"Kau baik-baik saja?"
Ayah mengampiriku yang tengah berdiri di balkon apartemen kami. Aku masih sibuk menatap papan iklan besar yang menampilkan sosok model terkenal negara ini. Siapa lagi kalau bukan Krystal Jung. Aku mengidolakannya sejak aku berada di tahun akhir sekolah menengah pertamaku.
Aku menggeleng pelan menjawab pertanyaan ayah. Ayah memang bukan seseorang yang gampang untuk dibohongi. Aku menyerah ketika ayah menatapku serius.
"Aku ingin pergi ke fansign Krystal Jung minggu depan dan aku tahu pasti ayah tidak akan pernah mengijinkanku."
"Darimana kau bisa menyimpulkan hal itu?"
"Ayah akan mengijinkanku?"
aku sontak bersorak senang."Tentu saja, minggu depan ulangtahunmu, jadi anggap saja itu adalah hadiah dari ayah. Ayah tidak percaya bahwa putri ayah yang satu ini akan berumur 17 tahun."
"Ayah tidak senang?"
"Bukan begitu, hanya saja waktu terasa begitu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin ayah melihatmu belajar berjalan dan sekarang kau sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik."
"Ayah..." ucapku menahan tangis.
"Kemari, kau ingin ayah peluk?"
Aku mengangguk, mendekat dan berakhir di pelukan ayah.
"Di dunia ini tidak ada yang lebih hangat dari pelukan ayah."
Ayah tertawa mendengar ucapanku, terdengar berlebihan memang tapi itu benar adanya. Hanya ayah yang aku punya di dunia ini. Ibu? Entah siapa yang bisa aku anggap ibu. Ayah sama sekali tidak pernah membahas tentang ibu, yang kuingat hanya ibu yang pergi meninggalkan kami setelah aku lahir.
Beberapa kali pernah terpikir untuk menanyakan perihal ibu kepada ayah, tetapi itu sama saja akan membuka luka lama untuk ayah. Semakin dewasa aku semakin sadar bahwa sebaiknya memendam pertanyaan itu untuk kebaikan kami. Kurasa baik-baik saja kalau tidak ada ibu, toh selama ini aku dibesarkan sendiri oleh ayah.
Ayah itu segalanya, berperan sebagai ayah yang sebenarnya, menjadi ibu, teman, sahabat, guru dan berbagai peran penting lainnya untukku.
"Mau tidur? Ini sudah larut malam."
Aku mengiyakan pertanyaan ayah, mengikuti langkahnya yang menuntunku masuk ke dalam kamar. Kamarku sendiri tidak terlalu besar karena ayah sendiri hanya mampu menyewa apartemen kecil untuk tempat kami tinggal.
Bisa dilihat kalau kamarku penuh dengan foto polaroid idolaku, siapa lagi kalau bukan Krystal Jung. Ayah tidak pernah melarangku menghias kamarku dengan foto-foto idolaku, itu tidak masalah asalkan aku tetap menjalankan kewajibanku untuk belajar. Selama ini aku menjadikan Krystal Jung sebagai panutan. Aku suka menggambar, menuangkan minatku untuk mendesain berbagai macam busana. Suatu hari nanti, aku ingin Krystal Jung memeragakan hasil karyaku di atas catwalk. Membayangkannya saja sudah membuatku senang.
Ayah memintaku untuk berbaring, ia lantas menyelimutiku hingga batas dada.
"Selamat malam ayah.""Selamat malam putri ayah, mimpi indah." ucapnya sambil mendaratkan kecupan singkat dikeningku.
Ya kuharap juga begitu, berharap bahwa malam ini aku akan bermimpi sesuatu yang indah. Mungkin tidak ada salahnya jika aku meminta Krystal Jung untuk datang ke dalam mimpiku.
Bisa kau tebak kalau malam ini Krystal Jung benar-benar datang di dalam mimpiku. Aku bermimpi bahwa ia datang menjemputku dan mengatakan sesuatu yang tak pernah aku bayangkan.
"Oh Chaeyeon, ini aku ibumu."
*****
Cast
Oh Sehun
Krystal Jung
Oh Chaeyeon
******
Hai, untuk mengisi waktu luang akhirnya aku membuat ff ini.
Aku sengaja bikin ini pendek karena kalo aku buat seperti biasanya aku takutnya malah gak bisa update cepet. Btw panjang tiap chapternya kira-kira 500 kata. Kalo ceritaku yang lain biasa aku buat perchapternya 1000 kata.Cerita ini sudah ada versi Yoonhunnya dengan judul yang sama. Yang versi Sestal aku rubah sedikit.
Semoga kalian suka.
Lanjut atau tidak?
sstiff - 2018