, saat melihat siapa yang berada di depan nya.

Park Woojin, dengan keadaan yang sangat berantakan. Dada Hyungseob bergemuruh, detak jantung nya berdetak tidak karuan saat melihat wajah yang sangat dia rindukan.

Air mata nya turun begitu saja, saat melihat mantan kekasih nya berada di depan pintu.

Hyungseob tersenyum getir. "Woojin? d-dimana Jihoon?"

Woojin dengan langkah lebar menghampiri Hyungseob, dan memeluk tubuh kurus itu dengan erat. Seakan takut kehilangan.

"Maaf, maafkan aku Hyungseob. Aku benar-benar minta maaf, aku tidak tahu aku sebodoh ini, aku brengsek, aku biadab. Maaf, maafkan aku Hyungseob, maaf." Woojin menangis keras disana, menyembunyikan wajah nya di pundak kecil Hyungseob. Menyampaikan berbagai permintaan maaf kepadanya.

Hyungseob, yang menerima serangan Woojin seperti ini terkejut bukan main. Tangan nya bergerak perlahan untuk memeluk lelaki tampan itu, Hyungseob menangis saat melihat lelaki yang dia sayang serapuh ini. Hyungseob belum pernah melihat Woojin seperti ini sebelum nya.

regret +jinseob [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang